Advertisement

Mutasi Virus Corona Varian B.1.1.529 Lebih Banyak daripada Delta

Newswire
Sabtu, 27 November 2021 - 04:37 WIB
Budi Cahyana
Mutasi Virus Corona Varian B.1.1.529 Lebih Banyak daripada Delta Ilustrasi - Dok.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) Profesor Tjandra Yoga Aditama mengemukakan bahwa mutasi Virus Corona varian B.1.1.529 lebih banyak daripada Delta. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) belum memutuskan klasifikasi berdasarkan tingkat keganasannya.

"WHO akan rapat dalam hari-hari ini untuk menentukan apakah varian B.1.1.529 akan masuk kelompok variant under investigation (VUI) atau akan masuk variant of interest (VOI) atau variant of concern (VOC)," kata Tjandra Yoga Aditama yang dikonfirmasi di Jakarta, Jumat (26/11/2021).

Advertisement

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara itu mengatakan varian baru B.1.1.529 dilaporkan terdeteksi di Afrika Selatan dan beberapa negara Afrika beberapa hari yang lalu.

Guru Besar Ilmu Paru FKUI itu menyebut varian tersebut punya banyak mutasi.

"Ada yang menyebutkan 30 mutasi atau lebih, jadi lebih banyak dari varian Delta dan yang lain," katanya.

Mmakin banyak mutasi yang ada, akan makin mengkhawatirkan tentang kemungkinan dampaknya.

"Mengkhawatirkan artinya harus waspada dan diteliti mendalam secara ilmiah, belum tentu juga akan lebih berbahaya, tergantung dari analisa ilmiah beberapa waktu ke depan," katanya.

Tjandra mengatakan sejauh ini belum ada kejelasan terkait dampak yang dihasilkan B.1.1.529 terhadap penularan pada manusia, di antaranya dampak terhadap penyakit, diagnosis dengan PCR dan antigen, infeksi ulang dan vaksin.

"Biasanya perlu waktu beberapa minggu barulah semua informasi lebih jelas," katanya.

Sebagai bentuk kewaspadaan, kata Tjandra, berapa negara sudah membatasi penerbangan dari negara terjangkit atau memperketat karantina wilayah.

Tjandra menambahkan, pembahasan varian B.1.1.529 belum diputuskan WHO.

"Kalau nanti diputuskan jadi VOI atau VOC, maka tentu akan ada nama khusus, ada yang memperkirakan diberi nama Nu, kalau memang jadi VOI atau VOC, kalau VUI maka belum diberi nama khusus," katanya.

Menurut Tjandra pakar di Indonesia masih harus menunggu perkembangan informasi dalam beberapa hari ke depan.

Tjandra mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan menerapkan 3M, 5M, kalau ada keluhan atau ada kontak dengan pasien, maka segera memeriksakan diri.

"Untuk yang belum, maka segera divaksinasi," katanya.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

BKKBN DIY Lantik P3K, Gunungkidul Dan Kulon Progo Tambah Penyuluh KB

Jogja
| Selasa, 30 April 2024, 16:47 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement