News

Ditemukan Ini di Galian Kubur Kuno di Sragen

Penulis: Moh Khodiq Duhri
Tanggal: 27 Februari 2019 - 15:17 WIB
Tim arkeolog dibantu warga melakukan ekskavasi dan menemukan dua buah kubur kuno di Dusun Toho, Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Selasa (26/2/2019). (Solopos - Moh. Khodiq Duhri)

Harianjogja.com, SRAGEN--Para arkeolog dari  Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran yang ditugaskan pada kegiatan ekskavasi di Dusun Toho. Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Sragen, Jawa Tengah. 

Mereka menggali tanah berukuran 2m x 3m dengan kedalaman sekitar 40 cm. Di tanah itu terdapat dua benda menyerupai kubur kuno.

Di sekitarnya terdapat beberapa artefak seperti pecahan periuk atau gerabah yang terbuat dari tanah liat. Dengan penuh kehati-hatian, arkeolog bernama Pipit Meilinda ikut mengeruk tanah dengan bantuan batang bambu. Ada kalanya Pipit menggunakan tusuk gigi untuk mengikis tanah yang menempel pada artefak tersebut. 

Demi menjaga benda cagar budaya yang tersimpan di dalam tanah itu tidak rusak, penggalian tanah sengaja dilakukan menggunakan potongan batang bambu yang dibuat lancip pada bagian ujungnya. Linggis, cetok, dan wangkil hanya digunakan untuk menggali tanah keras di sekitarnya yang tidak ditemukan potensi adanya artefak.

“Gerabah atau periuk ini sudah sangat rapuh. Oleh karenanya harus sabar dan ekstra hati-hati supaya benda itu tidak rusak. Tanah itu harus digali menggunakan batang bambu. Penggunaan peralatan dari besi hanya seperlunya saja,” ujar Pipit kala berbincang dengan Solopos.com di lokasi.

Kegiatan ekskavasi tersebut dimulai sejak Minggu (24/2/2019). Selain di Dusun Toho, kegiatan ekskavasi juga dilakukan di Desa Dung Banteng, Desa Bukuran. Selama tiga hari ekskavasi di Dusun Toho, tim arkeolog menemukan dua benda menyerupai bekas kuburan manusia.

Kuburan kuno itu bisa dikenali dari tektur tanah yang berbeda dengan sekelilingnya. Tekstur tanah bekas kuburan kuno itu berwarna cokelat dengan bercak putih dan merah. Berbeda dengan tekstur tanah di sekitarnya yang berwarna cokelat kehitaman layaknya tanah liat.

Sejumlah pecahan gerabah atau periuk yang sudah menyatu dengan tanah berada di sekitar dua kubur kuno tersebut. “Kuburan yang di dalamnya ditemukan sejumlah benda-benda berharga seperti emas, manik-manik, gerabah, atau periuk dan lain sebagainya itu merupakan tradisi peninggalan zaman megalitikum. Warga sekitar biasa menyebutnya dengan istilah Kubur Buddha,” jelas Ketua Tim Peneliti, Haris Rahma Nendra, saat ditemui Solopos.com di lokasi.

Meski menemukan gerabah atau periuk di sekitar kubur kuno itu, tim arkeolog tidak menemukan bekas jasad manusia di dalamnya. Sejauh ini tim arkeolog belum bisa mengambil kesimpulan terkait belum adanya temuan bekas jasad manusia tersebut.

“Apakah tulang belulang itu sudah terurai menjadi tanah? Kami tidak tahu. Belum ada penelitian tentang itu sehingga kami belum bisa menyimpulkan. Yang jelas, baru benda-benda ini yang kami temukan,” ujar Haris.

Kegiatan ekskavasi ini akan berlangsung hingga Selasa (5/3/2019) mendatang. Hasil temuan dari ekskavasi nantinya akan menjadi bahan penelitian tim arkeolog di laboratorium BPSMP Sangiran.

“Hasil dari penelitian ini akan memperkuat nilai-nilai warisan kebudayaan di situs Sangiran. Selama ini, situs Sangiran lebih dikenal sebagai situs manusia purba. Hasil penelitian ini membuktikan adanya tradisi warisan budaya setelah prasejarah atau kehidupan yang lebih modern daripada zaman purba. Kemungkian di awal Masehi,” jelas Kepala BPSMP Sangiran, M. Hidayat.

Sebagaimana diinformasikan, kuburan kuno terdeteksi di lima desa wilayah Sragen. Kelima desa itu yakni  Desa Bukuran, Desa Tegalombo, Desa Krikilan, dan Desa Ngebung di Kecamatan Kalijambe, dan Desa Manyarejo di Kecamatan Plupuh. Tim arkeolog kini tengah melakukan ekskavasi untuk menguak kuburan kuno tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : solopos.com

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  2. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. Pilkada untuk Siapa?

Berita Terbaru Lainnya

Harga Beras Lokal di Jepang Naik, Swalayan Pilih Pasarkan Impor
Selain Membentuk Mahasiswa Siap Kerja, Program Magang Inspire Indosat juga Menciptakan Entrepreneur Masa Depan
Wisata Medis Eksklusif JCB Targetkan Segmen Premium Indonesia
Wapres Gibran Dorong Penguatan Rantai Pasok Pangan, Ini Tujuannya
Ini Alasan Prabowo Angkat Mantan Pejabat BIN Jadi Dirjen Bea Cukai
Buntut Ricuh Demo di Balai Kota Jakarta, 16 Mahasiswa Ditetapkan Jadi Tersangka 1 Masih Buron
Pemkot Bengkulu Usulkan Dana Pusat untuk Merehab Rumah Korban Gempa
Muncul Desakan Petisi Pencopotan Menteri Kesehatan, Mensesneg: Pemerintah Mendengarkan Serius
Banjir Bandang Terjang Tambang Emas di Papua Barat, 15 Orang Meninggal Dunia
Kasus Korupsi Kementerian Tenaga Kerja, KPK Panggil Empat Saksi