News

Kurangi Impor Parafin, UKM Batik Direkomendasikan Gunakan Minyak Sawit

Penulis: Sunartono
Tanggal: 11 Oktober 2019 - 08:57 WIB
Kegiatan sosialisasi pengembangan usaha kecil menengah (UKM) batik berbasis produk sawit, Kamis (10/10/2019). - Ist/BPPT.

Harianjogja.com, JOGJA—Ketergantungan industri batik terhadap impor parafin dari sumber minyak bumi sebagai bahan lilin malam, masih tinggi. Sejumlah tim perekayasa dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) merekomendasikan minyak sawit sebagai pengganti parafin untuk industri batik. Sosialisasi penggunaan minyak sawit untuk pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) Batik mulai digelar di Kota Jogja, Kamis (10/10/2019).

Pejabat Perekayasa Utama BPPT Indra Susetyo menjelaskan sejumlah bahan utama untuk lilin malam batik antara lain paraffin, microwax, damar mata kucing dan gondorukem. Parafin yang berasal dari minyak bumi selama ini masih impor dari luar negeri. Selain itu, diprediksi perlahan akan habis karena termasuk energi tidak bisa diperbarui sehingga dapat mengancam kelangsungan industri batik. Oleh karena itu pihaknya merekomendasikan penggunaan minyak sawit sebagai pengganti parafin untuk pembuatan lilin malam, yang disebutnya dengan paraffin substitute (biopas).

“Parafin dari minyak bumi itu bisa kita hilangkan, menggantinya dengan produk lokal berupa minyak sawit. Penggunaan minyak sawit ini bisa menekan biaya produksi sekitar 20 persen, karena selama ini parafin masih impor,” terangnya, Kamis (10/10/2019).

Ia meyakini jika penggunaan minyak sawit mulai dikenal pelaku industri batik maka secara perlahan akan meninggalkan parafin. Apalagi minyak sawit jumlahnya tergolong besar di Indonesia sehingga tak perlu mengimpor untuk bahan malam batik. Saat ini diakuinya belum banyak perajin batik yang menggunakan sawit, namun sosialisasi terus dilakukan terutama di kota yang terdapat banyak industri batik.

“Ini mulai diperkenalkan sejak 2017, sudah ada beberapa yang menggunakan tetapi memang belum banyak. Kalau memakai sawit berarti semua berasal dari lokal, dan produksi sawit kita melimpah, utamanya batik sebagai warisan budaya bisa terjaga ketersediaan bahan bakunya,” katanya.

Pihaknya sudah membuktikan penggunaan turunan sawit atau biopas ke dalam malam batik hasil lebih bagus. Selain hasil pewarnaan lebih tajam dan cerah, paraffin substitute ini juga mampu menjadi perintang warna yang bagus dan tidak merembes ke tapak canting ketika proses membatik.

“Keunggulan lain, produk ini [biopas] tidak hanya menggantikan parafin tetapi juga bisa mengurangi komponen lain seperti kote [lilin lebah], sehingga bisa menekan harga malam batik,” ujarnya.

Kabid Sarana Riset dan Standarisasi Balai besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta Farida menambahkan penggunaan sawit menjadi solusi yang baik untuk kelangsungan perajin batik di masa mendatang. Apalagi bisa menekan komponen bahan malam seperti kote yang harganya sangat mahal. “Biopas ini sudah mulai dijual, tidak hanya industri kecil saja tetapi juga menengah ke atas,” katanya.

Ia mengatakan perajin yang sudah memakai malam dengan bahan sawit merasakan kemudahan proses tulis dalam membatik, karena tidak banyak kotoran yang dapat menutup canting. Pihaknya pun sudah membuktikan melalui Litbang BBKB, bahwa penggunaan minyak sawit untuk batik ini hasilnya berkualitas, salah satunya tahan luntur.

“Kalau untuk [batik] tulis lancar, sedangkan untuk yang [batik] cap memang agak sedikit lengket, karena kalau industri besar kan produksinya banyak jadi kain hasil batik ditumpuk-tumpuk, mereka merasakan agak lengket. Tetapi saat ini kami dalam proses untuk mencari formulasi yang tepat agar tidak lengket,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Gandeng Tim Penggerak PKK, Pemkab Sleman Kembangkan Batik Lokal
Semangat Pelestarian Lewat Lomba Desain Batik Nasional 2025, Ini Daftar Pemenangnya
Pemda DIY Resmikan Griya Batik untuk Dukung Jogja sebagai Kota Batik Dunia
Pertahankan Predikat Jogja Kota Batik Dunia, Dekranasda DIY Gencar Sasar Generasi Muda

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panitia Video Announcer Contest SMG 2025 Tetapkan 50 Nominasi, Ini Daftarnya
  2. CIMB Niaga Sponsori VAC SMG 2025, Lomba Video Penyiar Masuk Tahap Penilaian
  3. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  4. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian

Berita Terbaru Lainnya

Danantara Bidik Industri Media dan Hiburan untuk Tambah Penerimaan Negara
Bobby Nasution Siap Diperiksa Terkait Korupsi di Dinas PUPR Sumut, Begini Respons KPK
Presiden Prabowo Subianto Sebut Wisma Danantara Indonesia sebagai Rumah Besar Investasi
Kementrans Berjanji Tuntaskan Penerbitan SHM 129.553 Bidang Lahan Transmigran
Kementerian Hukum Tegaskan Pembayaran Royalti Jadi Tanggung Jawab Penyelenggara Acara, Bukan Penyanyi
Suap ke Mbak Ita Demi Mendapat Proyek, Ketua Gapensi Semarang Dituntut 5 Tahun Penjara
Pakar Hukum Sebut Revisi UU Pemilu Wajib Memasukkan Putusan MK
Sumbangan 10.000 Ton Beras dari Indonesia Tidak Bisa Masuk ke Gaza, Menlu Ungkap Penyebabnya
Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
Pemerintah Pusat Tulis Ulang Sejarah Nasional Indonesia, Progres Mencapai 80 Persen