Advertisement
Kisah Nelayan Terombang-ambing di Tengah Laut 11 Hari, Selamat Berkat Tanker Berbendera Kepulauan Marshal
Advertisement
Harianjogja.com, ACEH—Tim Badan SAR Nasional (Basarnas) mengevakuasi tiga nelayan asal Aceh yang diselamatkan sebuah kapal tanker setelah sempat terapung di lautan selama 11 hari.
Evakuasi berlangsung di Selat Benggala, perairan antara Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dengan Pulau Weh, Kota Sabang, Aceh, berjarak 7,3 nautikal mil dari Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh, Jumat.
Advertisement
Evakuasi menggunakan kapal SAR KN Kresna 232. Tiga nelayan yang dievakuasi tersebut, yakni Jekie Bowie (30) dan Baihaki (34) warga Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat serta Rinal Junaidi (46), warga Kutaraja, Kota Banda Aceh. Ketiga nelayan tersebut merupakan awak KM Sultan Meulaboh Capsize.
BACA JUGA : Perahu Hantam Tebing Saat Cuaca Berkabut di Gunungkidul, 1 Nelayan Meninggal Dunia
Kepala Basarnas Banda Aceh Ibnu Harris Al Hussain mengatakan ketiga nelayan tersebut diselamatkan kapal tanker SC Gold Ocean, Kamis (11/1) sekitar pukul 10.00 waktu setempat. Kapal berbendera Kepulauan Marshall itu sedang berlayar dari Pelabuhan Tanjung Pelepas, Malaysia ke Mumbai, India.
"Kapal tanker tersebut menemukan tiga nelayan Aceh itu sedang terapung dalam kondisi kapal mereka tenggelam di perairan barat, 90 nautikal mil dari Pulau Weh. Kemudian, mereka diselamatkan dan dinaikkan ke kapal SC Gold Ocean," katanya.
Kondisi ketiga nelayan tersebut saat dievakuasi dalam keadaan sehat. Sebelumnya, mereka sempat terkatung-katung di lautan selama 11 hari setelah kapal mereka mengalami kebocoran.
Ibnu Harris mengatakan setelah menyelamatkan ketiga nelayan, kapal tanker tersebut menginformasikan untuk proses evakuasi. Basarnas mengerahkan tim evakuasi dan memberangkatkan KN Kresna dari Pelabuhan Ulee Lheue pada Kamis (11/1) sekitar pukul 22.30 WIB.
"Evakuasi berlangsung Jumat (12/1) dini hari. Proses evakuasi terkendala angin dan gelombang serta kapal tanker tersebut dalam kondisi tanpa muatan, sehingga membutuhkan tangga khusus untuk menurunkan tiga nelayan ke kapal SAR," kata Ibnu Harris Al Hussain.
Sementara itu, Rinal Junaidi, nelayan yang dievakuasi, menuturkan mereka terombang-ambing di lautan selama 11 hari setelah lambung depan terbuat dari papan pada kapal motor mereka pecah. Saat pecah, ombak di perairan tidak terlalu besar.
"Kami berupaya menutupi lambung kapal yang pecah tersebut dengan kain, namun tidak berhasil, akhirnya kapal karam sampai di bagian atap. Kami bertahan di atas atap rumah kapal tersebut," katanya.
Sebelumnya, mereka berlayar dari Banda Aceh. Mereka sempat berlindung di Kepulauan Pulo Aceh, Kabupaten Aceh Besar, karena cuaca buruk, dari Kepulauan Pulo Aceh mereka menuju ke perairan barat Pulau Weh, Kota Sabang untuk menangkap ikan.
Untuk bertahan hidup, mereka memakan kopi instan dalam kemasan dan meminum air laut. Sedangkan air tawar, mereka dapatkan saat gerimis. Begitu juga saat tidur, mereka tidur seadanya yang dibalut dengan terpal dari parasut untuk mencegah kedinginan.
"Selama terombang-ambing di lautan, kami sempat meminta tolong kepada sejumlah kapal yang melintas. Kapal yang menolong kami merupakan kapal kelima. Saat itu, kami sempat pasrah," katanya.
Rinal Junaidi mengatakan dirinya bersama dua rekannya tersebut sempat berpikir apabila kapal terakhir tersebut tidak menolong, mereka akan meninggalkan kapal menggunakan rakit yang dibuat dari tong ikan.
"Saat itu, kami sudah siap menggunakan rakit dan terserah mau dibawa ke mana. Kami bersyukur dan berterima kasih ada kapal tanker menyelamatkan. Ketika itu, kami juga berpikir terserah dibawa ke mana oleh kapal tanker itu, yang penting kami selamat," kata Rinal Junaidi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Liga Arab Serukan Pengerahan Pasukan Perdamaian PBB di Palestina
- Nama Ahok dan Djarot Masuk Bursa Pilkada Jakarta 2024 dari PDI Perjuangan
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
- Harga Tiket Terusan Laga Timnas Indonesia diKualifikasi Piala Dunia 2026, Paling Murah Rp450 Ribu
- Draf RUU Penyiaran Larang penyiaran Jurnalisme Investiagsi: Mahfud: Harus Kita Protes
Advertisement
Belum Semua Anggaran Pilkada Dicairkan, Bawaslu Sleman: Tak Ganggu Tahapan Pengawasan
Advertisement
Tak Mau Telat Terbang? Ini 5 Rekomendasi Hotel Bandara Terbaik di Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Imam Musala di Kebon Jeruk Ditikam, Begini Kronologinya
- Menparekraf: Investigasi, Evaluasi dan Siapkan Rencana untuk Tindak Lanjuti Pelaku Ritual Menyimpang di Ubud
- Penyeludup Ratusan Anjing ke Jateng Dituntut 1,5 Tahun Penjara dan Denda Rp250 Juta
- Mesin Pesawat Garuda Pengangkut Jemaah Haji Terbakar, Begini Reaksi Kemenag
- UKT Bakal Naik, DPR Segera Panggil Kemendikbudristek
- Masih Populer, Tiga Nama Ini Bersaing Ketat di Pilkada Jawa Tengah
- Prabowo Ikut Memantau Penanganan Bencana Alam di Sumbar
Advertisement
Advertisement