Advertisement
Daftar Daerah di Jateng dengan Angka Kematian Bayi Tinggi
Advertisement
Harianjogja.com, SEMARANG—Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah atau Dinkes Jateng mencatat ada 3.031 angka kematian bayi di Jateng selama Januari-September atau hingga kuartal III 2022. Berikut daftar daerah dengan angka kematian bayi paling banyak di Jateng.
BACA JUGA: Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi
Advertisement
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jateng, Yuni Rahayuningtyas, menyebut dari 35 kabupaten/kota di Jateng tingkat atau angka kematian bayi paling banyak ada di Kabupaten Brebes. Selama kurun waktu Januari-September 2022, ada setidaknya 191 bayi di Brebes yang mengalami kematian.
Menurut Yuni, Brebes memang daerah yang menjadi penyumbang AKB atau angka kematian bayi terbanyak di Jateng. Hal ini menyusul wilayah Brebes yang luas dan memiliki populasi yang besar.
Kendati demikian, selain Brebes angka kematian bayi di Jateng juga banyak tersebar di wilayah bagian selatan seperti Banyumas, Cilacap dan Kebumen. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Grobogan menempati urutan kedua dalam daftar daerah yang paling banyak angka kematian bayi yakni dengan jumlah mencapai 186 kasus. Kemudian disusul Banyumas dengan 179 kasus, Cilacap dengan 151 kasus, dan Kebumen dengan 131 kasus.
Yuni menjelaskan bila risiko kematian bayi lebih tinggi daripada angka kematian ibu. Ia pun mencontohkan Brebes di mana angka kematian bayi mencapai 191 kasus, sedangkan angka kematian ibu sekitar 35 kasus. “Risiko kematian tinggi bayi [daripada ibu]. Untuk AKI saja, sampai triwulan 3 ini tercatat 335 kematian, terbanyak juga sama [Kabupaten Brebes],” ujar Yuni di Semarang, Kamis (1/12/2022).
Yuni pun mengungkapkan antisipasi kematian bayi dapat ditekan salah satunya pada saat masa kehamilan. Termasuk dengan memperhatikan masa persalinan dan masa nifas.
“Kalau ini [persalinan dan nifas] dilewati dengan baik, insyaallah selamat. Kemudian [ibu dan bayi] bisa sehat,” jelasnya.
Yuni pun mengaku berbagai upaya dilakukan untuk menekan AKB tersebut. Salah satunya, yakni dengan menggencarkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng.
“Di program itu, kita melakukan pengawalan dari hulu hingga hilir. Mulai dari pengawalan persiapan ibu hamil sampai melahirkan, termasuk fase nifas. Kemudian, peningkatan pelayanan kesehatan hingga melibatkan setiap lapisan masyarakat untuk edukasi secara merata. Pelayanan kesehatan di Jateng sangat siap melakukan jemput bola bila ada yang kesulitan,” beber dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Rute Bus Trans Jogja ke Sejumlah Kampus dan Lokasi Wisata, Jangan Salah Pilih
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Komisaris HAM PBB Prihatin dengan Sikap Polisi AS yang Membubarkan Aksi Mahasiswa Pro Palestina
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
- Buruh Desak Presiden Terpilih Prabowo Subianto Cabut UU Cipta Kerja
Advertisement
Advertisement