Advertisement
Perbandingan Varian Omicron dan Delta, Mana yang Lebih Menular?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Varian Covid-19 Omicron telah menyebabkan kekhawatiran di seluruh dunia. Beberapa negara telah memperbarui kebijakan Covid mereka, memberlakukan penguncian dan mendesak warganya untuk mengikuti langkah-langkah pencegahan.
Informasi mengenai varian baru ini masih sangat sedikit, namun para ahli khawatir karena varian Omicron memiliki sejumlah besar mutasi pada protein lonjakan sehingga disebut sangat menular.
Advertisement
Varian Delta dan Omicron telah dinyatakan sebagai variants of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun belum terlihat apakah yang satu lebih parah dan berbahaya dari yang lain.
Berikut beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang perbandingan kedua varian ini.
1. Varian Omicron lebih banyak bermutasi dibandingkan dengan varian Delta
Melansir Times of India, Rabu (8/12/2021), hasil pengurutan genom mengungkapkan bahwa varian Omicron lebih banyak bermutasi dibandingkan dengan varian Delta.
Varian Omicron diketahui memiliki lebih dari 30 mutasi pada protein lonjakan, dibandingkan dengan 18 mutasi yang ditemukan di Delta.
Inilah yang membuat varian Omicron diyakini kebal terhadap antibodi yang diinduksi vaksin, yang mengarah ke lebih banyak infeksi terobosan.
2. Gejala Omicron disebut lebih ringan
Laporan awal yang diungkapkan oleh Ketua Asosiasi Medis Afrika Selatan Angelique Coetzee, yang juga merupakan orang pertama yang melaporkan kasus varian Omicron, menunjukkan gejala Omicron tidak biasa tetapi ringan.
Menurutnya, individu yang terinfeksi Omicorn hanya melaporkan gejala ringan seperti kelelahan, nyeri di tubuh dan tenggorokan gatal, daripada sakit tenggorokan.
Tidak ada kasus hilangnya indera penciuman ataupun batuk dan mereka yang terkena strain baru ini tidak mengalami panas tinggi.
“Seiring waktu, gejalanya menjadi lebih baik dengan sendirinya,” kata Angelique.
Sementara varian Delta juga memicu gejala ringan, dengan demam, kelelahan dan batuk menjadi beberapa tanda yang paling umum, ada populasi besar yang mengalami gejala yang sangat parah. Bahkan beberapa memerlukan rawat inap.
Hingga saat ini, belum ada kasus Omicron yang parah.
Namun, masih terlalu dini untuk mengklaim bahwa Omicron memiliki gejala yang lebih ringan atau lebih parah daripada Delta.
Sebab, mengutip CNET, kasus yang dikonfirmasi disebabkan oleh Omicron telah menunjukkan gejala ringan, dan kebanyakan dari mereka yang terinfeksi varian ini adalah orang dewasa yang lebih muda, menurut departemen kesehatan Afrika Selatan.
Orang dewasa yang lebih muda dan anak-anak umumnya lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami Covid-19 yang parah jika dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih tua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
- Boston Celtics Kalahkan Cleveland Cavaliers di Semifinal NBA Wilayah Timur
- Penerbangan Carter Umrah Masih Dimungkinkan Dibuka di Bandara Adi Soemarmo Solo
- Pemkot Solo Gelar Nobar Timnas vs Guinea, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jensud
- Dico dan Raffi Ahmad Foto Bareng Munculkan Spekulasi, Ini Respons Golkar Jateng
Berita Pilihan
- KPU Purworejo Digugat ke PTUN Oleh Caleg Nasdem
- Usulan Presidential Club Prabowo Didukung Zulkifli Hasan
- Kepala Rutan Nonaktif KPK Ajukan Praperadilan Kasus Pungli
- Sidang Sengketa Pilpres, Hakim Ingatkan Tegur Ketua KPU Agar Tidak Tertidur
- Gelombang Panas Melanda Asia, Ini Dampaknya di Indonesia Menurut BMKG
Advertisement
Masuk Awal Kemarau, BPBD DIY Pastikan DIY Tidak Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi
Advertisement
Grand Rohan Jogja Hadirkan Fasilitas Family Room untuk Liburan Bersama Keluarga
Advertisement
Berita Populer
- Indonesia Kecam Serangan Militer Israel ke Rafah
- Waspada! Marak Penipuan dengan Modus Mengirimkan Email Palsu
- Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Mataram dan Bali, Warga Berhamburan
- Gunung Ibu Halmahera Erupsi, Lontarkan Abu Ketinggian 2 Kilometer
- Tak Lagi Dianggap Bagian dari PDI Perjuangan, Begini Respons Jokowi
- Wacana Prabowo-Gibran Tambah Kementerian, Pakar: Harus Ubah Regulasi
- Desak Israel Berhenti Menyerang Rafah, China: Itu Kejahatan Kemanusian
Advertisement
Advertisement