Advertisement
Bayar Tol Segera Bisa Nontunai, Aplikasi Diluncurkan Akhir 2022
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan segera meluncurkan aplikasi Cantas yang akan digunakan untuk transaksi sistem pembayaran tol nontunai nirsentuh atau bayar tol tanpa henti (Multi Lane Free Flow/MLFF).
Kasubbid Operasi dan Pemeliharaan Bidang OP Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR, Galuh Permana Waluyo menjelaskan pihaknya akan segera merilis aplikasi tersebut agar dapat dikenalkan terlebih dahulu ke masyarakat sebelum diimplementasikan dalam skala penuh.
Advertisement
Aplikasi tersebut nantinya akan dikelola oleh badan usaha pelaksana PT Roatex Indonesia Toll System (RITS) melalui Keputusan Menteri PUPR No PB02.01-Mn/132.
Badan usaha tersebut dinilai telah berpengalaman mengoperasikan sistem MLFF karena telah lebih dulu diterapkan di Hungaria dan Eropa.
BACA JUGA: Rudy Nyaleg di Dapil Puan, Pengamat: Berpotensi Merusak Reputasi
RITS telah meneken perjanjian kerja sama dengan pemerintah sejak 15 Maret 2021 dengan masa konsesi yang selama sembilan tahun yang terhitung sejak pertama kali beroperasi. Untuk sistem transaksi itu, investasi yang dikucurkan adalah sebesar Rp4,4 triliun.
"Desember sudah bisa diunduh dan registrasi, menjajal, meskipun pelaksanaannya pada Maret. Setelah Maret sampai akhir 2023 bertahap kami laksanakan di semua ruas," kata Galuh, Minggu (9/10/2022).
Galuh mengungkapkan latar belakang penerapan MLFF didasari oleh instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengamanatkan agar antrean kendaraan di gerbang tol untuk dapat dihilangkan melalui aplikasi-aplikasi sensorik yang langsung dihubungkan dengan sistem pembayaran.
Kemacetan di gerbang tol telah menjadi perhatian serius pemerintah mengingat sesuai dengan catatan Worldbank pada 2019 kerugian yang ditimbulkan karena kemacetan di Indonesia mencapai US$4 miliar atau Rp56 triliun per tahun.
Di samping itu, berdasarkan studi Roatex MLFF pada 2020, kemacetan akibat antrean di gerbang tol telah menimbulkan kerugian US$300 juta atau setara dengan Rp4,4 triliun per tahunnya.
"Manfaat penerapan MLFF lainnya adalah mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran dengan membuka opsi seluruh instrumen pembayaran, dan efisiensi biaya operasional pengumpulan tol oleh BUJT dengan jaminan BUJT tetap menerima 100 persen pendapatan tol," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tiga Ribu Lebih WNI Terjerat Online Scam Sejak 2021
- 66 Pegawai KPK Terlibat Pungli, Dua Rutan Dinonaktifkan
- Kerusakan Akibat Gempa Garut Terjadi di Empat Kabupaten, Terparah Bandung
- Perhatikan! Per 1 Mei 2024 Pengajuan Berkas Kasasi dan PK di MA Wajib Daring
- Pelatih Shin Tae-yong Diusulkan Dapat Gelar Kehormatan Warga Negara Indonesia
Advertisement
PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- 2.086 Hektare Lahan di IKN Bermasalah, AHY: Kami Komunikasikan dengan DPR
- Gunung Ibu Pulau Halmahera Meletus, Abu Vulkanik Setinggi 3,5 Kilometer
- Cegah Tawuran, Polisi Bubarkan Pemuda Nongkrong
- Prediksi BMKG: Sejumlah Kota Besar Turun Hujan Hari Ini
- Pusat Riset dan Start Up Dibangun di IKN, Libatkan Stanford University
- Tol Cipularang dan Padaleunyi Dipastikan Aman usai Gempa Garut
- 25 Rumah dan 1 Rumah Sakit Rusak Dampak Gempa Garut
Advertisement
Advertisement