Advertisement
BPOM Bakal Jatuhkan Sanksi untuk Produsen Obat Sirup dengan DEG dan EG Lewati Batas Aman
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan mengenakan sanksi tegas bagi produsen obat yang menggunakan kandungan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG) secara berlebihan.
BPOM menyatakan sesuai peraturan dan persyaratan registrasi produk, ditetapkan persyaratan bahwa semua produk obat sirop untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan EG dan DEG. Dua cairan tersebut dinyatakan sebagai cemaran gliserin atau propilen glikol sebagai zat pelarut tambahan.
Advertisement
BPOM mengatasi kondisi ini dengan menetapkan batas maksimal penggunaan EG dan DEG pada kedua bahan pelarut tambahan tersebut sesuai dengan standar internasional yang berlaku.
"Untuk produk yang melebihi ambang batas aman akan segera diberikan sanksi administratif berupa peringatan, peringatan keras, penghentian sementara kegiatan pembuatan obat, pembekuan sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), pencabutan sertifikat CPOB, dan penghentian sementara kegiatan iklan, serta pembekuan Izin Edar dan/atau pencabutan Izin Edar," tulis BPOM dalam keterangan tertulis dikutip dari laman resminya, Rabu (19/10/2022).
Pemberlakuan larangan ini dilakukan dengan upaya menelusuri berbagai sampling, pengujian sampel dan risiko secara bertahap pada produk obat sirop yang memiliki kandungan EG dan DEG. Hal ini dilakukan untuk memastikan pemenuhan syarat batas aman sesuai standar.
Lebih lanjut, pihak BPOM akan rutin berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, sarana pelayanan kesehatan dan pihak lain untuk melakukan pengawasan keamanan obat (farmkovigilans) yang berlaku untuk pengobatan di tanah air.
"Semua industri farmasi yang memiliki obat sirup yang berpotensi mengandung cemaran EG dan DEG, diminta untuk melaporkan hasil pengujian yang dilakukan secara mandiri sebagai bentuk tanggung jawab pelaku usaha," jelasnya.
Kemenkes RI baru-baru ini mengeluarkan instruksi pelarangan penggunaan maupun penjualan obat-obatan dalam bentuk cair atau sirup. Hal ini ditujukan sebagai langkah pencegahan peningkatan kasus gangguan ginjal akut Acute Kidney Injury (AKI) progresif pada anak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
- Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini Minggu 5 Mei, Waspadai Awan Tebal di Sore Hari
- Cerah Berawan dari Pagi sampai Siang, Cek Prakiraan Cuaca Boyolali Minggu 5 Mei
- Banyak Cerah Berawan dan Suhu Panas, Cek Prakiraan Cuaca Klaten Minggu 5 Mei
- Prakiraan Cuaca Karanganyar Hari Ini Minggu 5 Mei 2024: Berawan tanpa Hujan
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal KRL Jogja Solo dari Stasiun Tugu Jogja, Minggu 5 Mei 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement