News

Whatsapp Gugat NSO Group yang Bobol 1.400 Ponsel

Penulis: Hafiyyan
Tanggal: 30 Oktober 2019 - 10:07 WIB
Ilustrasi WhatsApp. - Bloomberg/Chris Ratcliffe

Harianjogja.com, WASHINGTON - Perusahaan pengawasan Israel, NSO Group, membantu mata-mata pemerintah membobol sekitar 1.400 ponsel di empat benua. Whatsapp pun menggugat tindakan itu.Piihak yang menjadi sasaran peretasan antara lain diplomat, politisi, wartawan, dan pejabat senior pemerintahan.

Dikutip dari Reuters, Rabu (30/10/2019), dalam gugatan yang diajukan di pengadilan federal San Francisco, WA yang dimiliki oleh Facebook Inc. menuduh NSO memfasilitasi kegiatan peretasan pemerintahan di 20 negara. Negara-negara itu mencakup Meksiko, Uni Emirat Arab, dan Bahrain.

Dalam pernyataannya, WA menyebutkan 100 masyarakat sipil telah menjadi sasaran peretasan. Ini menjadi pola pelecehan teknologi. Namun demikian, NSO membantah tuduhan tersebut.

“Kami membantah tuduhan hari ini dan akan dengan keras melawan mereka,” kata NSO dalam sebuah pernyataan.

Menurut pernyataan tersebut, satu-satunya tujuan NSO adalah untuk menyediakan teknologi bagi badan intelijen dan penegak hukum pemerintah berlisensi, dalam membantu mereka memerangi terorisme dan kejahatan serius.

WA menyampaikan serangan peretasan itu mengeksploitasi sistem panggilan video untuk mengirim malware ke ponsel sejumlah pengguna. Malware itu akan memungkinan klien NSO untuk secara diam-diam memata-matai pemilik ponsel dan membuka kehidupan digital mereka.

Setiap bulan, 1,5 miliar orang menggunakan aplikasi WA, yang sering disebut sebagai perangkat yang memiliki tingkat keamanan tinggi.

Citizen Lab, sebuah laboratorium penelitian keamanan siber yang berbasis di University of Toronto yang bekerja dengan WhatsApp untuk menyelidiki peretasan telepon, mengatakan kepada Reuters bahwa sasarannya termasuk tokoh-tokoh televisi yang terkenal.

Para korban juga mencakup wanita terkemuka yang telah menjadi sasaran kampanye kebencian online dan orang-orang yang telah menghadapi upaya pembunuhan dan ancaman kekerasan. Namun, Citizen Lab maupun WhatsApp tidak mengidentifikasi target berdasarkan nama.

Gugatan dari WA tersebut bertujuan untuk melarang NSO mengakses atau mencoba mengakses layanan WhatsApp dan Facebook, serta mencari kerusakan jaringan.

Perangkat lunak peretasan telepon NSO telah terlibat dalam serangkaian pelanggaran hak asasi manusia di Amerika Latin dan Timur Tengah, termasuk skandal spionase yang meluas di Panama dan upaya untuk memata-matai seorang aktivis kelompok hak asasi manusia yang berbasis di London, yakni Amnesty International.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Reuters/bisnis.com

Berita Terkait

Akhirnya! WhatsApp Native Hadir di Apple Watch
Fitur Baru WhatsApp: Passkey Gantikan Kata Sandi Cadangan Chat
WhatsApp Hadirkan Fitur Kelola Penyimpanan per Obrolan, Lebih Efisien
WhatsApp Uji Fitur New Chat Message Limit untuk Batasi Spam

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Polri Buru Dua WNA Dalang Pinjol Ilegal Dompet Selebriti
Danantara Ikut Perkuat Perkuat Pembiayaan SPPG untuk Program MBG
Lima Jenazah dan Dua Bagian Tubuh Korban Longsor Banjarnegara Ditemuka
Prabowo Minta Telur di MBG Dikurangi Saat Jelang Nataru
Puskesmas Lereng Semeru Siaga 24 Jam Tangani Dampak Erupsi
Polri Tarik Pati dari Kementerian Usai Putusan MK
BGN Gandeng Persagi Atasi Kekurangan Ahli Gizi MBG
Pajak Rp25,4 Miliar Tak Dibayar, Wajib Pajak Semarang Disandera
Amran: Swasembada Beras Tercapai 31 Desember 2025
Abu Semeru Menyebar, AirNav Rilis ASHTAM Red Code