Advertisement
Gawat! Danau-danau Terbesar Dunia Mengering
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Sebuah penelitian mengungkap bahwa danau-danau terbesar di dunia mulai mengalami kekeringan. Ditemukan jika danau-danau tersebut telah berubah selama tiga dekade terakhir.
Hal itu berdasarkan pantauan satelit yang digunakan untuk melacak bagaimana danau di seluruh dunia, dari Laut Kaspia hingga Great Salt Lake.
Advertisement
Lebih dari separuh danau dan waduk terbesar di dunia mengering, studi baru tersebut menyimpulkan.
Suhu yang lebih panas akibat perubahan iklim dan pengalihan air oleh masyarakat telah menyusutkan danau-danau di dunia hingga triliunan liter air per tahun sejak awal 1990-an.
Jumlah kehilangan air
Pengamatan yang dilakukan di hampir 2.000 danau terbesar di dunia menemukan bahwa mereka kehilangan sekitar 21,5 triliun liter per tahun.
Itu berarti dari tahun 1992 hingga 2020, dunia kehilangan setara dengan 17 Danau Meads reservoir terbesar Amerika, di Nevada, demikian dilansir dari Euronews.
Baca juga: Pemda DIY Lelang 37.743 Liter Minyak Kayu Putih, Tertarik?
Bahkan danau di daerah yang curah hujannya lebih tinggi pun menyusut. Atmosfer yang lebih haus dari udara yang lebih hangat menyedot lebih banyak air dalam penguapan.
Penyusutan air juga terjadi karena pola curah hujan dan perubahan limpasan sungai.
Studi tersebut mengungkapkan jika Danau Urmia di Iran kehilangan sekitar 1,05 triliun liter per tahun.
Danau Mono California adalah contoh yang baik dari jenis penyusutan ini, kata Yao.
Danau tropis lembab di Amazon ditemukan telah kehilangan air serta danau di Kutub Utara, menunjukkan tren yang jauh lebih luas dari yang diperkirakan.
Bahkan daerah yang semakin basah karena perubahan iklim kehilangan air danau karena udara yang lebih panas menyedot lebih banyak uap air dari danau.
Peneliti menggunakan pengamatan satelit, data iklim, dan simulasi komputer selama hampir 30 tahun untuk mencari tahu apa yang terjadi pada danau.
Mereka menggunakan gambar dari Landsat program pengamatan Bumi terlama di dunia dan informasi tentang ketinggian permukaan air dari satelit untuk melihat bagaimana danau telah berubah selama tiga dekade.
Mereka menemukan bahwa lebih dari setengahnya telah menyusut sedemikian rupa sehingga signifikan secara statistik dan tidak acak.
Di Amerika Serikat, Danau Mead kehilangan dua pertiga airnya antara tahun 1992 dan 2020, sementara Great Salt Lake juga menyusut secara nyata.
The Great Lakes turun drastis dari tahun 1992 hingga 2013 kemudian stabil dan kemudian meningkat.
Masalah lain adalah bahwa danau dipenuhi sedimen atau kotoran dari hulu sungai. Para ilmuwan telah lama mengetahui tentang masalah perubahan iklim, pengalihan dan sedimentasi.
Penyusutan danau berimbas pada krisis air minum?
Danau yang menurun tidak berarti tempat-tempat tiba-tiba hilang tanpa air minum.
Namun, hal itu dapat menyebabkan lebih banyak persaingan untuk air danau, yang juga digunakan dalam pembangkit listrik tenaga air dan rekreasi seperti berperahu, kata penulis penelitian tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Top 7 News Harian Jogja Online, Kamis 2 Mei 2024, Persoalan Sampah di Jogja hingga Peringatan May Day 2024
Advertisement
Peringati Hari Pendidikan Nasional dengan Mengunjungi Museum Dewantara Kirti Griya Tamansiswa di Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Aksi Buruh 1 Mei: Masyarakat Diminat Hindari Kawasan Monas Jakarta
- Prihatin Atas Temuan Kuburan Maasa di Gaza, Sekjen PBB Minta Operasi militer di Rafah Dihentikan
- Pendiri Sriwijaya Air Hendry Lie Terlibat Korupsi Timah Rp217 Triliun, Begini Respons Manajemen
- Di Jakarta Ada Aksi Buruh 1 Mei, Jokowi Pilih ke NTB
- Buruh Desak Presiden Terpilih Prabowo Subianto Cabut UU Cipta Kerja
- Bangun Kota Cerdas, Pusat Data IKN Dilengkapi Komputasi Performa Tinggi
Advertisement
Advertisement