Advertisement
Belum Penuhi Syarat, Pendaftaran Vaksin Sputnik V Ditunda
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan proses pendaftaran penggunaan darurat untuk vaksin produksi Rusia, Sputnik V ditunda dulu sambil menunggu beberapa data dan prosedur hukum yang diharapkan “segera diselesaikan”.
“Kami bekerja hampir setiap hari dengan Kementerian Kesehatan Rusia untuk mengatasi masalah yang tersisa yang harus dipenuhi oleh Dana Investasi Langsung Rusia,” ujar Mariangela Simao, Asisten Dirjen WHO untuk Akses Obat dan Produk Kesehatan seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (14/10/2021).
Advertisement
Simao mengatakan bahwa segera setelah kesepakatan tercapai, WHO akan memproses pendaftaran tersebut dan menilai data yang diajukan. WHO juga akan melanjutkan inspeksi lokasi manufaktur di Rusia.
“Semua pengajuan vaksin Covid-19 yang ada pada kami ditangani dengan cara yang sama,” katanya, akan tetapi dia tidak memerinci batas waktu kapan proses pencatatan dapat diselesaikan.
Menteri Kesehatan Rusia Mikhail Murashko awal bulan ini mengatakan, bahwa semua hambatan untuk mendaftarkan vaksin ke WHO telah dibereskan, dan hanya beberapa dokumen yang harus diselesaikan.
Di Rusia, penerimaan vaksin berjalan lambat dan ketidakpercayaan terhadap pihak berwenang tinggi dan juga ada ketakutan akan produk medis baru. Hanya 33 persen di Rusia yang telah divaksinasi lengkap.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, bahwa Rusia perlu mempercepat kampanye vaksinasi setelah negara itu mencatat 973 kematian terkait Virus Corona pada Selasa (12/10/2021).
Angka itu merupakan jumlah korban satu hari tertinggi sejak dimulainya pandemi. Secara total, Rusia telah mencatat lebih dari 7,7 juta kasus dan lebih dari 426.000 kematian.
Sementara itu, Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF) kemarin menyatakan vaksin Sputnik Light menunjukkan efektivitas 70 persen terhadap varian Delta tiga bulan setelah injeksi.
Data yang dikirimkan oleh pengembang, Institut Gamaleya ke server pra-cetak medRxiv akan menjalani proses tinjauan sejawat. Data diambil dari 28.000 peserta yang menerima dosis Sputnik Light. Selanjutnya, dibandingkan dengan kelompok kontrol yang terdiri dari 5,6 juta orang yang tidak divaksinasi.
Sejumlah negara sedang menyebarkan atau mempertimbangkan untuk memberikan dosis ketiga vaksin Pfizer atau Moderna sebagai booster ke beberapa populasi mereka.
Mereka yang menerima penguat vaksin itu terutama yang memiliki sistem kekebalan yang lemah dan orangtua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Direktur Program Trans 7 Ramaikan Bursa Pilkada Gunungkidul 2024
- Termasuk Claudia Scheunemann, Ini 23 Pemain Garuda Pertiwi di AFC Women's Cup
- Diantar Puluhan Pendukung, Roy Saputra Ambil Formulir Pendaftaran Cawawali Solo
- Selamat! Ipswich Town Promosi ke Premier League, Foto Elkan Baggott Terpampang
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Harga Tiket Rp20.000, Begini Cara Membeli Tiket KA Bandara YIA
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dukung Semangat Kolaborasi Demi Masa Depan UMKM Indonesia, Ini yang Dilakukan Astra
- LPS Gandeng DepositoBPR by Komunal Gelar Edukasi Finansial Untuk Karyawannya
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
Advertisement
Advertisement