Advertisement

Covid-19, Agama dan Relawan Kemanusiaan

M Nurdin Zuhdi
Senin, 31 Oktober 2022 - 12:17 WIB
Jumali
Covid-19, Agama dan Relawan Kemanusiaan M Nurdin Zuhdi - Ist

Advertisement

Hubungan antara agama dan manusia telah menjadi topik kajian yang menarik diperbincangkan sejak lama dan mencuat dalam beberapa tahun terakhir (Salonen: 2018; Krause: 2019). Kajian-kajian tersebut menegaskan bahwa agama dan manusia tidak dapat dipisahkan. Terjadinya berbagai mancam bencana beberapa tahun terkahir, seperti gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, dan terutama pandemi Covid-19 telah mendorong umat beragama untuk terjun langsung membantu dalam program kemanusiaan termasuk dengan menjadi relawan.

Inilah yang juga direspon oleh Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta dengan mengirimkan mahasiswa dan dosen-dosennya sebagai relawan kemanusiaan dalam membantu menanggulangi pandemi Covid-19 yang telah dilakukannya sejak dua tahun terakhir ini. Kita mengetahui bahwa sudah banyak dokter dan tenaga medis yang gugur dalam menangani pandemi Covid-19. Sehingga banyak rumah sakit dan dinas kesehatan, khusunya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yang memerlukan bantuan. Disaat krisis seperti ini, relawan memiliki peran yang penting dalam membantu untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

Advertisement

Sejauh ini, UNISA Yogyakarta telah mengirimkan lebih dari 100 mahasiswa dan dosennya yang berasal dari berbagai prodi kesehatan untuk menjadi relawan, diantaranya Prodi Profesi Ners; Radiologi; Kebidanan; dan Teknologi Laboratorium Medis. Sebagian besar mahasiswa tersebut menjadi Relawan Vaksinator Covid-19, perawat bangsal covid dibeberapa Rumah Sakit di Yogyakarta, seperti RSUP dr Sardjito, RS PKU Muhammadiyah Gamping, RSUD Wates, dan di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta serta pendamping isolasi mandiri.

Selain itu, dalam membantu pemerintah untuk menanggulangi Pandemi Covid-19 UNISA Yogyakarta telah menyelenggarakan Program Komunikasi Vaksin Covid 19 UNISA Yogyakarta Kerjasama dengan TNI POLRI. Sejauh ini dengan program tersebut lebih dari 14.400 orang telah divaksin. Ini merupakah langkah nyata UNISA Yogyakarta sebagai kampus berwasan kesehatan yang berlandakan nilai-nilai Islam berkemajuan dalam menggulangi bencana Covid-19 di Yogyakarta. Bahkan sampi hari ini UNISA Yogyakarta masih membuka gerai vaksinasi untuk Booster. Dengan program ini UNISA Yogyakarta berhasil meraih penghargaan dalam ajang “The 1st Indonesia DEI & ESG Awards (IDEAS) 2022″.

Apa yang telah dilakukan UNISA Yogyakarta, baik dalam bentuk program vaksinasi mapun dengan mengirimkan relawan kemanusiaan adalah bentuk membumikan integrasi antara agama dan sains dalam menaggulangi bencana. Integrasi antara gama dan sains inilah yang sudah dan terus dilakukan oleh UNISA Yogyakarta dalam memecahkan problem-problem kemanusiaan, termasuk Pandemi Covid-19.

Tidak mudah mencari relawan Pandemi Covid-19 karena tidak semua mahasiswa dan dosen bersedia dan dizinkan orang tua atau kelaurganya untuk menjadi relawan. Hal tersebut mengingat akan resikonya yang juga begitu besar. Bersedianya mahasiswa sebagai relawan dalam menanggulangi pandemi Covid-19 harus diapresiasi.

Sebagai kampus kesehatan yang berbasis nilai-nilai agama, UNISA Yogyakarta telah membekali mahasiswa dengan matakuliah agama yang memadai. Salah satu matakuliah yang diajarkan adalah matakuliah Kemanusiaan dan Keimanan. Matakuliah ini menegaskan pentingnya keseimbangan antara iman (teori) dan amal (praktik lapangan). Salah satu materi yang diajarkan adalah teologi Al-Ma’un.

Al-Ma’un mengajarkan bahwa ibadah ritual (seperti sholat, puasa dan yang lainnya) kurang bernilai jika pelakunya tidak melakukan amal sosial. Melalui Al-Ma’un kita diingatkan bahwa agama tidak hanya diterjemahkan dalam bentuk hubungan manusia dengan Tuhannya saja, namun juga hubungan manusia dengan manusia dan juga dengan alam lingkungannya. Sebab itu, Al-Ma’un harus menjelma sebagai praksis sosial, amaliah, atau tindakan. Bahkan Al-Ma’un melabeli mereka yang mengabaikan anak-anak yatim dan tidak berusaha untuk mengentaskan masyarakat dari segala bentuk kesusahan sebagai “pendusta agama”. Sebab itu, umat beragama jangan hanya fokus dalam hal keshalihan individual, karena keshalihan sosial juga sangat penting.

Di UNISA Yogyakarta, agama bukan hanya dipelajari secara teoritis di dalam ruang-ruang kelas saja, namun juga diwujudkan dalam bentuk amal aplikatif di tengah-tengah masyarakat, seperti menjadi relawan Covid-19. Tentu, proses pembelajaran matakuliah ini sejalan dengan program Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka (MBKM). Di sini pembelajaran mata kuliah agama tidak hanya berhenti dalam ranah-ranah teoritis, namun yang tidak kalah penting adalah memembawanya ke ranah aplikatif. Dengan demikian, peran mata kuliah agama bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Selama ini, pembelajaran mata kuliah agama dianggap cenderung monoton (tradisonalis). Pembelajaran mata kuliah agama selama ini masih berkutat pada ranah teoritis saja, yaitu pembelajaran yang hanya berhenti di ruang-ruang kelas. Pembelajaran mata kuliah agama yang telah dilakukan tersebut belum banyak yang menyentuh ranah aplikatif.

Pembelajaran mata kuliah agama yang hanya berhenti pada ranah teoritis hanya akan menyebabkan kejenuhan dalam belajar dan kurang kontributif. Transfer ilmu dalam pembelajaran agama seperti ini hanya bersifat satu arah (teacher center). Inilah yang dapat menyebabkan pesan yang disampaikan agama tidak memberikan perubahan apapun. Sebab itu, diperlukan inovasi pembelajaran mata kuliah agama, yaitu pembelajaran berbasis project lapangan. Metode pembelajaran agama berbasis project lapangan inilah yang akan memberikan dampak yang lebih luas. Dengan demikian, kehadiran agama dapat memberikan perubahan nyata yang mencerahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Sleman Kekurangan Ribuan Hewan Kurban, Butuh Pasokan Daerah Lain

Sleman
| Minggu, 19 Mei 2024, 18:07 WIB

Advertisement

alt

Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu

Wisata
| Sabtu, 18 Mei 2024, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement