Advertisement
Varian Delta Disebut Salah Satu Penyakit Pernapasan Paling Menular dan Agresif yang Pernah Ada
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Varian delta B.1.167.2 adalah salah satu penyakit pernapasan paling menular yang pernah dilihat oleh para ilmuwan, demikian disampaikan direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Kamis (22/7/2021).
Varian yang diketahui sebagai penyebab dibalik ledakan kasus infeksi yang terjadi di India beberapa waktu lalu ini sangat menular. Ini dikarenakan orang yang terinfeksi strain delta dapat membawa hingga 1.000 kali lebih banyak virus di saluran hidung mereka daripada mereka yang terinfeksi dengan strain ahli, menurut data terbaru.
Melansir CNBC, Jumat (23/7/2021), direktur CDC dr Rochelle Walensky mengatakan varian delta lebih agresif dan jauh lebih menular daripada strain yang beredar sebelumnya.
“Ini adalah salah satu virus pernapasan paling menular yang kami ketahui, dan yang telah saya lihat dalam 20 tahun karir saya,” katanya.
Varian delta telah menyebar dengan cepat ke seluruh AS, terhitung lebih dari 83 persen dari kasus berurutan di AS saat ini, naik dari 50 persen pada 3 Juli.
Rata-rata tujuh hari kasus baru naik sekitar 53 persen dari minggu lalu, saat ini di 37.674 kasus baru per hari. Rawat inap naik 32 persen dari minggu lalu sekitar 3.500 per hari dan kematian juga meningkat 19 persen dalam jangka waktu yang sama menjadi sekitar 240 per hari.
“Virus ini tidak memiliki insentif untuk berhenti, dan tetap mencari orang yang rentan berikutnya untuk menginfeksi,” kata Walensky.
Virus ini menyerang negara bagian AS dengan tingkat vaksinasi rendah, sementara negara bagian dengan tingkat vaksinasi tinggi mengalami tingkat kasus baru yang lebih rendah.
BACA JUGA: 337 Korban Tewas dalam Kerusuhan Politik di Afrika Selatan
Tiga negara bagian, Florida, Texas dan Missouri, dengan tingkat vaksinasi rendah menyumbang 40 persen dari semua kasus baru secara nasional, kata Tsar Covid Gedung Putih Jeff Zients. Florida sendiri menyumbang 1 dari 5 dari semua kasus baru di AS untuk minggu kedua berturut-turut.
Di rumah sakit di seluruh negeri, 97 persen orang yang dirawat dengan gejala Covid tidak divaksinasi, dan 99,5 persen dari semua kematian akibat Covid juga termasuk yang tidak divaksinasi.
Dalam seminggu terakhir, lima negara bagian dengan jumlah kasus tertinggi memiliki tingkat orang yang baru divaksinasi lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional.
“Kita berada pada momen penting lainnya dalam pandemi ini, dengan kasus meningkat lagi dan beberapa rumah sakit mencapai kapasitasnya di beberapa daerah, kita perlu bersatu sebagai satu bangsa,” kata Walensky.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Taruna STIP Jakarta Meninggal karena Dianiaya, Kemenhub Ikut Investigasi
- KKB Kembali Berulah, Serang Gereja dan Rampas Ponsel Warga Papua
- Balas Serangan Roket Hamas yang Tewaskan 3 Tentara, Israel Bombardir Rafah
- Makan dan Bayar Seenaknya di Warteg, Pria Ini Ditangkap Polisi
- PAN Buka Peluang Eko Patrio hingga Anak Zulhas Jadi Cagub di Pilkada DKI Jakarta
- Soroti Kurangnya Dokter Spesialis di Indonesia, Jokowi Kaget: Masih Kurang 29.000
- AstraZeneca Diduga Picu Pembekuan Darah, BPOM Sebut Vaksin Sudah Tidak Beredar di Indonesia
Advertisement
Advertisement