Advertisement
Penundaan Pilpres 2021 Malah Bisa Ganggu Ekonomi dan Investasi
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Center of Reform on Economics atau Core Indonesia menilai ide menunda pemilihan presiden atau pilpres demi perekonomian justru dapat merugikan ekonomi dan investasi.
Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal menilai bahwa tidak ada urgensi untuk menunda pemilihan umum (pemilu) atau pilpres, terlebih dengan alasan ekonomi. Pada 2022, kondisi ekonomi justru tumbuh positif dan perkiraannya akan lebih baik pada 2021.
Advertisement
“Urgensinya apa? Pemulihan ekonomi? Kalau pemulihan ekonomi, indikator persisnya apa yang urgent? Karena kalau dilihat dari indikasi pemulihan ekonomi sebetulnya sudah kelihatan pada 2021 kita sudah tidak lagi kontraksi, sudah lewat resesi. Sudah mulai positif,” ujar Faisal kepada Bisnis, Kamis (13/1/2022).
Menurutnya, pada 2022, memang masih terdapat risiko dan dampak dari pandemi Covid-19 dan ketidakpastian ekonomi pun masih terjadi. Namun, tren pemulihan yang positif justru membuat alasan penundaan pemilu karena ekonomi menjadi terlalu jauh hubungannya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 akan berada di kisaran 3,7 persen, lalu pada 2022 proyeksinya tumbuh ke 5—5,5 persen. Selain itu, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 sudah berada di 4,65 persen, mencapai target untuk berada di bawah 5 persen.
“Jadi kalau melihat dari kondisi perekonomian semestinya sudah sejalan dengan narasi pemerintah, apalagi kan kemarin pemerintah ada statement sudah take off, semestinya ya berarti tidak ada masalah untuk pemilu dari sudut pandang ekonomi. Apalagi kalau alasannya adalah untuk pemulihan,” ujarnya.
Faisal justru menilai bahwa penundaan pemilu atau pilpres pada 2024 akan membawa dampak beruntun terhadap aspek sosial dan politik. Gejolak sosial dan politik nantinya akan berdampak terhadap ekonomi, sehingga justru kontraproduktif dengan alasan penundaan atas nama pandemi.
“Termasuk masalah kepastian governance di Indonesia, kan memengaruhi juga kepastian investasi dan sebagainya. Jadi saya melihat justru lebih besar mudharatnya kalau malah diundur, dari sisi ekonomi,” ujar Faisal.
Ketika ekonom menilai bahwa penundaan pemilu atau pilpres justru akan mengganjal ekonomi dan menghambat investasi, isu penundaan itu justru muncul dari Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Beberapa waktu lalu, Bahlil menyatakan bahwa isu itu merupakan aspirasi para pelaku usaha.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Gelar Workshop, ANPS Bahas Pentingnya AI Dalam Dunia Pendidikan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement