Advertisement
Omicron Merebak di 38 Negara, Apakah Berakhir dengan Gejala Ringan?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan hingga hari ini, Sabtu (4/12/2021) belum ada kematian yang dilaporkan dari varian B.1.1.529 atau Omicron, dan virus itu sudah merebak di 38 negara.
Dikutip dari The Guardian, varian Omicron telah terdeteksi setidaknya di 38 negara. Amerika Serikat (AS) dan Australia menjadi negara terbaru yang mengonfirmasi kasus varian yang ditularkan secara lokal, karena infeksi Omicron mendorong total kasus Afrika Selatan melewati angka 3 juta kasus.
Advertisement
Pimpinan teknis Covid-19 WHO Maria Van Kerkhove, mengatakan organisasi tersebut memang melihat tingkat pertumbuhan yang meningkat dengan laporan tentang omicron telah terdeteksi di 38 negara di enam wilayah WHO.
“Ada anggapan bahwa ada peningkatan penularan, yang perlu kita pahami adalah apakah itu lebih atau kurang menular dibandingkan dengan Delta,” katanya, dikutip Sabtu (4/12/2021).
Sementara, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Mike Ryan, mengatakan, bahwa varian baru dari Virus Corona tersebut memang menular secara efisien.
“Dan kami melihat itu sebelumnya dengan Delta. Jadi sekali lagi, ada hal-hal tertentu [dari tingkat penyebaran] yang tidak perlu kita herankan,” kata Ryan.
Dia menjelaskan, bahwa Omicron memiliki sekitar 30 mutasi pada protein spike, yang merupakan mekanisme yang digunakan untuk mengikat sel manusia. Beberapa dari mutasi ini terkait dengan penularan yang lebih tinggi dan kemampuan untuk lolos dari perlindungan kekebalan, menurut WHO.
Omicron juga dikaitkan dengan kemampuan substansial untuk menginfeksi ulang orang yang sudah pernah terdampak Covid-19, dibandingkan dengan varian virus sebelumnya.
Namun, ahli epidemiologi Van Kerkhove mengatakan masih terlalu dini untuk memahami tingkat keparahan penyakit yang disebabkan oleh Omicron. Laporan awal gejala ringan dalam beberapa kasus pertama yang diidentifikasi didasarkan pada sekelompok mahasiswa yang cenderung lebih muda dan mengalami gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa yang lebih tua, katanya.
“Ada laporan awal bahwa itu cenderung lebih ringan, tapi ini terlalu cepat. Setiap orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 apapun variannya akan selalu dimulai dengan penyakit ringan. Jadi, mungkin itu akan berhenti di sana dengan penyakit ringan, beberapa orang tentu saja tanpa gejala, tetapi mungkin berhenti dengan penyakit ringan atau mungkin perlu waktu,” kata Van Kerkhove.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
- Gabung Afsel, Turki Ajukan Kejahatan Genosida Israel ke Mahkamah Internasional
- Turki Stop Perdagangan dengan Israel. Buntut Pengiriman Bantuan ke Gaza Terhambat
- Jokowi Apresiasi Perjuangan Garuda Muda di Piala Asia U-23/2024
- Prancis Kecam Serangan Drone Israel k Konvois Bantuan Kemanusiaan Yordania di Gaza
- AHY Akan Deklarasikan Bali sebagai Pulau Lengkap
Advertisement
Advertisement