Advertisement
Kerap Terjadi saat Masa Pancaroba, Berikut Penyebab dan Tanda-Tanda Terjadinya Hujan Es
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Hujan es dan angin kencang melanda wilayah Klaten, Jawa Tengah, Kamis (26/10/2023). Akibatnya, sejumlah pohon tumbang dan atap sejumlah rumah rusak. Kerugian pun ditaksir mencapai ratusan juta rupiah.
Dilansir dari laman resmi BMKG, Jumat (27/10/2023), periode akhir Oktober memasuki awal November dapat dikatakan sedang memasuki periode peralihan musim dari kemarau ke penghujan atau yang dikenal dengan istilah pancaroba.
Advertisement
Fenomena cuaca yang ada di periode pancaroba ini cukup unik dan khas. Potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat dan sporadis yang sering disertai dengan kilat petir serta angin kencang kerap terjadi.
BACA JUGA: BREAKING NEWS: Hujan Es dan Angin Kencang Landa Klaten Sore Ini
Bahkan pada beberapa kondisi, hal ini bahkan dapat menimbulkan terjadinya fenomena cuaca ekstrem seperti puting beliung, hujan es.
Proses terjadinya hujan es
Menurut BMKG, fenomena hujan es/hasil merupakan fenomena cuaca alamiah yg biasa terjadi. Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Hujan es dapat terbentuk dari sistem awan konvektif jenis Cumulonimbus (CB). Awan tersebut juga kerap menyebabkan hujan lebat hingga hujan es, bahkan puting beliung. Umumnya awan jenis Cumulonimbus memiliki dimensi menjulang tinggi yang menandakan adanya kondisi labilitas udara signifikan dalam sistem awan tersebut.
Berikut indikasi hujan es yang kerap muncul:
- Satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
- Udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60%)
- Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis-lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
- Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu/hitam yang dikenal dengan awan Cumulonimbus.
- Pepohonan disekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
- Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri
- Biasanya hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba - tiba, apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita.
- Jika 1-3 hari berturut-turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Letusan Gunung Ibu Ciptakan Fenomena Unik karena Memicu Badai Petir Vulkanik
- Tingkatkan Cadangan Emas hingga Rp80 Triliun, Pengelola Tambang Gosowong Lakukan Efisiensi
- 1,4 Miliar Penduduk India Terancam Cuaca Panas Ekstrem
- Jemaah Calon Haji Dilarang Membentangkan Spanduk dan Bendera di Tanah Suci
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
Advertisement
Dua Maling Ternak di Wates Ditangkap, Polisi Dalami Keterkaitan Maraknya Kehilangan Ternak di Kulonprogo
Advertisement
Hotel Mewah di Istanbul Turki Ternyata Bekas Penjara yang Dibangun Seabad Lalu
Advertisement
Berita Populer
- Komandan KKB Petrus Pekei Ditangkap Satgas Operasi Damai Cartenz 2024
- Jumlah Kementerian Bertambah dari 34 Jadi 40, Yusril: Masih Wacana, Belum Resmi
- Mutu Jalan Tol MBZ Dituding Berada di Bawah Standar, Begini Respons Pengelola
- Luhut Mengklaim Diminta Prabowo Jadi Menteri
- KPK Digugat Praperadilan di PN Jaksel Oleh Sekjen DPR Indra Iskandar, Ini Kasusnya
- Status Aktivitas Gunung Ruang Turun dari Siaga ke Waspada, PVMBG: Masih Ada Potensi Bahaya
- Viral Anak Depresi Kecanduan Ponsel, Ini yang Dilakukan KemenPPPA
Advertisement
Advertisement