Advertisement
Ruang Angkasa Gelap Meski Ada Matahari, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Ruang angkasa selalu gelap meski ada Matahari. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan hal ini akibat tidak ada atmosfer yang menyamburkan cahaya Matahari.
"Oleh karenanya Matahari, bulan, dan bintang-bintang bisa tampak berdampingan," kata Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin saat dihubungi di Jakarta, Minggu (17/3/2024).
Advertisement
Ruang angkasa merupakan tempat hampa yang tidak memiliki atmosfer untuk menyebarkan cahaya bintang atau Matahari.
Cahaya Matahari merambat dalam garis lurus tanpa hamburan, sehingga ruang angkasa terlihat gelap akibat tidak ada apapun yang menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya Matahari ke mata.
Ketiadaan atmosfer itulah yang membuat manusia tidak melihat bagian dari cahaya Matahari dan langit tampak hitam.
BRIN mengungkapkan bahwa Matahari adalah salah satu bintang paling dekat dengan bumi. Aktivitas dan pengaruh Matahari sangat besar terhadap kehidupan umat manusia.
BRIN menyediakan layanan informasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi cuaca antariksa melalui laman Space Weather Information and Forecast Services (SWIFtS) di laman http://swifts.brin.go.id/.
Pada laman tersebut masyarakat dapat menemukan informasi mengenai aktivitas Matahari yang terjadi dalam 24 jam terakhir. Selain itu, kondisi geomagnet dan ionosfer global serta regional wilayah Indonesia.
BACA JUGA: 38.000 Tiket Kereta Api Lebaran Didiskon, Ini Daftar Rutenya
Data-data yang disampaikan dalam SWIFtS merupakan rangkuman dari hasil pengamatan yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia dan dunia, serta pengamatan dari antariksa.
BRIN juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk meneliti berbagai fenomena yang terjadi di Matahari dan benda-benda langit lainnya.
Selain praktik kerja lapangan, BRIN juga menawarkan skema bagi generasi muda untuk terlibat menjadi periset asisten melalui program Manajemen Talenta. Skema itu bisa dimanfaatkan sebagai peluang oleh generasi muda untuk bisa menggunakannya, sehingga bisa terlibat langsung melakukan penelitian terhadap Matahari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Hakim MK Ragukan Keaslian Tanda Tangan Ketum PKN Anas Urbaningrum di Kasus Sengketa Pileg 2024
- Kasus Polisi Bunuh Diri di Jaksel, Kapolresta Manado Diperiksa Polda Sulawesi Utara
- Pengadilan Kriminal Internasional Dikabarkan Mengincar Netanyahu, Israel Panik
- Indonesia-Iran Jalin Kerja Sama Teknologi Pertanian
- Tidak Hadir dalam Sidang Sengketa Pileg, 2 Pemohon Dianggap MK Tidak Serius
Advertisement
Rute Bus Trans Jogja ke Malioboro, Prambanan dan Tugu Jogja, Jangan Salah Pilih
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Dedi Mulyadi Siap Maju di Pilgub Jabar 2024
- PKB Buka Penjaringan Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Ini Kriterianya
- PKB dan Nasdem Gabung Koalisi Prabowo, Bagaimana Pembagian Jatah Kursi Menteri Prabowo-Gibran?
- Gunung Ruang Naik ke Level Awas, Masyarakat Diimbau Evakuasi
- Bali Dituding Kelebihan Turis, Kemenparekraf Membantah
- Tak Semua Harus Dirangkul, Prabowo Diminta Sisakan 2 Partai Agar Bisa Jadi Oposisi
- Mencegah Korupsi di Daerah, KPK Menyiapkan Lima Program
Advertisement
Advertisement