News

Usai Kebakaran Hutan, 30 Landak Jawa Dilepas Liar di Gunung Merbabu

Penulis: Newswire
Tanggal: 15 November 2019 - 02:17 WIB
Seekor landak Jawa keluar dari kandang saat dilepaskan di area konservasi Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) di Ampel, Boyolali, Selasa (12/11/2019). - Ist/Dok BTNGMb

Harianjogja.com, BOYOLALI -- Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) melakukan lepas liar 30 ekor spesies landak jawa (Histrix javanica) di wilayah konservasi wilayah Boyolali dan Magelang, Selasa (12/11/2019).

Pelepasan landak jawa dilakukan tak berselang lama pascakejadian kebakaran lahan yang menghanguskan lebih dari 600 hektare lahan di kawasan tersebut sejak awal September lalu.

Pelepasan ke habitat alam dilakukan di tiga tempat, masing-masing dua lokasi di atas Kecamatan Ampel, Boyolali dan satu lokasi di atas Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 landak Jawa menjadi di antara lebih dari 750 spesies yang dilindungi. Di Indonesia terdapat empat spesies landak, yakni Histrix javanica, Hystrix brachyura, Hystrix sumatrae, dan Hystrix crassispinis, namun hanya landak Jawa yang masuk dalam kategori satwa dilindungi.

Pelepasan landak jawa dilakukan BTNGMb bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dihadiri Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati Ditjen Konservasi SDA dan Ekosistem Kementerian LHK, Indra Exploitasia, serta Kepala BTNGMb Junita Parjanti.

Lebih lanjut Indra mengatakan habitat asli landak jawa mencakup hutan tropis dan perkebunan. Namun untuk meminimalisasi konflik dengan manusia, area pelepasliaran landak dipilih di area jurang dan sangat jauh dari perkampungan.

Penambahan satwa di kawasan konservasi juga diharapkan mampu memulihkan kembali anasir ekosistem Merbabu yang sempat terganggu akibat kebakaran hutan.
Landak-landak yang telah dilepaskan juga dilengkapi cip atau alat pemantau sehingga LIPI dapat memantaunya secara berkala. Sebelum dilepas, landak-landak itu merupakan satwa penangkaran dan riset yang dikembangkan LIPI.

“Induknya juga bersumber dari Lawu dan Merbabu sehingga adaptasi tidak begitu sulit,” kata Indra.

Sementara itu, Junita mengatakan diharapkan pelepasliaran landak dapat memulihkan ekosistem Merbabu dan dapat melestarikan keberadaan jenis landak. Sehingga kawasan konservasi kembali kepada salah satu fungsinya sebagai tempat pelestarian satwa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos.com

Berita Terkait

Semeru Level Awas, Lahar Hujan Mengalir hingga 2 Jam
Basarnas Pastikan Pendaki di Ranu Kumbolo Aman Usai Erupsi
Rimba Berkabut di Lawu & Pentingnya Persiapan Pendakian
Mulai 3 November, Tiket Pendakian Gunung Rinjani Resmi Naik

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

FAA Peringatkan Risiko Serangan Militer AS di Venezuela
Harga Emas Antam Stagnan, Galeri24 Turun Hari Ini
AS Soroti Dugaan Kejahatan Migran di Eropa, Kedutaan Diminta Lapor
Didesak Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Tetap Menjabat
Kasus Begal Repan, Badui Dilarang Sementara Berdagang ke Jakarta
Lokasi dan Jadwal SIM Keliling Gunungkidul November 2025
Gibran Sebut MBG Investasi Strategis di KTT G20
Polisi Brazil Tangkap Mantan Presiden Bolsonaro, Cegah Upaya Kabur
Penanganan Cepat Jadi Kunci Kesembuhan Pneumonia Anak
KPK Umumkan 33 Peserta Lolos Seleksi Enam Jabatan