Advertisement

Ada Isu Pemindahan Tinggalan Arkeolog Bawah Air, BRIN Gali Nilai Arkeologis & Sejarah Kapal SS Aquila

Newswire
Jum'at, 12 Januari 2024 - 22:17 WIB
Mediani Dyah Natalia
Ada Isu Pemindahan Tinggalan Arkeolog Bawah Air, BRIN Gali Nilai Arkeologis & Sejarah Kapal SS Aquila Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggali nilai arkelogi dan sejarah peninggalan di bawah laut berupa jejak maritim kapal SS Aquila yang karam di Teluk Ambon. Antara

Advertisement

Harianjogja.com, AMBON—Periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggali nilai arkelogi dan sejarah peninggalan di bawah laut berupa jejak maritim kapal SS Aquila yang karam di Teluk Ambon. Riset dilakukan untuk menindaklanjuti isu pemindahan SS Aquila karena posisinya menghalangi jalur pelayaran.

Ketua tim periset Pusat Riset Arkeologi Lingkungan Maritim dan Budaya Berkelanjutan Stanov Purnawibowo mengatakan penelitian arkeologi maritim khusus mengkaji tinggalan arkeologi bawah air di Pulau Ambon di tempat tenggelamnya SS Aquila, Teluk Ambon, Kota Ambon, Provinsi Maluku yang dilaksanakan pada 2023.

Advertisement

Ia mengatakan riset yang dilakukan menindaklanjuti isu pemindahan SS Aquila oleh Direktorat Jenderal Perhubungan, karena posisinya menghalangi jalur pelayaran kebutuhan operasional perusahaan PT Pertamina dan dianggap membahayakan kapal yang melewati lokasi SS Aquila tersebut.

Hal tersebut juga menjadi diskusi hangat antara Pemerintah Provinsi Maluku dan Tim Ahli Cagar Budaya Provinsi Maluku. Kapal SS Aquila tentunya memiliki nilai penting signifikansi karena telah menjadi salah satu ikon dari Kota Ambon.

Berdasarkan narasi dan latar belakang, tersebut maka Badan Riset Inovasi Nasional yang memiliki Kelompok Riset Arkeologi Maritim dan Cultural Resources Management, berkolaborasi untuk menindaklanjuti permasalahan yang berkembang terkait dengan tinggalan arkeologi bawah air yang ada di Pulau Ambon.

Baca Juga

Saluran Air Kuno yang Ditemukan di Situs Kraton Pleret Diduga Peninggalan Masa Amangkurat I

Wadah Air Ditemukan di Situs Keputren Pleret, Kadisbud DIY: Dugaan Awal dari Zaman Majapahit

Banjir Sentani Ikut Merendam Peninggalan Zaman Megalitikum

Oleh karena itu, tim penelitian mengajukan permasalahan penelitian, yaitu bagaimana nilai penting dan potensi pengelolaan SS Aquila di Teluk Ambon, dan model pelestarian yang relevan untuk menangani SS Aquila yang terdapat di Pulau Ambon.

Sedangkan tujuan riset untuk mengidentifikasi nilai penting arkeologis terhadap SS Aquila pada aspek nilai penting sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan, tetapi tidak menutup kemungkinan bila ada nilai penting lain yang relevan dan bisa disandangkan pada SS Aquila saat ini.

"Selain itu mengidentifikasi dan mengetahui permasalahan pelestarian dan pengelolaan SS Aquila saat ini, sehingga dapat diketahui model pelestarian yang tepat untuk menanganinya," katanya.

Penelitian tersebut dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu studi literatur awal, eksplorasi bawah air, analisis, dan publikasi.

Perekaman situs bawah air dilakukan dengan teknik dokumentasi bawah air yang difokuskan pada objek bidang tertentu. Hal tersebut dilakukan mengingat kondisi terdeposisinya objek arkeologi berada di kedalaman mulai 16 meter hingga 47 meter di bawah permukaan laut.

SS Aquila atau SS Duke of Sparta yang merupakan salah satu situs shipwreck yang ada di perairan Indonesia timur.

Situs tersebut berada pada perairan Teluk Ambon, di mana dalam narasi sejarah singkat kapal itu tenggelam karena bom yang dijatuhkan oleh pesawat Douglash B26 Invander pada tahun 1958.

Penyebab pengeboman SS Aquila belum diketahui secara pasti, tetapi ada indikasi ini dilakukan untuk mengganggu ekonomi Indonesia pada saat konflik Permesta.

SS Aquila merupakan kapal kargo yang menjadi sarana transportasi barang dalam perairan Indonesia di bagian timur.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

PDIP Sleman Buka Penjaringan Calon untuk Pilkada 2024, Ini Kriterianya

Sleman
| Minggu, 28 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Komitmen Bersama Menjaga dan Merawat Warisan Budaya Dunia

Wisata
| Kamis, 25 April 2024, 22:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement