Advertisement
Peneliti Israel Temukan Vaksin Pfizer Picu Kelainan Darah Langka
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti Israel ditemukan bahwa vaksin Pfizer Covid-19 meningkatkan kemungkinan mengembangkan penyakit darah langka thrombotic thrombocytopenic purpura (TTP).
Para peneliti di Institute of Hematology di Shamir Medical Center melihat peningkatan mendadak pada TTP (di negara tersebut empat kasus terdeteksi dalam satu bulan dibandingkan dengan dua atau tiga kasus per tahun.
Advertisement
Buktinya berupa “hubungan kronologis” antara vaksinasi pasien dengan timbulnya gejala TTP. Mereka menekankan bahwa ini adalah pasien baru dan pasien yang penyakitnya meningkat setelah masa remisi yang lama.
TTP adalah penyakit autoimun parah yang menyebabkan terbentuknya bekuan darah di beberapa organ tubuh. Gejalanya meliputi kelemahan, kelelahan, gangguan neurologis, perdarahan, dan nyeri dada.
Diagnosis dini dan perawatan terkini telah meningkatkan peluang pemulihan pasien dari 10 persen di masa lalu menjadi 80 persen saat ini.
Kekhawatiran tentang kemungkinan hubungan antara TTP dan vaksin COVID-19 telah meningkat menyusul peningkatan insiden penyakit darah di Israel, dari dua menjadi tiga kasus per tahun menjadi empat dalam satu bulan. Demikian dilansir dari Xinhua.net.
Menurut rumah sakit, para peneliti kemudian menemukan hubungan kronologis antara vaksinasi dan timbulnya gejala penyakit.
Menyusul temuan, rumah sakit meminta pasien TTP yang pulih untuk divaksinasi hanya di bawah izin medis khusus dan menjalani tindak lanjut klinis dan laboratorium yang ketat setelah vaksinasi.
Waspada
Mereka juga menyarankan orang sehat tetap waspada setelah menerima tusukan dan mencari perhatian medis segera jika terjadi gejala TTP.
"Dokter dan pasien perlu waspada terhadap gejala klinis: kelemahan, kelelahan, gangguan neurologis, perdarahan, dan nyeri dada," kata tim tersebut dalam rilisnya.
Seorang juru bicara rumah sakit menekankan bahwa temuan awal ini seharusnya tidak menghalangi orang untuk melakukan vaksinasi.
Kementerian Kesehatan saat ini sedang mengevaluasi data penelitian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
Advertisement
Tabrak Pohon, Warga Bantul Meninggal Dunia di Jalan Paris-Panggang
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Rangkaian Acara Waisak 2024 di Candi Borobudur, Masyarakat Dapat Menyaksikannya
- Komandan KKB Petrus Pekei Ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz 2024
- Update Kasus Enzy Storia dan Bea Cukai, Penjual Tas Tak Mencantumkan Harga Sebenarnya
- Gunung Semeru Alami 6 Kali Letusan Pagi Ini
- PPP Dukung Khofifah di Pilgub Jawa Timur
- Jumlah Kementerian Bertambah dari 34 Jadi 40, Yusril: Masih Wacana, Belum Resmi
- Mutu Jalan Tol MBZ Dituding Berada di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola
Advertisement
Advertisement