Advertisement
Natal, Gencatan Senjata Rusia vs Ukraina Libur
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Rusia menegaskan tidak akan ada gencatan senjata saat Natal, setelah hampir 10 bulan berperang melawan Ukraina.
Meski tak ada gencatan senjata, puluhan tahanan termasuk orang Amerika telah dibebaskan, itu menunjukkan adanya komunikasi antar kedua belah pihak.
Advertisement
Meski demikian, Rusia dan Ukraina hingga kini tidak terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri pertempuran, yang sebelumnya berkecamuk di Timur dan Selatan hingga Ibu Kota Kyiv pada Rabu (14/12/2022).
Puluhan ribu orang telah tewas, jutaan lainnya mengungsi ke negara lain, dan kota-kota di Ukraina telah hancur sejak Rusia menginvasi pada (24/2/2022).
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak akan ada ketenangan untuk saat ini dan kedepan.
Baca juga: Animo Wisatawan Datangi DIY Tinggi, PHRI DIY: Jangan Sampai Ada Nuthuk Harga!
"Tidak ada ketenangan di garis depan," kata Zelensky dalam pidato video malam, seperti dilansir dari CNA, Kamis (15/12/2022).
Pada pekan ini, Zelensky mengatakan bahwa Rusia harus mulai mundur menjelang Natal sebagai langkah untuk mengakhiri konflik, yang terbesar di Eropa sejak Perang Dunia II.
Moskow langsung menolak permintaan itu, dengan mengatakan bahwa Ukraina harus menerima kehilangan wilayahnya ke Rusia sebelum kemajuan apapun di negara itu dapat dicapai.
Meskipun tidak ada pembicaraan damai, ratusan tahanan Ukraina telah dibebaskan dalam beberapa pekan terakhir.
Pihak Kyiv mengatakan bahwa pembebasan puluhan tahanan terbaru itu termasuk seorang warga negara Amerika Serikat (AS).
Kepala administrasi kepresidenan Ukraina, Andriy Yermak mengidentifikasi orang AS itu sebagai Suedi Murekezi, yang disebutnya telah berjuang untuk rakyat Ukraina sebelum akhirnya di tahanan Rusia.
Melansir dari The Washington Post bahwa Murekezi adalah seorang veteran Angkatan Udara AS yang lahir di Uganda.
Sementara itu, juru bicara (jubir) keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby tidak menyebutkan nama orang Amerika yang dibebaskan itu, dengan alasan masalah privasi.
Kirby mengatakan saat ini kekerasan sedang terjadi di antara kedua negara itu dan berharap bisa segera mengakhiri permusuhan.
"Mengingat apa yang kita lihat di udara dan di darat di Ukraina, sulit untuk menyimpulkan bahwa perang ini akan berakhir pada akhir tahun," kata Kirby.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Antisipasi Konvoi Kelulusan Pelajar, Polres Bantul Bakal Gelar Patroli
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
- Israel Beri Waktu Hamas Sepekan untuk Setujui Gencatan Senjata
- Korban Meninggal Akibat Banjir Luwu Sulsel Terus Bertambah, 2 Orang Hilang
- Sekjen Gerindra Sebut Gelora Tak Menolak PKS Masuk Pemerintahan Prabowo
- Persatuan Penyiaran Eropa Larang Simbol Palestina di Ajang Eurovision Song Contest Swedia
- Pembangunan Jalan Tol Semarang-Demak Dipercepat
- Suami Mutilasi Istri di Ciamis: Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku
Advertisement
Advertisement