Advertisement
Yaman Dihantam Sekutu, Situasi Laut Merah Makin Panas Kerek Harga Minyak
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Berdalih meredam serangan Kelompok Houthi yang belakangan memborbardir kapal di Laut Merah, Amerika Serikat dan Inggris menggempur Yaman.
Dikutip dari Bloomberg, pada Jumat (12/1/2023), AS dan Inggris melancarkan sekitar 70 serangan udara terhadap sasaran Houthi di Yaman pada Jumat pagi.
Advertisement
BACA JUGA: Kemenlu Pastikan 47 WNI di Yaman dalam Kondisi Aman
Sekutu beralasan serangan itu merupakan upaya menghentikan serangan kapal kelompok yang didukung Iran di Laut Merah.
Kelompok Houthi tampaknya tidak terpengaruh, dan bersumpah untuk terus menargetkan kapal-kapal komersial dan mengatakan mereka akan memperluas kampanye mereka “segera.”
Mereka mengatakan semua kepentingan AS dan Inggris kini menjadi target yang sah. Harga minyak naik lebih dari 4%, dengan Brent naik di atas US$80 per barel untuk pertama kalinya sejak akhir Desember.
Aksi militer tersebut menggarisbawahi dampak yang semakin mendalam di Timur Tengah akibat perang Israel-Hamas, yang telah memasuki bulan keempat.
Kelompok Houthi mulai menyerang kapal-kapal pada pertengahan November, sebagai bentuk dukungan terhadap Hamas, dan mengatakan mereka tidak akan mundur sampai Israel berhenti berperang di Gaza.
AS dan sekutunya mengklaim telah mencegah eskalasi. Sebaliknya, kelompok Houthi dinilai mengabaikan semua peringatan untuk mengakhiri serangan tersebut, yang telah mengguncang rantai pasokan global dan menaikkan biaya pengiriman.
BACA JUGA: Pernah ke Yaman, Densus 88 Ringkus 3 Terduga Teroris
Serangan itu terjadi beberapa jam setelah diplomat utama Presiden AS Joe Biden, Antony Blinken, mengakhiri tur besar lainnya di kawasan itu untuk meredakan ketegangan.
Serangan dimulai sekitar pukul 02.30 waktu Yaman, dengan penduduk di ibu kota Sanaa dan kota pelabuhan Laut Merah Hodeida melaporkan adanya ledakan besar. Kota-kota lain yang dikuasai Houthi juga diserang termasuk Saada, Taiz dan Hajjah.
Kelompok Houthi mengatakan total ada 73 serangan dan lima pejuang tewas. Tidak jelas apakah ada korban sipil. Pasukan Amerika dan Inggris menyerang 16 lokasi termasuk bandara, instalasi radar, serta lokasi penyimpanan dan peluncuran drone dan rudal, menurut militer AS.
AS menyerang dengan jet di kapal induk USS Eisenhower, serta dengan rudal Tomahawk yang diluncurkan dari kapal selam dan kapal lainnya. Inggris mengirim pesawat dari pangkalan di Siprus.
Belanda, Australia, Kanada dan Bahrain memberikan dukungan sebagai bagian dari misi tersebut, meskipun mereka tidak menembakkan rudal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Sutradara Legendaris Roger Corman Meninggal Dunia
- Kecelakaan Maut Bus Pengangkut Rombongan SMK Depok di Subang Diduga Rem Blong
- Bus Rombongan SMK Depok Kecelakaan, Sejumlah Korban Meninggal Dibawa ke RSUD Subang
- 13 Bandara Disiapkan Jadi Embarkasi dan Debarkasi Haji
- Kata Rektor Paramadina Soal Kemungkinan Duet Anies dan Ahok di Pilgub Jakarta 2024
Advertisement
Terbaru! Jadwal KRL Jogja-Solo Selasa 14 Mei 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Tidak Hanya Menginap, Ini 5 Hal Yang Bisa Kamu Lakukan di Garrya Bianti Yogyakarta
Advertisement
Berita Populer
- Gunung Semeru Alami Empat Kali Erupsi dalam Semalam
- Mengejutkan! Putin Copot Menteri Pertahanan Sergei Shoigu
- PSSI Upayakan Naturalisasi 3 Pemain, Diharapkan Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Kecelakaan Maut di Subang, KPAI Minta PO Bus Bertanggung Jawab
- Diikuti 3.300 Peserta, Purwokerto Half Marathon 2024 Mampu Ungkit Ekonomi Daerah
- Kemenkeu Pastikan Peti Jenazah Tidak Dikenakan Bea masuk dan Pajak Impor
- Banjir di Afganistan Tewaskan 315 orang
Advertisement
Advertisement