Advertisement
Ini Penyebab India Akan Jadi Negara Terpadat di Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Seorang ahli demografi China mengatakan bahwa India akan menjadi negara terpadat di dunia dalam waktu dekat. Hal tersebut jauh lebih cepat dari proyeksi PBB yang memperkirakan akan terjadi pada 2027.
Populasi India diperkirakan akan tembus hingga hampir 273 juta orang dalam kurun waktu 28 tahun, terhitung dari 2022 hingga 2050 mendatang.
Advertisement
Sebelumnya, dalam sebuah laporan PBB yang dirilis pada tahun 2019, organisasi bangsa-bangsa itu memperkirakan bahwa India akan menyalip China sebagai negara terpadat di dunia pada 2027. Dalam laporan yang sama, India dikatakan akan tetap menjadi negara terpadat di dunia hingga akhir abad ini.
Jika dikilas balik, menurut angka yang dibagikan oleh PBB pada 2019 lalu, India memiliki perkiraan populasi sebanyak 1,37 miliar sementara China sebanyak 1,43 miliar.
Rasio kemungkinan India akan segera dinobatkan sebagai negara terpadat di dunia dilihat dari hasil sensus penduduk yang diumumkan oleh China pada tempo hari lalu.
BACA JUGA: Waktu Menyaksikan Fenomena Supermoon Rusa di Indonesia
Populasi China dilaporkan tumbuh pada laju paling lambat mencapai 1,41178 miliar. Penurunan populasi diperkirakan akan menyebabkan kekurangan tenaga kerja dan penurunan tingkat konsumsi, yang berdampak pada prospek ekonomi masa depan pemilik ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Tingkat fertilitas di China diperkirakan masih akan terus menurun selama beberapa tahun mendatang. Para ahli demografi juga memperkirakan bahwa India dengan tingkat kesuburan yang jauh lebih tinggi akan menyusul China sebagai negara terpadat di dunia pada tahun 2023 atau 2024, yang berarti jauh lebih awal dari prediksi terakhir PBB dalam laporannya yang mengatakan akan terjadi pada 2027 mendatang.
Liang Jianzhang, seorang profesor ekonomi di Universitas Peking, mengatakan bahwa tingkat kesuburan China akan terus menurun di tahun-tahun mendatang, dan mungkin menjadi yang terendah di dunia.
“Menurut data yang ada, dalam 10 tahun ke depan, jumlah perempuan usia 22-35 tahun yang merupakan masa subur akan turun lebih dari 30 persen dibandingkan dengan data saat ini,” ujarnya.
BACA JUGA: Diperiksa Tiga Kali oleh Bareskrim, Eks Presiden ACT Siap Dikorbankan
Di samping isu tersebut, China kini tengah menghadapi risiko jatuh ke dalam kategori fertilitas yang rendah, karena tercatat sejak tahun 2020 hanya terdapat 12 juta kelahiran saja. Hal tersebut seakan menjadi tanda penurunan tingkat kelahiran selama empat berturut-turut.
Jika dibandingkan dengan tingkat kesuburan global yang berada di angka 2,5 pada tahun 2019, tingkat kesuburan total wanita usia subur Cina relatif rendah dan berada pada angka 1,3.
Secara lebih lanjut, Liang Jianzhang memprediksi bahwa tren penurunan tingkat kelahiran di China masih akan terus berlanjut apabila pemerintah China tidak mengambil langkah serius lewat peluncuran regulasi baru.
"Tanpa intervensi kebijakan yang kuat, populasi bayi baru lahir China kemungkinan akan turun di bawah 10 juta dalam beberapa tahun ke depan, dan tingkat kesuburannya akan lebih rendah dari Jepang, mungkin yang terendah di dunia," prediksi Liang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
- Buruh Desak Presiden Terpilih Prabowo Subianto Cabut UU Cipta Kerja
- Bangun Kota Cerdas, Pusat Data IKN Dilengkapi Komputasi Performa Tinggi
Advertisement
Advertisement