Advertisement
Rusuh di Brasil, Istana Kepresidenan Diserbu & 200 Orang Ditangkap
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ratusan pendukung mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro menyerbu Istana Kepresidenan, Kongres, dan Mahkamah Agung Brasil pada Minggu (8/1/2023).
Setelah kepungan itu terjadi, pasukan keamanan Brasil melancarkan operasi besar-besaran. Presiden Luiz Inacio Lula da Silva mengecam serangan itu. Operasi besar-besaran dilakukan untuk mengevakuasi para demonstran dari Istana Kepresidenan dan Mahkamah Agung.
Advertisement
Evakuasi itu dilakukan dengan pasukan keamanan menggunakan polisi antihuru hara menunggang kuda, menggunakan meriam air, dan bom gas air mata yang ditembakkan dari helikopter.
BACA JUGA : 52 Napi Tewas akibat Bentrok di Penjara Brasil
Adapun Lula menandatangani dekrit yang menyatakan intervensi federal di Brasil, memberikan kekuasaan khusus kepada pemerintahnya untuk memulihkan hukum dan ketertiban di Ibu Kota.
"Para fanatik fasis ini telah melakukan sesuatu yang belum pernah terlihat sebelumnya dalam sejarah negara ini," kata Lula (77), seperti dilansir dari CNA, Senin (9/1/2023).
Lula berhasil menjabat menjadi Presiden Brasil pada pekan lalu, setelah mengalahkan Bolsonaro dalam pemilihan Oktober lalu. Bolsonaro yang berada di AS, kalah dalam pemilihan presiden.
Pendukungnya menolak untuk menerima bahwa dia kalah dalam pemilihan dan telah menyerukan intervensi militer dan pengunduran diri Lula, sehingga saat ini Brasil terpecah belah.
"Kami akan mencari tahu siapa pengacau ini, dan mereka akan dijatuhkan dengan kekuatan penuh hukum," lanjutnya.
Menteri Kehakiman Brasil, Flavio Dino, mengatakan bahwa sedikitnya ada 200 perusuh telah ditangkap. Situasi di dalam dan sekitar Kongres, Mahkamah Agung, dan Istana Kepresidenan terkendali setelah pasukan keamanan berhasil mengusir pendukung mantan presiden Jair Bolsonaro.
BACA JUGA : Sekelompok Warga Datangi Polda DIY terkait Penanganan
"Ini terorisme, kudeta. Kami yakin sebagian besar penduduk tidak ingin kegelapan ini diterapkan," katanya, dilansir dari BBC, Senin (9/1/2023).
Dia juga menuduh pasukan keamanan di wilayah tersebut, yang dipimpin oleh sekutu Bosolnaro, telah lalai selama protes, pada Minggu (8/1/2023).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Unik! Nangka Muda Masuk 5 Besar Penyumbang Inflasi Tertinggi di Kota Jogja
Advertisement
Jadwal Agenda Wisata Jogja Sepanjang Bulan Mei 2024, Ada Pameran Buku Hingga Event Lari
Advertisement
Berita Populer
- Orang Tua Diminta Awasi Aktivitas Anak di internet untuk Cegah Child Grooming
- Pemerintah Siapkan Aturan Perlindungan Anak di Ranah Online
- Momentum Hardiknas, Puan Ajak Dukung Kemajuan Ekosistem Pendidikan
- Ratusan Rumah Terendam Akibat Luapan Sungai Cibeureum
- Airlangga Bertemu Sekjen Cormann, Tegaskan Komitmen Percepat Proses Keanggotaan Indonesia.
- Mendagri Sebut Pilkada 2024 Telan Anggaran hingga Rp27 Triliun
- AS Mengaku Belum Mendapat Tanggapan Hamas Soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza
Advertisement
Advertisement