Advertisement

74 Anak dan Cucu Usaha BUMN Sudah Ditutup, Apa Saja?

Rinaldi Mohammad Azka
Rabu, 01 Desember 2021 - 20:07 WIB
Budi Cahyana
74 Anak dan Cucu Usaha BUMN Sudah Ditutup, Apa Saja? Menteri BUMN Erick Thohir menyebut sejumlah BUMN akan kecipratan investasi dari Uni Arab Emirate (UAE) senilai US18 miliar. - Istimewa.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggeber efisiensi dan konsolidasi BUMN, terutama menyangkut anak dan cucu perusahaan BUMN. Sampai dengan saat ini, 74 anak dan cucu perusahaan BUMN telah ditutup oleh Kementerian BUMN.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan efisiensi di perusahaan-perusahaan milik BUMN tersebut dilakukan untuk menciptakan holding-holding BUMN yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar.

Advertisement

“Karena terlalu banyak shell-shell company yang tidak efisien dan tidak efektif, buat apa kita punya," jelasnya, Rabu (1/12/2012).

Dia mencontohkan ketika holding BUMN sehat tapi ada anak-cucu yang menyedot keuntungan dari holding. Ini yang harus diperbaiki oleh Kementerian BUMN, di-stop dan dikurangi.

"Karena apa? Kita ingin membuat holding-holding yang kuat dalam menghadapi persaingan pasar karena yang kita lihat sekarang ini, supply change sedang terdistrupsi, container kesulitan, harga bahan pupuk naik, sekarang kan kita harus lebih efisien agar bisa bersaing,” ujar Erick.

Erick mengungkapkan dari 74 anak dan cucu perusahaan BUMN yang ditutup, sebanyak 26 perusahaan dari Pertamina, 24 dari PTPN Group, sedangkan, 13 sisanya dari Telkom.

Erick menegaskan, inefisiensi dalam perusahaan BUMN tidak boleh terjadi. Pasalnya, BUMN sebagai lokomotif keuangan ekonomi Indonesia harus kuat dan sehat.

Oleh karena itu, berbagai kemungkinan efisiensi akan terus dilakukan, termasuk dengan menggabungkan anak-anak perusahaan, atau pun refocusing proses bisnis dari BUMN. Sebagai contoh konsolidasi perusahaan Energy Management Indonesia dengan Perusahaan Listrik Negara.

“Bukan hanya anak perusahaan yang digabungkan, bahkan BUMN-nya sendiri kita gabungkan, contohnya Perinus dan Perindo sebagai dua perusahaan perikanan di BUMN, buat apa punya perusahaan kan lebih baik 1 saja, BGR dan PPI juga perusahaan trading yang digabungkan jadi 1 di bidang logistik," papar Erick.

Kemudian, Energy Management Indonesia juga dikonsolidasikan dengan PLN jadi di bawah PLN, fungsinya mengaudit yang ke depan berpotensi sebagai renewable energy.

Menurutnya, perbaikan model harus terus dilakukan sebagai bentuk adaptasi di era disrupsi yang terjadi saat ini. Dengan adanya disrupsi di bidang teknologi maupun kesehatan, bisnis model BUMN juga harus berubah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Ini Rencana Pemda DIY Setelah TPA Piyungan Ditutup

Jogja
| Selasa, 23 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement