Advertisement
Ini Penyebab Belanja Kesehatan Pemerintah Memble
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran kesehatan pada APBN mencapai Rp131,7 triliun hingga 31 Oktober 2022.
Realisasi belanja kesehatan tersebut turun sebesar 34,8 persen jika dibandingkan dengan realisasi pada Oktober tahun lalu.
Advertisement
BACA JUGA : Realisasi Belanja APBN DIY Capai Rp6,2 Triliun
Sri Mulyani menjelaskan, realisasi belanja kesehatan reguler atau non-Covid-19 tercatat sebesar Rp91,0 triliun per 31 Oktober 2022. Jumlah tersebut lebih tinggi dari realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp87,2 triliun.
Sementara itu, realisasi belanja kesehatan untuk Covid-19 hanya sebesar Rp40,7 triliun, turun signifikan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai Rp114,8 triliun.
“Jadi belanja kesehatan menurun, tapi dalam artian baik, karena artinya Covid-19 sudah bisa ditangani dan diharapkan semakin menurun,” katanya dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (24/11/2022).
Dia pun merincikan, belanja kesehatan reguler hingga 31 Oktober 2022 terbesar untuk pembayaran JKN sebesar Rp37,3 triliun, kepada sebanyak 94,3 juta penerima bantuan.
Selain itu, pemerintah juga masih membayarkan klaim untuk pelayanan pasien Covid-19 yang masih cukup besar, yaitu mencapai Rp25,3 triliun.
Secara total, belanja pemerintah hingga 31 Oktober 2022 telah terealisasi sebesar Rp2.351,1 triliun, atau mencapai 75,7 persen terhadap target APBN.
Belanja untuk kementerian dan lembaga (K/L) terealisasi sebesar Rp754,1 triliun atau mencapai 79,7 persen dari target APBN. Sementara itu, belanja non-K/L terealisasi sebesar Rp917,7 triliun atau 67,7 persen dari target.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan belanja pemerintah minus 2,88 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III/2022.
Kepada Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan satu-satunya komponen PDB dari sisi pengeluaran yang mengalami koreksi adalah belanja pemerintah. Komponen ini berkontribusi 7,57 persen terhadap PDB.
"Kita bisa melihat bahwa pertumbuhan di seluruh komponen pengeluaran ini menunjukkan pertumbuhan, kecuali di konsumsi pemerintah yang mengalami kontraksi 2,88 persen," ujar Margo dalam konferensi pers, Senin (7/11/2022).
Dia menyebut bahwa penyebab berkurangnya konsumsi pemerintah pada kuartal III/2022 di antaranya karena penurunan realisasi belanja barang dan jasa melalui anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA, Berangkat dari Stasiun Tugu Jogja, Cek di Sini
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap 300 Demonstran Pro Palestina di New York
- Fakta-fakta Seputar Korupsi SYL yang Terungkap di Persidangan, dari Beli Mobil, Kaca Mata hingga Bayar Biduan
- Polisi Tembak Gas-Peluru Karet Saat Demo Buruh di Turki, Ratusan Orang Ditangkap
- Paus Fransiskus Kecam Industri Senjata Ambil Untung dari Kematian
- Update Harga Pangan 2 Mei: Komoditas Beras dan Bawang Putih Naik
- BMKG Pastikan Udara Panas di Indonesia Akhir-akhir Ini Bukan Heatwave, Ini Penjelasannya
- Peringati Hardiknas Terakhir, Mendikbud Nadiem Ingin Merdeka Belajar Terus Dilanjutkan
Advertisement
Advertisement