Advertisement
Jangan Buru-Buru Tes Kehamilan usai Transfer Embrio! Ini Kata Dokter
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA-Pasien bayi tabung diimbau untuk menahan godaan dan rasa penasaran untuk langsung melakukan tes kehamilan dengan memeriksa urine setelah pasien menjalani transfer embrio. Transfer embrio sendiri adalah salah satu proses dalam program bayi tabung.
Dokter spesialis kebidanan dan kandungan konsultan fertilitas, endokrinologi, dan reproduksi dari Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Aida Riyanti, Sp.OG-KFER, M.RepSc mengatakan diperlukan waktu hingga beberapa minggu sejak hari transfer sampai sel-sel plasenta mulai memproduksi cukup hormon yang dikenal sebagai human chorionic gonadotropin (hCG) untuk dapat terdeteksi dengan tes darah.
"Kurangi melakukan hal-hal yang membuat Anda dan suami berpikiran yang tidak-tidak, terlebih hal yang belum pasti," kata dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah IVF Centre dan RS Pondok Indah – Bintaro Jaya itu melalui keterangan tertulisnya, dikutip Sabtu (1/1/2022).
Aida menyarankan pasien tidak panik usai transfer embrio. Menurutnya, pasien sebaiknya mencoba untuk tetap rileks. Pasalnya, menempel atau tidaknya embrio tergantung pada kualitas embrio dan seberapa reseptif rahim calon ibu.
Baca juga: Penulis Ungkap Arti Judul Layangan Putus
Oleh karena itu, dia mengatakan tidak ada hal mendasar untuk dapat dilakukan yang akan mempengaruhi hasil.
"Ini penting untuk diingat, karena ketika sebuah siklus gagal, sangat mudah untuk menyalahkan diri sendiri karena melakukan atau tidak melakukan sesuatu setelah transfer embrio. Padahal, bisa saja penyebabnya adalah hal lainnya. Jadi, ingatkan diri untuk selalu berpikiran positif dan tetap tenang, ya," ujarnya.
Di sisi lain, pasien mungkin ingin mengawasi gejala-gejala tertentu yang dapat terjadi pada hari-hari setelah transfer embrio. Wanita yang mengonsumsi obat kesuburan dapat mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS).
Kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh merespons secara dramatis terhadap hormon yang disuntikkan yang digunakan sebagai bagian dari proses IVF.
OHSS dapat menyebabkan gejala seperti: sakit perut, perut kembung, mual, muntah. Gejala ini bisa ringan, tetapi juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius.
"Jadi, apabila Anda tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan menunggu terlalu lama. Segera hubungi dokter, maternity counsellor, atau klinik dan jelaskan gejala yang dialami," demikian pesan Aida.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Aturan Baru Haji, Pemerintah Arab Saudi Larang Semua Orang Masuk Makkah Tanpa Izin, Termasuk Penduduk Setempat
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
Advertisement
Cegah Demam Berdarah, Dinkes Jogja Minta Warga Ganti Bak Mandi dengan Ember
Advertisement
Piknik dan Camping di Nawang Jagad Kaliurang: Info Lokasi, Jam Buka, dan Biaya Tiket Masuk
Advertisement
Berita Populer
- Ini Daftar Pabrik yang Tutup Pada 2024
- Kemenag Minta Masyarakat Waspada Penipuan Modus Visa Non Haji
- Banyak Partai Ingin Gabung, Prabowo Diminta Hati-hati Bagikan Jatah Kursi Menteri
- Kapal Terbakar di Jakarta Utara, 12 Mobil Pemadam Kebakaran Dikerahkan
- Petani Diminta Segera Tebus Pupuk Bersubsidi Supaya Tidak Menumpuk
- Aniaya Sopir Taksi, WNA asal Australia Dideportasi
- Hari Kedua Perundingan Gencatan Senjata, Perang Israel-Hamas Masih Buntu
Advertisement
Advertisement