Advertisement
Dikritik Anies Baswedan, Mentan Tetap Lanjutkan Program Food Estate
Advertisement
harianjogja.com, JAKARTA—Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman memastikan program pemerintah terkait dengan food estate atau lumbung pangan harus dilanjutkan guna mendukung intensifikasi dan ekstensifikasi.
Komentar tersebut dilontarkan Amran usai capres Anies Baswedan menyebut pihaknya berencana mengganti program food estate atau contract framing.
Advertisement
“Ada memang pandangan berbeda tetapi ini saya kira harus kita lanjutkan. Berbeda pandangan itu biasa, tetapi sekali lagi kita lanjutkan karena ini sesuatu yang baik,” kata Amran di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Arman menuturkan, program food estate dirancang sebagai cadangan negara. Jika dikelola dengan skala besar dan didukung dengan sistem pertanian modern, maka program ini dapat berhasil. Selain itu, Indonesia sudah pernah swasembada pangan yakni pada 2017,2019, dan 2020, sehingga program food estate perlu dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang.
Melansir laman Kementerian Pertanian (Kementan), Rabu (29/11/2023) pengembangan food estate menjadi salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024.
Tujuannya, untuk memperkuat dan menjaga ketahanan pangan serta meningkatkan kesejahteraan petani, terutama di masa pandemi dan ditengah perubahan iklim.
BACA JUGA: Cak Imin Sebut Food Estate Era Jokowi Gagal, Usul Manajemen Bisnis Rakasasa
Anies sebelumnya menyampaikan bahwa pihaknya akan fokus pada contract farming yang merupakan sebuah kesepakatan kerja sama antara petani dan perusahaan pengolahan hasil atau perusahaan pemasaran produk pertanian untuk menghasilkan produk pertanian sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.
“Kita ingin sampaikan fokus kita ke depan. Kita tidak akan konsentrasi pada food estate, justru kita ingin contract farming dibangun untuk Indonesia ke depan,” kata Anies dalam acara Konferensi Orang Muda Pulihkan Indonesia, Sabtu (25/11/2023).
Setidaknya, ada sejumlah poin yang membuat Anies lebih memilih untuk membangun contract farming dibandingkan food estate. Di antaranya, ingin mengubah pendekatan yang semula sentralistik menjadi desentralisasi, fokus sektor pertanian, penyerapan hasil pertanian, dan penguasaan lahan pertanian.
“Harapannya dengan pola contract farming ini, maka petani di seluruh Indonesia punya kesempatan memperoleh nilai tambah atas kerja mereka dan sistem yang berkeadilan untuk semua,” ujarnya
Sumber: Bisnis.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Peringatan Hari Buruh 2024, Buruh Tuntut Penghapusan Upah Murah hingga Pencabutan UU Cipta Kerja
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
Advertisement
Tingkatkan Long Stay Wisatawan, Dispar Gunungkidul Gelar Beach Run
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Seleksi ASN 2024 Segera Dibuka Bulan Depan, Ada 1,2 Juta Lowongan
- Respon Ajakan Prabowo, Presiden Ingin Pertemuan Presidential Club Digelar Dua Hari Sekali
- Banjir Setinggi 3 Meter di Luwu Sulsel Sebabkan 14 Warga Meninggal Dunia
- Aturan Barang dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Zulhas Minta Jastiper Taati Hukum
- Otorita IKN Peroleh Hibah Kota Cerdas dari Amerika Serikat Senilai Rp31 Miliar
- Gerindra Pastikan Usung Dedi Mulyadi untuk Pilgub Jabar 2024
- BNPB Kerahkan Helikopter untuk Evakuasi Korban Erupsi Gunung Raung
Advertisement
Advertisement