News

Agar Hoaks Tak Berkepanjangan, Arkeolog Senior Minta Video Kerajaan Sriwijaya Fiktif Dihapus

Penulis: Newswire
Tanggal: 01 September 2019 - 06:17 WIB

Harianjogja.com, JAKARTA - Arkeolog senior Bambang Budi Utomo berseteru dengan Budayawan Betawi Ridwan Saidi terkait dengan video mengenai Kerajaan Sriwijaya.

Bambang Budi Utomo meminta video penjelasan Budayawan Betawi Ridwan Saidi mengenai Kerajaan Sriwijaya fiktif di kanal Youtube dicabut agar tidak menjadi hoaks berkepanjangan.

"Saya sudah usulkan ke direktorat sejarah lebih baik video itu dicabut atau hapus saja dari Youtube untuk menyelamatkan masyarakat dari hoaks," kata Bambang Budi Utomo saat diskusi Kerajaan Sriwijaya di Palembang, Sabtu (31/8/2019).

Menurut dia langkah itu harus secepatnya di ambil agar polemik 'Sriwijaya Fiktif' mereda dan tidak menjadi bola liar, namun jika memang Ridwan Saidi merasa penjelasannya benar maka ia memintanya menunjukkan bukti-bukti.

Selain itu, rendahnya literasi sejarah masyarakat Indonesia dikhawatirkan mempengaruhi pemahaman yang selama ini sudah diajarkan dan dibuktikan oleh para sejarawan serta arkeolog.

"Untuk masyarakat, jika ingin mencari tahu sejarah harus dipahami betul-betul, bandingkan pengetahuan yang baru dengan pemahaman yang sudah dimiliki, logikanya seperti apa kira-kira, jangan ditelan mentah-mentah," jelas Bambang yang juga anggota Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia.

Bambang yang puluhan tahun meneliti Kerajaan Sriwijaya, mengusulkan agar pembahasan mengenai Kerajaan Sriwijaya diperkuat lagi melalui kurikulum sekolah khususnya ditingkat lokal Sumsel, selain untuk menjadi dasar pemahaman, Sriwijaya juga harus menjadi kebanggaan bagi warga Sumsel.

"Pertama Sriwijaya itu satu-satunya kerajaan yang punya akta kelahiran, lalu kedua Sriwijaya sudah memiliki aturan dalam menata kota, ada tamannya, ada tempat sucinya, artinya Sriwijaya itu sudah maju pada masanya, jadi orang Sumsel harus bangga," tambahnya.

Mengenai ungkapan bajak laut yang dikatakan Ridwan Saidi, ia meluruskan pemahaman tersebut dengan menyebut yang dimaksud merupakan suku-suku laut zaman Sriwijaya.

"Zaman itu ada suku laut yang memang sering dimintai tolong untuk jadi bagian tentaranya Sriwijaya," demikian Bambang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Berita Terkait

Revisi Sejarah Indonesia, Ketua DPR Puan Maharani Ingatkan Jangan Ada yang Dihilangkan
Pemerintah Pusat Tulis Ulang Sejarah Nasional Indonesia, Progres Mencapai 80 Persen
PDIP Akan Tulis Ulang Sejarah untuk Tandingi Kementerian Kebudayaan
PBNU Ingin Peran Ulama Masuk dalam Penulisan Sejarah Indonesia

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Menteri Nusron Ajak Kepala Daerah Se-Sulawesi Berbagi Tanggung Jawab Selesaikan RDTR
212 Produsen Beras Diindikasi Nakal, Mentan: Harus Ditindak Tegas!
Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
KPK: Ada Ketidaksingkronan RUU KUHAP dan UU KPK
Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
KEK Batang Harus Jadi Jantung Ekonomi Nasional
Gunung Lewotobi Laki-laki Alami Dua Kali Letusan pada Jumat
Kejaksaan Agung Periksa Lagi Nadiem Makarim pada 15 Juli 2025
Begini Alur Kuota Haji 2026 dari Arab Saudi untuk Indonesia, Kata Istana