Advertisement

Kedubes Inggris Berharap Misi Perdamaian Jokowi Berhasil

Sirojul Khafid
Kamis, 30 Juni 2022 - 16:37 WIB
Sirojul Khafid
Kedubes Inggris Berharap Misi Perdamaian Jokowi Berhasil Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke Ukraina beberapa waktu lalu. - Instargram Jokowi

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Seiring dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia, Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste berharap agenda tersebut membuahkan hasil.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, juga mengungkapkan rasa terima kasih atas upaya dari Jokowi tersebut. Sudah sejak empat bulan lalu, Rusia meluncurkan perang yang membuat penduduk Ukraina menderita, melawan, melarikan diri, dan mati.

Advertisement

“Ribuan orang sudah menderita kelaparan. Jutaan lainnya juga telah terancam kelaparan. [Presiden Rusia] Putin dan pemerintah Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas penderitaan, serta dampak global dari invasi tersebut. Semuanya ada di mereka untuk mengakhiri pertumpahan darah ini,” kata Owen dalam keterangan tertulis yang diterima Harian Jogja, Kamis (30/6/2022).

BACA JUGA: Keakraban Jokowi & Pemimpin Dunia Muluskan Misi Perdamaian

Sampai invasi Rusia pada bulan Februari, Ukraina adalah salah satu pengekspor biji-bijian dan minyak nabati terbesar di dunia, mengekspor biji-bijian untuk memenuhi kebutuhan 400 juta orang di seluruh dunia. Sebelum invasi, Ukraina menyumbang 12% gandum global, 12% jelai global, 18% jagung global, dan hampir 50% ekspor minyak bunga matahari global.

Sekitar seperempat kebutuhan biji-bijian Indonesia juga dipenuhi oleh Ukraina. Karena perang, harga biji-bijian utama melambung tinggi, menciptakan salah satu kenaikan paling dramatis dalam harga pangan dan energi dalam sejarah baru-baru ini.

Blokade Rusia yang disengaja atas pelabuhan Ukraina, pemboman infrastruktur Ukraina dan pertanian Ukraina menyebabkan petani Ukraina tidak dapat memasok dunia dengan makanan. Perang ini tidak hanya mengganggu ekspor Ukraina, namun juga menyebabkan kurangnya persediaan pangan. Ketersediaan pangan ini dianggap sebuah senjata yang beresiko menimbulkan kelaparan dan krisis pangan bagi jutaan orang.

BACA JUGA: Anak-Anak Ukraina Lantang Nyanyikan Indonesia Raya, Sambut Jokowi?

Sebanyak 25 juta ton jagung dan gandum, setara dengan konsumsi tahunan seluruh negara berkembang, tidak dapat diekspor karena blokade Putin. Akibatnya, hampir 570.000 orang di seluruh dunia diperkirakan akan menghadapi kondisi mirip kelaparan. Diperkirakan jika blokade Rusia berlanjut, 47 juta lebih orang di seluruh dunia bisa mengalami kelaparan yang menyakitkan tahun ini, sehingga totalnya mencapai 323 juta pada akhir tahun.

“Jelas bahwa Putin tidak bisa menang. Dia tidak bisa menghancurkan atau menaklukkan Ukraina. Masyarakat Ukraina telah berubah selamanya. Bahwa sebelumnya banyak yang berbicara bahasa Rusia dan merasa Rusia adalah saudara bangsa, sekarang Ukraina melihat Rusia sebagai kediktatoran yang korup dan brutal, yang dikendalikan hanya melalui ketakutan dan korupsi,” kata Owen.

Pemerintah Inggris secara jelas mendukung Ukraina dan memastikan Ukraina berhasil, sehingga perang agresif dihukum bukan dihargai. “Kami tidak akan pernah lelah mempertahankan prinsip-prinsip kedaulatan nasional dan integritas wilayah. Prinsip-prinsip ini harus ditegakkan di seluruh dunia – termasuk melalui G20 – karena prinsip-prinsip tersebut menopang semua perdamaian dan keamanan yang kita nikmati,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement