Advertisement

Bumi Akan Dilenyapkan Matahari, Kehidupan Baru Mungkin Muncul

Jessica Gabriela Soehandoko
Jum'at, 23 Juli 2021 - 20:47 WIB
Budi Cahyana
Bumi Akan Dilenyapkan Matahari, Kehidupan Baru Mungkin Muncul Planet Matahari - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Spesies manusia busa bertahan karena perisai magnet Bumi dari angin Matahari. Namun, penelitian menunjukan bahwa perisai planet kita mungkin tidak selalu kuat.

Perisai magnet Bumi membelokkan dan menghancurkan angin paling keras sekalipun yang menghantam bumi, termasuk angin matahari sehingga angin yang kita rasakan cenderung hangat tidaklah panas. Tetapi penelitian baru menunjukkan bahwa perisai magnet planet kita kekuatannya memudar, dan angin matahari semakin kuat.

Advertisement

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan 21 Juli di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society, sebuah tim astronom menghitung bagaimana intensitas angin Matahari akan berevolusi selama 5 miliar tahun ke depan yakni ketika bintang kehabisan energi. Pada saat itu, angin Matahari akan menjadi sangat kuat sehingga akan mengikis perisai magnet Bumi.

Miliaran tahun dari sekarang, Matahari akan kehabisan hidrogen yang memicu reaksi nuklir di intinya. Akibatnya Matahari akan menjadi raksasa bola merah besar, yang radiusnya meluas jutaan mil di luar batasnya saat ini.

Menurut NASA, Saat atmosfer luar Matahari mengembang, ia akan menembus setiap planet yang dilaluinya. Merkurius dan Venus hampir pasti akan dilenyapkan, dan juga termasuk Bumi.

Setelah satu miliar tahun atau lebih ekspansi, Matahari akan runtuh menjadi katai putih keriput dan samar-samar membara selama beberapa miliar tahun.

Jika Bumi berhasil bertahan dari transformasi dahsyat Matahari menjadi raksasa merah, maka Bumi akan berbeda dengan apa yang kita rasakan sekarang. Menurut NASA, Saat inti matahari berkontraksi, tarikan gravitasinya pada planet-planet akan melemah dan menyebabkan planet apa pun yang tidak tertelan melayang sekitar dua kali lebih jauh dari matahari seperti sekarang, dan radiasi Matahari raksasa merah juga akan jauh lebih intens daripada sekarang.

Dalam meneliti mengenai seberapa kuat radiasi tersebut dan apakah magnetosfer Bumi dapat bertahan, para peneliti memodelkan angin dari 11 jenis bintang yang berbeda dengan massa bervariasi dari satu hingga tujuh kali massa matahari.

Hasilnya, dalam model magnetosfer masing-masing planet selalu "dihancurkan" oleh intensitas angin satu-satunya cara bagi sebuah planet untuk mempertahankan medan magnetnya sepanjang seluruh perjalanan evolusi bintang adalah jika planet itu memiliki medan magnet lebih dari 1.000 kali lebih kuat dari Bumi.

Dengan kata lain, sangat tidak mungkin bahwa kehidupan di planet mana pun dapat bertahan dari dampak Matahari raksasa tersebut. Penelitian tersebut juga berimplikasi pada pencarian kehidupan di luar bumi. Beberapa astronom berpikir bahwa bintang katai putih berpotensi menampung planet yang dapat dihuni di orbitnya, sebagian karena bintang "mati" ini tidak menghasilkan angin matahari.

Jadi, jika kehidupan memang ada di planet mirip Bumi di sekitar bintang katai putih, maka kehidupan itu pasti berevolusi setelah fase Matahari menjadi raksasa merah itu berakhir yakni ketika Matahari mengerut dan mematikan angin kencangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Kelestarian Lingkungan, Pemda DIY Mulai Terapkan Program PBJ Berkelanjutan

Jogja
| Kamis, 28 Maret 2024, 16:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement