Advertisement
Pariwisata Sudah Ramai, Konsumsi BBM di DIY dan Jateng Meningkat 28 Persen
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Konsumsi bahan bakar minyak atau BBM di DIY dan Jawa Tengah meningkat tajam karena pariwisata sudah ramai.
Area Manager Communication Relation & Corporate Social Responsibility Regional Jawa Bagian Tengah PT Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho, menjelaskan tingginya geliat perekonomian, aktivitas pariwisata, dan adanya beberapa event besar yang dilaksanakan di wilayah Jawa Tengah dan DIY turut berdampak pada peningkatan konsumsi BBM.
Advertisement
BACA JUGA: KPK Temukan Bukti Suap Penerimaan Mahasiswa Baru di Kantor Rektorat Unila
“Saat ini rata-rata konsumsi harian BBM jenis gasoline [Pertalite dan Pertamax Series] di Jawa Tengah sebesar 11.283 kiloliter dan untuk wilayah DIY konsumsi gasoline rata rata hariannya sebesar 1.809 kiloliter,” jelas Brasto," Selasa (23/8/2022).
Brasto melanjutkan ada peningkatan konsumsi BBM Penugasan (Pertalite) pada 2022 dibandingkan pada 2021 di Jawa Tengah dan DIY, yaitu berkisar 28% dari sebelumnya 8.586 kiloliter per hari, saat ini menjadi 11.025 kiloliter per hari.
"Namun untuk ketahanan stok untuk Pertalite sangat aman. Per Selasa [23/8/2022], stoknya di Fuel Terminal Jawa Tengah dan DIY mendekati sembilan hari [belum termasuk stok di kilang dan kapal]. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dan kami mengimbau masyarakat agar tetap membeli BBM sesuai dengan kebutuhan,” ujar dia.
Kendati demikian, ia mengimbau konsumen yang mampu agar dapat membeli BBM nonsubsidi sesuai spesifikasi kendaraan.
"Saat ini secara umum stok BBM di Fuel Terminal Jawa Tengah dan DIY mencapai 12 hari dan angka tersebut belum termasuk stok yang berada di kilang dan kapal. Ketahanan stok tersebut bagus sehingga masyarakat tidak perlu khawatir," ujarnya.
BACA JUGA: Blangko Habis, Ratusan Orang di Gunungkidul Belum Bisa Mencetak SIM
Selain stok aman, Brasto menambahkan Pertamina juga telah dilengkapi dengan PICC (Pertamina Integrated Command Center) yang dapat memantau proses distribusi dan penyaluran secara real time.
Seperti monitoring sales atau penjualan monitoring stok yang tersedia di SPBU, monitoring penerimaan BBM saat bongkar muat dari mobil tangki (MT) dan mengembangkan penjadwalan otomatis dalam pengiriman BBM ke SPBU.
“Kami juga memiliki pola distribusi RAE (reguler, alternatif dan emergency) untuk mengantisipasi kondisi tidak normal dan emergency (darurat) untuk tetap memastikan ketersediaan BBM di seluruh wilayah tetap dapat berjalan dalam kondisi apapun,” terang Brasto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- World Water Forum 2024, Presiden WWC: Saatnya Jadi Pendekar Air
- Kementerian Agama Segera Membuka SMA Katolik Negeri
- Puing Reruntuhan Helikopter Presiden Iran Ditemukan, Dilaporkan Tak Ada Tanda Kehidupan
- Pilkada Jawa Timur, Golkar Resmi Mengusung Khofifah-Emil Dardak
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
Advertisement
Pemkab Sleman Bakal Perketat Pengawasan Lalu Lintas Hewan Kurban
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Sejak 2023 Rotasi Bumi Melambat dan Hari Menjadi Panjang, Diperkirakan hingga 2025
- Singapura Menghadapi Gelombang Baru Covid-19, Kasus Naik 2 Kali Lipat dalam Sepekan
- Pesawat Jatuh di BSD, Kemenhub: Penjelasan Detail Tunggu Koordinasi
- Jemaah Umrah Diminta Pulang Tepat Waktu Sebelum Musim Haji
- KTT World Water Forum, Presiden Mengawali Acara dengan Jamuan Santap Malam di GWK
- Hampir Separuh Populasi Penduduk Dunia Kesulitan Air
- Banjir Afghanistan, 400 Orang Dilaporkan Meninggal Dunia
Advertisement
Advertisement