Advertisement
Setelah Rafael Alun Trisambodo dan Andhi Pramono, KPK Akan Tindak Pejabat Lain yang Kerap Flexing
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menegaskan bakal terus mengusut harta kekayaan pejabat yang tidak sesuai dengan profilnya dan gemar melakukan flexing, berkaca dari kasus beberapa pajak di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yakni Rafael Alun Trisambodo dan Andhi Pramono.
Seperti diketahui, mantan pejabat pajak dan bea cukai itu kini ditetapkan sebagai tersangka kasus gratifikasi, sekaligus pencucian uang, bermula awalnya dari kepemilikan harta kekayaan yang janggal atau tidak sesuai dengan profilnya.
Advertisement
Bermula dari proses klarifikasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) mereka yang dinilai tak sesuai profil, KPK turut menemukan unsur tindak pidana korupsi dari sumber harta kekayaan mereka.
BACA JUGA : Buntut Kasus Pamer Harta, Eko Darmanto Dicopot dari Jabatan Kepala Bea Cukai Jogja
"Kami mendalami melalui pemeriksaan LHKPN dan berujung ditetapkannya RAT [Rafael Alun Trisambodo] dan AP [Andhi Pramono] sebagai tersangka, dan kami yakin masih banyak pejabat, penyelenggara negara kalau dilihat daftar kekayaannya tidak sesuai dengan profil yang bersangkutan tentu akan kami dalami dan kami akan lakukan klarifikasi LHKPN," ujar Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pada konferensi pers Kinerja Semester I/2023, Senin (14/8/2023).
Alex, sapaannya, mengakui bahwa kasus Rafael Alun dan Andhi Pramono yang bermula dari LHKPN mereka, termasuk kebiasaan flexing kekayaan pejabat, menjadi di antara penanganan kasus yang menjadi perhatian KPK dan publik pada tahun ini.
Oleh karena itu, pimpinan KPK dua periode itu mengatakan bakal melakukan pendalaman dan klarifikasi terhadap LHKPN pejabat yang dinilai tidak sesuai profil. Upaya itu juga bakal diperkaya dengan berbagai informasi yang beredar di media sosial terkait dengan pejabat-pejabat yang kerap melakukan flexing harta kekayaan.
"Kami juga akan berkoordinasi dengan PPATK untuk melihat ada tidaknya dugaan transaksi mencurigakan para penyelenggara negara tersebut," terangnya.
Adapun KPK mencatat telah melaksanakan 73 penyelidikam dan 85 penyidikan kasus korupsi hingga semester I/2023 atau 30 Juni 2023. Setelah itu, KPK juga telah melaksanakan 52 kegiatan penuntutan terhadap para terdakwa korupsi. Sementara itu, sebanyak 63 perkara per 30 Juni 2023 sudah berkekuatan hukum tetap.
BACA JUGA : Diduga Pejabat Bea Cukai Jogja Pamer Harta, Kementerian Keuangan Buka Suara
Di sisi lain, Direktorat LHKPN di bawah Kedeputian Pencegahan dan Monitoring KPK mencatat bahwa per 2 Juli 2023 tingkat kepatuhan wajib lapor LHKPN dari 371.671 pejabat dan penyelenggara negara telah mencapai 98,45 persen secara formil.
Namun, dari 98,45 persen itu, baru sebesar 87,31 persen yang telah menyertakan surat kuasa kepada KPK. "Ada gap sekitar 11 persen yang belum mencantumkan surat kuasa. Itu tool untuk KPK memeriksa lebih detil lagi," terang Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron, pada kesempatan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
- Kasus Duel Tukang Angon Bebek di Klaten, Warga Demo Minta Tersangka Dibebaskan
- Sadis! Ini Hasil Autopsi Pengusaha Tembaga Boyolali yang Dibunuh Teman Sendiri
- Perluas Jejaring Internasional, Tim UIN Salatiga Kunjungan Resmi ke Filipina
- Pembunuhan Pengusaha Tembaga Boyolali: Pelaku Warga Sragen dan Kenal Korban
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
- Israel Beri Waktu Hamas Sepekan untuk Setujui Gencatan Senjata
- Korban Meninggal Akibat Banjir Luwu Sulsel Terus Bertambah, 2 Orang Hilang
- Sekjen Gerindra Sebut Gelora Tak Menolak PKS Masuk Pemerintahan Prabowo
Advertisement
Advertisement