Advertisement
WHO Umumkan Jumlah Perokok di Dunia Turun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA–Jumlah perokok di dunia terus menurun dalam beberapa tahun terakhir.
Dalam sebuah laporan baru, WHO mengatakan pada tahun 2020 terjadi penurunan jumlah pengguna tembakau, menjadi sekitar 1,30 miliar orang, dimana dua tahun sebelumnya terdapat sekitar 1,32 miliar orang yang menggunakan tembakau secara global.
Jumlah itu diperkirakan akan berkurang menjadi 1,27 miliar pada tahun 2025, menunjukkan penurunan sekitar 50 juta pengguna tembakau selama periode tujuh tahun, bahkan ketika populasi global telah membengkak.
Sementara hampir sepertiga dari populasi global di atas usia 15 tahun menggunakan produk tembakau pada tahun 2000, hanya sekitar seperlima yang diperkirakan akan melakukannya pada tahun 2025, menurut laporan tersebut.
Kepala WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam sebuah pernyataan mengatakan, sangat menggembirakan melihat lebih sedikit orang yang menggunakan tembakau setiap hari. Dia juga mendesak setiap negara untuk meningkatkan langkah-langkah pengendalian lebih lanjut untuk menghentikan kecanduan tembakau yang mematikan ini, seperti dilansir dari NDTV, Rabu (17/11/2021).
Penggunaan tembakau diperkirakan membunuh lebih dari delapan juta orang setiap tahunnya, sebagian besar yang meninggal merupakan perokok, sementara 1,2 juta diantaranya adalah non-perokok yang terpapar asap rokok, menurut angka WHO.
Laporan pada hari Selasa (16/11/2021) tersebut memperingatkan bahwa jumlah kematian tahunan akan terus meningkat untuk beberapa waktu bahkan ketika penggunaan tembakau menurun karena tembakau membunuh penggunanya dan orang-orang yang terpapar emisinya secara perlahan.
Selain menunjukkan angka penurunan untuk penggunaan tembakau, laporan tersebut juga memuji 60 negara yang saat ini berada di jalur yang tepat untuk mengurangi penggunaan tembakau sebesar 30 persen antara tahun 2010 dan 2025.
Ketika WHO menerbitkan laporan terakhirnya tentang tren tembakau global dua tahun lalu, hanya 32 negara yang berada di jalur yang tepat untuk melakukannya. Peningkatan ini tentu saja merupakan kemajuan besar di banyak negara.
Laporan tersebut meminta setiap negara untuk meningkatkan penggunaan langkah-langkah yang diakui untuk mengurangi penggunaan tembakau, termasuk menegakkan larangan iklan, menempelkan peringatan kesehatan pada bungkus rokok, menaikkan pajak tembakau dan memberikan bantuan kepada mereka yang ingin berhenti merokok.
Sementara jumlahnya menurun, laporan tersebut, yang tidak memasukkan penggunaan rokok elektronik, menyoroti bahwa 36,7 persen dari semua pria dan 7,8 persen wanita di dunia masih menggunakan produk tembakau dua tahun lalu.
Yang lebih memprihatinkan, dikatakan bahwa 38 juta remaja berusia antara 13 dan 15 tahun juga menggunakan produk tembakau. Itu menyumbang 10 persen dari semua remaja dalam kelompok usia itu, dengan anak laki-laki jauh lebih mungkin untuk merokok daripada anak perempuan.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Bantul School Expo Digelar di Stasion Sultan Agung, Ajang Promosi Segala Kegiatan Pendidikan
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Buruh Minta Prabowo Subianto Hapus Sistem Outsourcing
- Gacoan Trending di X Setelah Didatangi Jokowi yang Pesan Mi Level 0
- Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek KM 6, Mobil Avanza Terbakar
- 10 Ucapan Selamat Hari Pendidikan Nasional, Bisa Buat Caption Instagram
- PBB Sebut Evakuasi Warga Rafah Butuh Waktu 10 Hari
- Mengaku Siap Pindah ke Ibu Kota Baru, Begini Komentar Sandiaga soal Rumah Menteri di IKN
- Kunker Jokowi Diduga karena Menghindari Demo Hari Buruh, Istana Bilang Begini
Advertisement
Advertisement