Advertisement

Politikus PDIP Ungkap 5 Pertanyaan Pemicu Konflik Mega Vs SBY

Surya Dua Artha Simanjuntak
Jum'at, 23 Juni 2023 - 13:27 WIB
Sunartono
Politikus PDIP Ungkap 5 Pertanyaan Pemicu Konflik Mega Vs SBY Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono bertemu saat pemakaman Ani Yudhoyoni di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta, Minggu (2/6/2019). - Istimewa

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) diyakini akan mencairkan kebekuan hubungan Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Puan mewakili generasi kedua klan politik Teuku Umar, lokasi kediaman Megawati. AHY banyak dilihat sebagai putra mahkota Cikeas, salah satu sosok yang digadang-gadang mampu mewarisi kepemimpinan SBY.

Mega dan SBY adalah salah satu patron politik di Indonesia saat ini. Namun demikian, hubungan kedua tokoh ini ibarat air dan minyak. Tidak pernah bisa bersatu setidaknya selama dua dekade terakhir.

Advertisement

Mega lewat PDIP kerap melontarkan pernyataan keras kepada Partai Demokrat begitupula sebaliknya. Jalan rekonsiliasi antara dua tokoh itu mulai tampak ketika Puan dan AHY bertemu di Gelora Bung Karno pekan lalu. Kendati demikian, Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Panda Nababan mengungkapkan rekonsiliasi antara Megawati Soekarnoputri dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tergantung pada lima pertanyaan.

BACA JUGA : SBY Mimpi Bertemu Megawati, Begini Tanggapan Puan Maharani

Panda mengakui belakangan SBY memberi sinyal keinginan bertemu dengan Megawati. Meski demikian, menurutnya, sejak 18 tahun lalu Megawati memang sudah berniat melakukan rekonsiliasi dengan SBY.

Panda pun bercerita pengalamannya pada 2005 ketika didelegasikan Megawati untuk bertemu SBY. Menurutnya, waktu itu Megawati menitipkan lima pertanyaan untuk SBY.

“Nah waktu itu Ibu Mega mengatakan kepada saya, ‘Panda, kau catat dulu lima pertanyaanku, kalau dia jawab itu dengan jujur dan terbuka, saya akan ketemu’,” ungkap Panda saat ditemui di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (22/6/2023) malam.

Dia langsung mencatat lima pertanyaan itu. Setelahnya, Panda menemui SBY di Istana Negara. Menurutnya, saat itu SBY bingung karena bukan Megawati yang langsung menemuinya.

“Dia [SBY] tanya aku, ‘Kok Ibu [Megawati] enggak datang?’, ‘Oh tidak, pesan Ibu kalau Pak Susilo jawab pertanyaan ini, baru Ibu datang, baru Ibu ketemu’,” jelas Panda.

Dia pun langsung membacakan lima pertanyaan titipan Megawati untuk SBY. Meski demikian, klaim Panda, SBY tak menjawab satu pun pertanyaan itu.

“Malah dia lebih banyak menerawang, lihat langit-langit Istana gitu lho. Martabak ada di sini, gua makanin saja,” ujarnya.

Setelahnya, Panda pun melaporkan hasil pertemuannya itu dengan Megawati. Menurutnya, Megawati tak heran dengan reaksi SBY. “Dia [Megawati] kan waktu dia reaksi ke saya, Itulah Panda, dia berbohong ya kan? Dia enggak jujur, dia enggak terbuka’,” ucapnya.

Oleh sebab itu, Panda mengatakan hingga kini Megawati seperti enggan berdamai dengan SBY. Namun, apabila SBY mau jawab lima pertanyaan itu dengan jujur maka Megawati akan bersedia mengakhiri perselisihan keduanya. “Hanya itu yang perlu dijawab. Selama 18 tahun hanya itu yang ditunggu untuk dijawab. Apa sih sulitnya?” jelas Panda.

Lima Pertanyaan

Panda pun mengungkapkan lima pertanyaan yang dititipkan Megawati untuk SBY. Pertama, apakah benar SBY pernah berbicara ke Mega bahwa dirinya merasa berada di comberan, sehingga Mega mau mengangkat dirinya jadi menteri.

Kedua, terkait kejelasan SBY yang memutuskan maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2004. Padahal menurut Panda saat menjadi menterinya Megawati SBY sempat nyatakan tak akan maju pada ajang Pilpres 2004.

Ketiga, apakah SBY memanfaatkannya jabatannya sebagai Menko Polhukam untuk mengesahkan Partai Demokrat sebagai partai politik. Pada 2004, Demokrat jadi kendaraan politik utama SBY agar maju sebagai calon presiden 2004.

Keempat, apakah dia berminat jadi wakil presiden untuk Megawati. Kelima, terkait apakah dia memang tidak pernah diundang ke rapat kabinet Megawati.

“Ibu Mega kan punya batin, punya intel, punya informasi dong sebagai presiden. Tapi dia [Megawati] mau kejujurannya [SBY]. Jadi hal-hal yang sederhana itu tidak dijawab dengan jujur,” ungkap Panda.

Hubungan Megawati-SBY

Perselisihan dua orang sama-sama pernah jadi orang nomor satu di Indonesia ini bermula sejak masa akhir pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri.

Pada akhir 2003, Partai Demokrat berhasil disahkan menjadi parpol. Pendirian parpol ini berkaitan erat dengan ambisi SBY untuk maju sebagai calon presiden pada Pilpres 2004. Saat itu, SBY masih menjabat sebagai menko polkam Kabinet Gotong Royong yang dipimpin Megawati.

Edward Aspinall, Marcus Mietzner, dan Dirk Tomsa dalam buku The Yudhoyono Presidency (2015) menjelaskan, Megawati sudah curiga dengan ambisi menterinya itu: SBY ingin melawan dirinya pada Pilpres 2024.

BACA JUGA : Megawati Sindir SBY Terkait Potensi Chaos Jika Sistem

Akhirnya, Megawati “mengisolasi” SBY dari kegiatan pemerintahan. SBY pun merespons dengan mundur jabatan menko polkam pada Maret 2004. Lewat Partai Demokrat sebagai kendaraan politiknya, SBY fokus mencalonkan diri sebagai presiden pada Pilpres 2004. Benar saja, Megawati—presiden petahana sekaligus ketua umum PDIP—jadi lawan utama SBY.

Hasilnya, SBY berhasil keluar sebagai pemenang. Purnawirawan TNI ini pun menjabat sebagai Presiden RI 2004-2009. Megawati bersama parpolnya, PDIP, memutuskan berada di luar pemerintahan. Sejak saat itu Megawati dan SBY seakan selalu berseberangan pandangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Lima Pasar Rakyat di Bantul Diperbaiki dengan APBD 2024

Bantul
| Selasa, 21 Mei 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Lokasi Kolam Air Panas di Jogja, Cocok untuk Meredakan Lelah

Wisata
| Senin, 20 Mei 2024, 07:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement