Advertisement
Puluhan Kendaraan Tak Kuat Menanjak di Tanjakan Clongop Gunungkidul
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Jajaran Polsek Gedangsari dan relawan terus bersiaga di Tanjakan Clongop, Kalurahan Hargomulyo, Gedangsari. Personel disiagakan untuk membantu kendaraan yang tak kuat menanjak di jalur perbatasan Gunungkidul-Klaten ini.
BACA JUGA: Tanjakan Clongop Gunungkidul Akan Dinormalisasi
Advertisement
Kapolsek Gedangsari, AKP Suryanto mengatakan, Tanjakan Clongop menjadi rute tercepat untuk masuk wilayah Gunungkidul, utamanya di Kapanewon Gedangsari. Meski demikian, jalurnya terhitung ekstrem karena harus melintasi kawasan perbukitan yang curang sehingga pengendara harus berhati-hati saat melintasinya.
“Jalurnya sangat ekstrem dan rawan terjadi kecelakaan,” kata Suryanto kepada wartawan, Senin (24/4/2023).
Menurut dia, sejak libur Lebaran sudah banyak pengendara, khususnya kendaraan roda empat yang menjadi korban. Sebab, saat melintas ada yang tak kuat melewati Tanjakan Clongop.
“Ada yang sudah terbiasa lewat, tapi ada juga melintas karena diarahkan oleh aplikasi penunjuk arah,” katanya.
Suryanto mengakui sudah membuat antisipasi dengan mempersiapkan tim ganjal ban. Selain itu, juga ada petugas kepolisian dan relawan yang membantu mendorong saat mobil tak kuat menanjak.
“Kami terus siagakan dan bantu pengendara yang tak kuat menanjak. Rata-rata ada sepuluh mobil yang tak kuan kemanjak setiap harinya,” kata mantan Kasi Humas Polres Gunungkidul ini.
Suryanto mengimbau kepada pengendara yang melintas Tanjakan Clongop agar lebih berhati-hati lagi. Selain menjaga jarak dengan kendaraan yang lain, saat menaiki tanjakan diimbau menggunakan gigi rendah.
“Jangan lupa matikan AC agar tenaga mobil lebih kuat sehingga bisa melalui tanjakan dengan mulus karena kondisinya memang sangat ekstrem,” katanya.
Kepala Bidang Lalu Lintas, Dinas Perhubungan Gunungkidul, Bayu Susilo Aji mengatakan, pada saat persiapan sudah dilakukan, salah satunya dengan mendata jalur rawan mudik. Menurutnya, ada beberapa jalur yang harus diwaspadai karena rawan kecelakaan.
Hal ini terjadi karena kondisi jalan merupakan tanjakan ekstrem. Beberapa jalur yang masuk kategori ekstrem di antaranya Tanjakan Clongop, Gedangsari; Bundelan di Kapanewon, Ngawen, jalur Dlingo-Playen hingga Tanjakan Petir, Rongkop.
“Di beberapa jalur ini, kendaraan berat atau besar dilarang melintas guna menghindari terjadinya kecelakaan,” kata Bayu,.
Dia mengungkapkan, untuk mengurangi risiko kecelakaan di jalur ekstrem sudah dilakukan antisipasi dengan memasang rambu-rambu lalu lintas. Selain itu, juga dipasang spanduk tentang peringatan agar kendaraan besar tidak melintas di jalur tersebut.
Meski demikian, upaya antisipasi tidak sampai menutup akses, khususnya bagi pengendara yang memanfaatkan aplikasi penunjuk arah. Untuk diketahui, di Kabupaten Bantul jalur ekstrem seperti Cino Mati akan dihapus selama libur Lebaran dari aplikasi penunjuk arah.
“Untuk Gunungkidul, tidak ada kerja sama dengan penyedia layanan agar menghapus sementara jalur ektrem agar tidak dilalui,” kata Bayu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Draf RUU Penyiaran Larang penyiaran Jurnalisme Investiagsi: Mahfud: Harus Kita Protes
- Kecanduan Nontom Video Porno, Seorang Ayah Tega Cabuli Anak Kandung
- Kelas BPJS Kesehatan Diganti KRIS, Begini Tarif Iurannya
- Peristiwa Hari Ini, Kilas Balik Kerusuhan Solo 15 Mei 1998
- Bertemu Jokowi, Grace Natalie Mengaku Dapat Tugas di Pemerintahan
Advertisement
Sejumlah Pelaku Wisata DIY Sayangkan Adanya Pelarangan Study Tour
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Peristiwa Hari Ini, Kilas Balik Kerusuhan Solo 15 Mei 1998
- Dukung Rencana Prabowo Tambah Jumlah Kementerian, Nasdem: Tapi Harus Efektif dan Produktif
- Soal Kaesang Mau Ikut Pilkada, Grace Natalie: Sudah Cukup Umur Maju Bupati atau Walikota
- Kelas BPJS Kesehatan Diganti KRIS, Begini Tarif Iurannya
- Kepulauan Seribu Diguncang Gempa, Terasa sampai Tangerang
- Diduga Beri Gratifikasi Rp100 Juta, Suami Maia Estianty Terseret Kasus Kepala Bea Cukai Yogyakarta
- 10 Jam Diperiksa Kejagung, Sandra Dewi Cuma Tersenyum
Advertisement
Advertisement