Advertisement
Ratusan Mikroba tak Dikenal Ditemukan di Tibet, Berpotensi Picu Wabah Baru Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ratusan mikroba yang sebelumnya tidak diketahui dan tidak dikenal dideteksi di gletser Tibet. Mikroba ini berpotensi menular dan mengancam adanya wabah baru di dunia.
Para peneliti dalam penelitian itu menulis bahwa mikroba patogen modern dan kuno yang terperangkap es dapat menyebabkan epidemi lokal dan bahkan pandemi.
Advertisement
Dataran Tinggi Tibet, yang dikenal sebagai menara air Asia, adalah sumber dari beberapa sungai terbesar di dunia, termasuk Yangtze, Sungai Kuning, Sungai Gangga dan Yarlung Tsangpo (Sungai Brahmaputra).
Pelepasan bakteri yang berpotensi berbahaya dapat mempengaruhi dua negara terpadat di dunia yakni China dan India.
Dalam studi mereka, geoscientist Dr Yongqin Liu dari Chinese Academy of Sciences dan rekan-rekannya mengambil sampel es dari 21 gletser di Dataran Tinggi Tibet Asia.
BACA JUGA: Kehilangan Rp1,3 Miliar akibat Investasi di Bittorent Trust, Seorang Warga DIY Lapor Polisi
Sering dijuluki "Atap Dunia", wilayah yang luas ini dataran tinggi tertinggi di dunia dan yang terbesar ditemukan di atas permukaan laut diapit di antara Gurun Taklamakan di utara dan pegunungan Himalaya di selatan.
Para peneliti mengurutkan DNA dari semua mikroorganisme yang mereka temukan tersimpan di dalam sampel es mereka, menciptakan database genom yang mereka sebut katalog “Tibet Glacier Genome and Gene”, atau disingkat “TG2G”.
"Gletser secara tradisional dianggap sebagai lingkungan ekstrem." tulis para peneliti dilansir dari Express.
Mereka mengungkapkan alasannya karena gletser memiliki sumber daya karbon yang terbatas, suhu rendah, siklus pembekuan-pencairan yang sering, dan radiasi ultraviolet yang kuat.
Namun demikian, tim mengidentifikasi 986 spesies mikroba dari dalam gletser kebanyakan bakteri, tetapi juga ganggang, archaea dan jamur sekitar 82 persen di antaranya, belum tidak diketahui secara sains.
Ini bukan pertama kalinya gletser Tibet memberikan kejutan seperti itu. Sebuah studi inti es dari gletser tunggal pada awal 2020 mendeteksi 33 kelompok virus yang berbeda dalam sampel 28 di antaranya belum pernah terlihat sebelumnya.
Dari penelitian itu, para peneliti mengidentifikasi 27.000 potensi “faktor virulensi” – struktur seluler, molekul, dan sistem regulasi yang membantu bakteri menjajah inang.
Dari jumlah tersebut, 47 persen berbeda dari faktor virulensi yang diketahui, yang berarti bahwa saat ini tidak jelas seberapa menular bakteri ini.
Dikaitkan dengan elemen genetik seluler yang memungkinkan penyebarannya ke bakteri lain di hilir sungai, danau, dan tanah saat mencair.
Pembuangan air lelehan yang ditingkatkan dapat meningkatkan kemungkinan faktor-faktor virulensi ini berinteraksi dengan tanaman, hewan, dan manusia lokal Analisis lebih lanjut dari faktor-faktor ini diperlukan untuk mengevaluasi dampak pemanasan global terhadap kualitas air.
Temuan lengkap dari penelitian ini diterbitkan dalam jurnal Nature Biotechnology.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Golkar Targetkan Kemenangan Pilkada 2024 di Atas 70%
- Mayat Perempuan Ditemukan di Dalam Koper dengan Kondisi Penuh Luka di Cikarang
- Pascaputusan MK dan Penetapan KPU, Mungkin Akan Ada Susunan Koalisi Baru Prabowo-Gibran
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Advertisement
Joko Pinurbo Berpulang, Okky Madasari : Karyanya Akan Selalu Relevan
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
- Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
- Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
- Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
- KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
Advertisement
Advertisement