Advertisement
Pintu Internasional Dibuka Untuk Pariwisata, Ini Alasannya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Center for Indonesia Policy Studies (CIPS) menilai pemerintah memang perlu membuka kembali pintu internasional untuk kebutuhan pariwisata.
Peneliti dari Center for Indonesian Policy Study (CIPS) Andree Surianta menjelaskan langkah tersebut layak dilakukan, karena Bali dan Kepulauan Riau telah memiliki coverage vaksinasi yang lumayan tinggi.
Advertisement
Selain itu, negara-negara lain pun sudah mulai mencoba membuka international tourism sehingga Indonesia memiliki sejumlah contoh kasus yang dapat menjadi rujukan dalam melakukan antisipasi ke depan.
“Asal prosedurnya dijalankan dengan konsisten seharusnya keadaan bisa terjaga dengan baik. Jadi karantina mesti benar-benar dilakukan dan hasil negatif RT-PCR saat masuk dan keluar karantina juga sangat perlu ditegakkan. Jangan sampai ada yang bocor atau lolos karantina atau tidak dites saat keluar karantina,” tuturnya, Kamis (13/10/2021).
Sekadar informasi, Pemerintah menetapkan pintu masuk internasional untuk pelaku perjalanan dengan tujuan wisata hanya di Bali dan Kepulauan Riau, dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.
Hal tersebut terungkap dalam beleid anyar yang dikeluarkan oleh Satgas Penanganan Covid-19 berupa SE No.20 Tahun 2021 tentang Protokol Kesehatan Perjalanan Internasional pada Masa Pandemi Covid-19.
Namun, Andree melanjutkan untuk pelaku perjalanan, maka diharapkan hanya wisatawan yang sudah divaksin -paling tidak sekali- yang boleh datang ke Indonesia. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia belum sepenuhnya mendapatkan vaksin sehingga perlu dijaga stoknya.
“Kalau wisatawan asing memang bisa divaksin di Indonesia, mereka dapat vaksin yang mana? Kalau bisa tentu jangan mengambil jatah masyarakat Indonesia,” katanya.
Dia juga menyarankan, sebaiknya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bekerja sama dengan Kementerian di 19 negara yang diperbolehkan masuk ke Indonesia untuk meminta izin akses ke sistem pencatatan vaksinasia, sekedar untuk mengecek status vaksinasi pelancong dari negara bersangkutan.
“Hal terakhir yang perlu diingat bahwa kebijakan ini harus fleksibel. Jika ternyata terjadi lonjakan kasus, maka pemerintah tidak boleh ragu menutup pintu lagi sampai keadaan aman. Kapasitas testing-dan-tracing di Bali dan Kepri pun harus sangat ditingkatkan supaya kalau ada kasus bari cepat ditemukan dan segera diisolasi,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
Advertisement
Advertisement