Advertisement

35 Kampus Tegaskan Belum Siap Gelar Kuliah Tatap Muka

Akbar Evandio
Sabtu, 25 September 2021 - 22:37 WIB
Budi Cahyana
35 Kampus Tegaskan Belum Siap Gelar Kuliah Tatap Muka Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Indonesia Jamal Wiwoho mengatakan rata-rata para pimpinan kampus belum siap menggelar perkuliahan dengan skema tatap muka.

"Sebanyak 35 rektor rata-rata mengatakan belum siap, ada juga yang mengatakan pada Oktober, ada yang mengatakan semester depan baru berani membuka kampus," ujarnya lewat diskusi virtual, Sabtu (25/9/2021).

Advertisement

Perguruan tinggi sebenarnya dapat melakukan pembelajaran tatap muka terbatas (PTM-T) untuk tingkat perguruan tinggi secara hibrida atau campuran.

Jamal yang juga merupakan Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengatakan bahwa UNS telah membuka kampus sejak 6 September 2021.

Oleh sebab itu, dia mengaku telah memberikan saran kepada universitas-universitas lain agar bersama-sama memberanikan diri untuk membuka perkuliahan dengan prinsip bersyarat dan bertahap.

Guru Besar Ilmu Hukum UNS ini juga menjelaskan penyelenggaraan kuliah tatap muka di kampusnya memang dilakukan dengan terbatas. Bahkan, tidak semua fakultas mengadakan PTM.

"Bisa untuk dicoba [membuka] 3 fakultas maksimal 4 fakultas [terlebih dahulu] untuk PTM dengan jumlah mahasiswa 20 orang. Jika levelnya [PPKM] makin turun, maka bisa ditambah terus kapasitasnya," tuturnya.

Selain itu, dia menyarankan fakultas yang dibuka, institusi dapat membuka fakultas yang memiliki jarak yang berjauhhan. Hal ini dilakukan agar peserta didik lebih aman untuk menjaga jarak.

“Perlu koordinasi antar fakultas agar dapat berjalan dengan lancar. Maksimal kampus membuka dua mata kuliah," katanya.

Dia menyebutkan, alasan UNS menyelenggarakan PTM-T adalah untuk mencegah peserta didik mengalami kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (lost learning).

Penyebabnya, dia menilai pendidikan di Indonesia dalam menjalankan skema Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) masih tertinggal dari negara lain dan dianggap masih kurang efisien.

Selain itu, dia menyarankan langkah lain yang bisa dilakukan adalah melakukan percepatan vaksinasi tenaga dosen, kependidikan, dan mahasiswa, kesiapan sarana prasarana pembelajaran agar berjalan dengan baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Disperindag DIY Gelar Pasar Murah di Banyuroto Kulonprogo

Kulonprogo
| Selasa, 07 Mei 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk

Wisata
| Sabtu, 04 Mei 2024, 09:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement