Advertisement

Menakar Efek Awan Gelap Ekonomi Global di Indonesia: Tantangan dan Prospek

Sirojul Khafid
Selasa, 04 Oktober 2022 - 18:47 WIB
Sirojul Khafid
Menakar Efek Awan Gelap Ekonomi Global di Indonesia: Tantangan dan Prospek Dari kiri ke kanan. Eri Kusnad, Eko Listiyanto, dan Benny Sufami dalam diskusi Doku Talk. - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Dinamika ekonomi global masih bergejolak. Setidaknya ini yang diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam menyinggung risiko kondisi inflasi dan kontraksi ekonomi yang terjadi secara bersamaan atau stagflasi. Hal ini utamanya setelah beberapa negara maju diprediksi akan mengalami resesi.

“Tantangan gejolak ekonomi dunia sungguh sangat nyata dan kita dapat lihat dan kita rasakan bahkan pada proses pembahasan RAPBN 2023 kali ini,” kata Sri Mulyani Indrawati saat menyampaikan pendapat akhir pemerintah pada Rapat RUU APBN 2023, dikutip dari kemenkeu.go.id

Advertisement

Meski begitu, daya topang ekonomi Indonesia disebut masih aman, dan pada akhir tahun diprediksi mengalami pertumbuhan. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan bahkan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 akan sesuai dan bisa melebihi target pemerintah pada level 5,2%. Lalu bagaimana pendapat analis ekonomi merespons situasi ekonomi ini?

Tantangan Ekonomi

Deputy Director INDEF, Eko Listiyanto, mengatakan bahwa tantangan ekonomi sudah mulai terasa dari beberapa bulan sebelumnya, terutama dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dan perubahan nilai tukar rupiah.

“Kalau nilai tukar sudah melemah, artinya ada problem dalam optimisme. Namun, harapan untuk mencapai pertumbuhan di akhir tahun 5% masih ada. Artinya kemungkinan akan tumbuh 5%,” ujarnya dalam serial diskusi bulanan literasi investasi dan perencanaan keuangan, serta pasar modal di Indonesia, di Youtube Doku Talk, Senin (3/10/2022).

BACA JUGA: TGIPF Tragedi Kanjuruhan Diminta Selesaikan Tugas dalam Sebulan

Sementara tentang pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini, menurut analisis Eko, disebut dalam batas wajar dibandingkan dengan pelemahan nilai tukar mata uang di berbagai negara lainnya. “Tidak ada yang bisa menghindari dampak dari kenaikan suku bunga Amerika Serikat yang agresif, ya respon di Indonesia terutama menaikkan suku bunga acuan, terus juga menjaga agar tidak kehabisan energi (BBM),” katanya.

Berdasarkan kekuatan penopang ekonomi dalam negeri itu, Eko mengatakan economy outlook 2023 di Indonesia hanya terjadi perlambatan, tidak sampai kepada resesi ekonomi. “Implikasinya tentu permintaan komoditas menurun, dan harganya juga akan menurun, dampaknya ke penerimaan negara yang mengalami penurunan. Pemerintah harus menjaga dan mencari support untuk harga komoditas yang mungkin tidak setinggi saat ini di tahun depan. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah untuk menjaga APBN dalam pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Meski begitu, Indonesia menjadi salah satu negara yang akan kuat menahan gejolak ekonomi yang akan terjadi di masa depan. Negara-negara lain mungkin mengalami resesi, namun di Indonesia, hal itu tidak akan sampai terjadi karena adanya daya tahan dan penopang ekonomi dari berbagai aspek yang sudah dan akan dilakukan.

“Dugaan saya tidak akan sampai terjadi resesi di tahun depan, tapi memang ada penurunan ekonomi. Ekonomi masih bergerak, tapi tidak seperti tahun ini,” imbuhnya.

Prospek Investasi

Menanggapi dinamika isu ekonomi global dan penguatan pertumbuhan nasional, Director Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Eri Kusnadi, mengatakan bahwa ekonomi Indonesia masih dalam keadaan yang tangguh.

“Saya rasa sampai dengan 2022 masih cukup oke. Walaupun kita tidak bisa melihat semua indikatornya bagus dalam bentuk ideal. Tapi secara prakteknya, bagus beneran. Contohnya yield obligasi, lalu nilai tukar rupiah, bahkan untuk pasar saham, kita masih menjadi salah satu di dunia yang masih positif dalam year to date-nya,” tuturnya.

Eri menyebut kondisi yang terjadi saat ini justru harus disikapi dengan bijak bagi para investor dalam melakukan tindakan. “Kita harus disiplin sesuai dengan profil risiko kita. Memang mungkin kalau suku bunga naik, obligasi bisa saja kurang menarik. Tapi bagi investor yang konservatif, ya tidak harus pindah ke pasar saham juga. It’s creating another problem. Kita harus disiplin dari profil risiko, perencanaan keuangan, jangka waktu, dan kebutuhan kelas aset yang mana.” ujarnya.

BACA JUGA: Narasi Mendapat Ancaman Setelah Diretas, Diminta Diam atau Mati

Untuk investor pasar saham, para investor itu harus disiplin dalam melakukan averaging. Bukan melihat tanggal atau bulan, namun dapat melihat posisi. “Kalau misalkan dari posisi terakhir dibandingkan dengan sekarang selisihnya sudah lumayan, kita melakukan averaging. Karena terlepas dari fundamental ekonominya yang kuat, kalau kita bicara pasar saham tidak dapat dihindari berita dan sentimen jangka pendek. Jadi harus jeli melakukan averaging,” kata Eri.

Sementara itu, Praktisi Perencanaan Keuangan dan Investasi, Benny Sufami, mengemukakan pendapatnya bahwa kondisi ekonomi yang saat ini terjadi justru dapat memberikan peluang bagi para investor dalam mengembangkan perencanaan keuangannya.

Menurutnya, banyak aspek-aspek investasi yang masih bisa dijajaki di dalam situasi seperti ini. “Kita mesti optimistis dengan berbagai situasi. Kondisi ini harus dapat kita manfaatkan dengan mengatur pola perencanaan keuangan yang sehat. Kita harus efektif dan efisien dalam mengatur keuangan kita,” ujarnya.

Benny menjelaskan secara sederhana praktek keuangan yang teratur. Misalnya, bagi mereka yang dalam sebulan mendapatkan penghasilan, mulai melakukan perencanaan anggaran yang baik, teratur, dan disiplin.

“Buat anggaran bulanan, kalau bisa tambah pemasukan dan kontrol pengeluaran. Kemudian, sisihkan penghasilan untuk ditabung. Buat laporan keuangan mingguan, jika perlu harian. Dan jangan lupa, melakukan investasi untuk masa depan dengan portofolio yang sesuai,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cegah Kecurangan Pengisian BBM, Polres Kulonprogo Cek SPBU

Kulonprogo
| Jum'at, 29 Maret 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement