News

BPOM Klaim Indonesia Negara Islam yang Unggul Mengembangkan Teknologi Vaksin

Penulis: Newswire
Tanggal: 20 November 2018 - 11:50 WIB
Ilustrasi vaksin. - Reuters

Harianjogja.com, JAKARTA- Pemerintah mengklaim, Indonesia sebagai negara Islam yang unggul dalam pengembangan teknologi vaksin.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan, Penny Lukito mengatakan Indonesia merupakan negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang unggul dalam pengembangan teknologi vaksin.

"Tugas BPOM saat ini adalah untuk membagi ilmunya ke negara lain, seperti untuk anggota OKI," kata Penny dalam konferensi pers "The First Meeting of National Medicines Regulatory Authorities (NMRAs) from the Organization of Islamic Cooperation" di Jakarta, Senin (19/11/2018).

Menurut dia, negara-negara Islam memiliki kemajuan teknologi vaksin yang beragam. Sejumlah negara OKI tergolong memiliki kapasitas menengah sementara lainnya terbelakang.

Penny mengatakan pertemuan para kepala BPOM atau NMRAs itu strategis untuk pemerataan pengetahuan dan pengelolaan industri vaksin, terutama dari sektor regulator.

Pertemuan NMRAs, kata dia, itu agar juga bisa semakin memperkuat kerja sama Selatan-Selatan uang umumnya terdiri dari negara-negara di belahan Bumi selatan yang berkembang dan tertinggal.

"Ini juga untuk 'South-South Cooperation' agar aksesnya lebih luas lagi bagi negara-negara yang tidak beruntung," kata dia.

Dia mengatakan Indonesia merupakan negara percontohan yang bisa membagi pengalamannya dalam mengelola industri vaksin, berikut pengembangan obat-obatan, bioteknologi dan hal lain yang relevan.

Dalam ajang pertemuan perdana NMRAs anggota OKI itu, kata dia, akan digelar pada pada 21-22 November 2018 di Jakarta. Hingga Senin pagi, sudah ada 30 negara anggota OKI yang sudah mengonfirmasi kehadirannya dalam ajang itu dan masih bisa bertambah.

Penny mengatakan ajang tersebut sangat strategis bagi Indonesia karena juga merupakan bagian dari diplomasi antarnegara di lingkungan OKI. Indonesia juga menjadi percontohan dalam pengelolaan vaksin, termasuk dari unsur tata kelola regulator obat dan makanan.

"Beberapa negara OKI tertarik untuk bisa meningkatkan kapasitasnya ke level lebih tinggi bahkan mengarah menjadi eksportir. Misalnya ada Kazakhstan dan Jordania," kata dia.

Dia mencontohkan Indonesia memiliki pabrik vaksin Bio Farma dengan produknya yang dipakai di 141 negara dengan 49 di antaranya adalah negara OKI.

"Sebagai 'center of excellent' di dunia vaksin dan obat, Indonesia memiliki posisi strategis di antara negara-negara OKI," kata dia.

Dia mengatakan hanya ada tujuh negara anggota OKI yang memiliki kapasitas memproduksi vaksin. Di antara negara itu Indonesia, Iran, Senegal, Uzbekistan, Bangladesh, Tunisia dan Mesir.

Penny berharap kapasitas itu dapat semakin merata di antara negara-negara OKI sehingga mampu memberi manfaat bagi masyarakat negara-negara Muslim dan global.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

3.700 Hewan Piaraan DIY Sudah Divaksin Rabies
25 Ribu Anak di Gunungkidul Disasar Vaksin Difteri dan Tetanus
Bulan Imunisasi Anak Sekolah di Gunungkidul Capai 93 Persen
Demam Ringan Setelah Imunisasi Anak Bisa Ditangani di Rumah

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Top 10 News Harianjogja.com, Rabu 29 Oktober 2025
Trump Hapuskan Tarif 20 Persen untuk Kopi Vietnam
Menko Muhaimin Sebut Ritel Raksasa Bisa Bunuh UMKM
BGN Larang Penggunaan Bahan Pabrikan untuk Menu MBG
Menteri Maman: Penyaluran KUR Serap 11 Juta Tenaga Kerja
Kejagung Segera Eksekusi Terpidana Harvey Moeis 20 Tahun Penjara
Venezuela Tuding CIA Terlibat Rusuh di Karibia
Dampak Banjir Semarang, Refund Tiket Kereta Api 100 Persen
Ada Hal Mendesak, Presiden Prabowo Pulang Lebih Awal di KTT ASEAN
Mendagri Tito Minta Pemda Dukung Program Strategis Nasional