Advertisement

Duh, Sumur Pamsimas di Sragen Keluarkan Gas yang Bisa Terbakar

Tri Rahayu
Senin, 05 September 2022 - 16:27 WIB
Jumali
Duh, Sumur Pamsimas di Sragen Keluarkan Gas yang Bisa Terbakar Foto ilustrasi. - Ist/Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SRAGEN — Pembuatan sumur dalam untuk program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di RT 023, Dukuh Kwayon, Desa Jambanan, Kecamatan Sambirejo, Sragen tak berjalan sesuai harapan. Sumur sedalam 94 meter itu mengeluarkan gas yang bisa terbakar.

Khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan, warga akhirnya tak memakai sumur itu dan memilih lokasi lain untuk dibuat sumur Pamsimas. Lokasi baru jaraknya sekitar 150 meter arah utara tetapi masih dalam lingkungan RT 023 Dukuh Kwayon.

Advertisement

Gas itu tidak berbau dan keluar bersama air membentuk gelembung-gelembung. Terlihat air seperti mendidih meski jika dipegang air maupun gasnya tak panas.

Misniyanto, 54, warga Taraman, Sidoharjo, Sragen, mengatakan ia bersama tiga rekannya menggali sumur dalam tersebut pada Senin (22/8/2022). Ia mengebor sampai kedalaman 94 meter. Setelah itu ia memasukkan pipa berdiameter 6 inci sedalam sumur tersebut dan menyedot airnya.

Lahan yang dibor untuk sumur itu berada lebih tinggi dari sekitarnya. Lahan itu dimiliki warga setempat yang bernama Suwoyo, 60.

“Uji coba [menyedot air] dilakukan Kamis [1/9/2022] sekitar pukul 16.00 WIB. Debit airnya banyak tapi kemudian mati. Dicoba disedot lagi, keluar banyak airnya, tapi enggak lama berkurang debitnya lalu mati. Kami cek dengan mengangkat pompa submersible, ternyata diketahui ada kandungan gasnya. Lalu dicoba pakai korek api ternyata menyala besar apinya,” ujar Misniyanto, Senin (5/9/2022).

Warga akhirnya bersepakat untuk tak jadi menggunakan sumur itu dan membuat sumur di lokasi lain yang masih di lingkungan satu RT.

Sementara itu, Suwoyo membenarkan lahannya dijadikan lokasi untuk sumur Pamsimas bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp400 juta. Lahannya dipilih untuk dibuat sumur karena dianggap debit airnya banyak.

Awalnya, lahan itu akan dibeli pemerintah desa. Namun Suwoyo memilih untuk mewakafkan seluas lahan yang digunakan untuk sumur Pamsimas yakni 5 meter persegi.

“Saya dan keluarga tanda tangan persetujuan wakaf. Setelah itu lokasi digali. Jadi mengebornya berapa lama tidak ingat. Saat kedalaman 30 meter sudah ada airnya, tapi untuk memenuhi aturan harus kedalaman 90 meter. Ternyata sumur itu malah keluar gas,” ujarnya.

Karena akhirnya sumur itu tidak jadi dipakai, maka lahannya pun tak jadi Suwoyo wakafkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Tak Hanya Produksi Gula Jawa, Warga Butuh Pajangan Kini Juga Produksi Legen Nira

Bantul
| Selasa, 30 April 2024, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement