Advertisement
Fenomena El Nino, Kenali Penyebab dan Dampaknya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - El Nino adalah fenomena perubahan iklim secara global yang diakibatkan oleh memanasnya suhu permukaan air laut Pasifik bagian timur.
El Nino terjadi selama periode rentang 2-7 tahun dan bertahan hingga 12-15 bulan. Ciri-ciri terjadi El Nino adalah meningkatnya suhu muka laut di kawasan Pasifik secara berkala dan meningkatnya perbedaan tekanan udara antara Darwin dan Tahiti.
Advertisement
Singkatnya, El Nino memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
El Nino ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut lebih dari 0,5 °C (0,9 °F) untuk setidaknya lima musim tiga bulan yang tumpang tindih secara berurutan.
Nama El Nino awalnya digunakan selama abad ke-19 oleh para nelayan di Peru utara mengacu pada aliran tahunan perairan khatulistiwa yang hangat ke selatan sekitar waktu Natal.
BACA JUGA: Kasus Aktif Covid-19 Tinggal Belasan, Hampir Semua RT Kota Jogja Zona Hijau
Ilmuwan Peru kemudian mencatat bahwa perubahan yang lebih intens terjadi pada interval beberapa tahun dan dikaitkan dengan bencana banjir musiman di sepanjang pantai yang biasanya gersang, sedangkan anomali termal berlangsung selama satu tahun atau lebih.
Waktu dan intensitas kejadian El Nino sangat bervariasi. Kejadian pertama yang tercatat dari curah hujan gurun yang tidak biasa adalah pada tahun 1525, ketika penakluk Spanyol Francisco Pizarro mendarat di Peru utara.
Sejarawan berpendapat bahwa hujan gurun dan tumbuh-tumbuhan yang dihadapi oleh orang-orang Spanyol mungkin telah memfasilitasi penaklukan mereka atas kerajaan Inca.
Intensitas episode El Nio bervariasi dari anomali termal yang lemah (2–3 °C [sekitar 4–5 °F]) dengan hanya efek lokal sedang hingga anomali yang sangat kuat (8–10 °C [14–18 °F]) terkait dengan gangguan iklim di seluruh dunia.
Peristiwa El Nino terjadi secara tidak teratur pada interval dua sampai tujuh tahun, dan peristiwa kuat kurang umum. Intermittency sangat bervariasi, bagaimanapun, dan fenomena ini tidak periodik atau dapat diprediksi dalam arti pasang laut .
Proses Terjadinya El Nino
Pada saat-saat tertentu air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur menyusuri equator, hingga sampai ke pantai barat Amerika Selatan (Peru-Bolivia). Pada saat yang bersamaan, air laut yang panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah selatan, hingga sampai ke pantai barat PeruEquador.
Akhirnya akan terjadilah pertemuan antara air laut yang panas dari Indonesia dengan air laut yang panas dai Amerika Tengah di pantai barat Peru-Equador, dan berkumpulan massa air laut panas dalam jumlah yang besar dan menempati daerah yang luas.Permukaan air laut yang panas tersebut, kemudian menularkan panasnya pada udara di atasnya, sehingga udara di daerah itu memuai ke atas (konveksi), dan terbentuklah daerah bertekanan rendah, di pantai barat PeruEquador. Akibatnya angin yang menuju Indonesia hanya membawa sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang
El Nino juga memiliki efek yang kuat pada kehidupan laut di lepas pantai Pasifik. Pada kondisi normal, upwelling membawa air dari kedalaman ke permukaan; air ini dingin dan kaya nutrisi.
Selama El Niño, upwelling melemah atau berhenti sama sekali. Tanpa nutrisi dari dalam, ada lebih sedikit fitoplankton di lepas pantai . Ini mempengaruhi ikan yang memakan fitoplankton dan, pada gilirannya, mempengaruhi semua yang memakan ikan.
Perairan yang lebih hangat juga dapat membawa spesies tropis, seperti tuna ekor kuning dan albacore, ke daerah yang biasanya terlalu dingin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- BRI Cetak Laba Rp15,98 Triliun, ke Depan Lebih Fokus Hadapi Tantangan Domestik
- Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani
- Adik Aniaya Kakak hingga Meninggal di Kalikotes Klaten, Penyebab Masih Misteri
- Bus Eka Seruduk Truk Muatan Keramik di Tol Kebakkramat Karanganyar, 1 MD 4 Luka
Berita Pilihan
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
Advertisement
Mempercepat Penanganan, Pemkab Kulonprogo Bikin Rembug Stunting
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jokowi Minta Prabowo-Gibran Persiapakan Diri Usai Ditetapkan KPU
- Wapres Ma'ruf Amin Segera Temui Gibran, Ini yang Akan Dibahas
- Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Ajukan Praperadilan, KPK: Silahkan, Itu Hak Tersangka
- Tentara Israel Dikabarkan Siap Menyerang Kota Rafah di Gaza Selatan
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
- Penetapan Pemenang Pilpres 2024, Prabowo: Tinggalkan Sakit Hati
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
Advertisement
Advertisement