Advertisement
Kurangi Kerumunan, BIN Gulirkan Vaksinasi Door to Door
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Pemerintah melalui berbagai lembaga negara terus menggulirkan program vaksinasi Covid-19 demi mencapai herd immunity. Badan Intelijen Negara (BIN) misalnya menggulirkan program vaksinasi door to door yang diadopsi dari Eropa dan Afrika.
Vaksinasi ini telah dilakukan di beberapa daerah di Indonesia Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Kalimantan Timur, Riau, dan Sulawesi Selatan. Pada Rabu (21/7/2021) menyasar vaksinasi door to door di wilayah Jawa Tengah.
Advertisement
BACA JUGA : Vaksinasi Sasar 26% Penduduk Gunungkidul
Kepala BIN Jenderal Polisi (Purn.) Profesor Budi Gunawan menjelaskan vaksinasi door to door dilakukan dengan menyasar langsung ke permukiman warga dengan basis rumah tangga. Hal ini dilakukan karena klaster rumah tangga cenderung meningkat tajam di beberapa daerah seperti Jawa Tengah.
“Selain itu pertimbangannya adalah perumahan padat penduduk dan masih minim terjangkau program vaksinasi karena keterbatasan akses mereka dan pemberlakuan PPKM Darurat, sehingga mereka takut keluar rumah untuk mengatasi atau mendatangi kerumunan,” kata Budi Gunawan.
Ia menambahkan BIN mengadopsi sistem door to door ini dari beberapa negara, seperti di Afrika, Eropa, termasuk Amerika Serikat yang memberikan kemudahan vaksinasi dengan langsung menuju titik masyarakat yang dibutuhkan.
Menurutnya program vaksinasi door to door ini paling efektif, bisa menjangkau sampai 59% hingga 70% masyarakat secara keseluruhan di beberapa negara yang sudah menerapkan. Harapannya efektivitas jangkauan itu juga terjadi di Indonesia, sehingga terus dilakukan secara berkelanjutan.
BACA JUGA : Potret Susahnya Dapat Vaksin Covid-19 di Jogja, Antre Pukul
“Kami menyasar titik yang merupakan daerah spot merah, tapi angka vaksinasi masih minim,” katanya.
Budi mengimbau agar masyarakat Indonesia tidak termakan hoaks vaksinasi di medsos yang kerap bermunculan. Bahkan ada yang membuat seolah Covid-19 tidak nyatam padahal jelas memakan banyak korban. Kondisi hoaks tersebut, kata dia, tidak hanya terjadi di Indoneia, namun juga beberapa negara.
“Semua harus pro aktif untuk divaksin, dengan vaksinasi paling tidak bisa mencegah dari kematian dan memperbesar kemungkinan bisa sembuh. Karena WHO menegaskan pandemi ini masih panjang dan berujung menjadi penyakit musiman, oleh karena itu, kita harus terus mengantisipasi,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Biar Nggak Kepanasan Naik Trans Jogja Saja, Cek Rutenya di Sini
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement