News

Pasar DIY Banjir Terinasi & Cumi Kering Berformalin

Penulis: Sunartono
Tanggal: 16 Desember 2019 - 20:47 WIB
Kepala BPOM DIY, Rustyawati (paling kiri) serta Assekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda DIY Tri Saktiyana (tengah) menunjukkan sampel makanan berformalin, Senin (16/12/2019). - Harian Jogja/Sunartono.

Harianjogja.com, JOGJA—Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) DIY kembali menemukan terinasi dan cumi-cumi kering mengandung formalin.

Kepala BBPOM DIY Rustyawati mengatakan ikan asin berupa terinasi dan cumi-cumi kering yang mengandung formalin ditemukan Gunungkidul, Kota Jogja, Bantul, dan Sleman. Di Pasar Argosari, Wonosari, dari 13 sampel terinasi, cumi asin, dan ikan teri, 23% di antaranya mengandung formalin. Begitu juga dengan di Pasar Kranggan dan Beringharjo, Kota Jogja. Dari 14 sampel, 14% terinasi mengandung formalin. Hal serupa juga ditemukan di Pasar Pakem, Sleman. Dari 20 sampel, 30% terinasi dan cumi asin mengandung formalin berupa. Kemudian di Pasar Piyungan Bantul juga ditemukan satu bungkus sampel terinasi berformalin.

“Kata para penjual, ikan-ikan itu dibeli dari pasar Beringharjo,” katanya di Kepatihan, Senin (16/12/2019).

Setelah ditelusuri, terinasi dan cumi asin tersebut berasal dari Pekalongan, Jawa Timur, dan Solo. BBPOM kemudian kembali melakukan uji laboratorium terhadap produk asal kedua daerah tersebut. Hasilnya ikan dari Pekalongan negatif mengandung formalin. Dengan demikian produk dari Solo dan Jawa Timur yang positif berformalin.

“Kami sudah ketemu dengan penjualnya kami berkoordinasi dan mereka berjanji untuk tidak membeli terinasi yang berformalin,” ucapnya.

Timnya juga sempat menemui empat penjual. Setiap sales memiliki sekitar 90 kilogram produk berformalin tersebut. Penelusuran itu dilakukan dengan waktu sekitar tiga bulan di lima pasar besar di kabupaten dan kota di DIY. Produk makanan berbahaya itu kemudian dimusnahkan di Kantor BBPOM DIY atas kesediaan pemilik barang.

Modus yang digunakan para penjual ikan berformalin ini adalah memberikan sedikit barang kepada penjual. Tetapi secara rutin mereka memasoknya.

Menurut dua, peredaran bahan makanan berformalin di DIY saat ini menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu, BBPOM menemukan sekitar 22% bahan makanan berformalin, tetapi di 2019 ini turun menjadi 16%. Rustyawati mengatakan hal itu berkat pembinaan yang dilakukan berbagai pihak baik dari Pemda DIY dan kabupaten serta kota.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Gemetar dan Tidur Terganggu, Bisa Jadi Dampak Negatif Kafein
Stop Simpan Sayuran Ini, Sebagian Bisa Berbahaya
Manfaat Buah Pinang untuk Kesehatan dan Risikonya bagi Tubuh
Jangan Simpan Kentang di Kulkas, Ini Bahayanya untuk Kesehatan

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Jumlah Korban Banjir Aceh Tembus 173 Orang, Ratusan Hilang
Krisis Industri Pertahanan China, Kontrak Senjata Banyak Tertunda
Hong Kong Tangkap 13 Orang Terkait Kebakaran Maut Wang Fuk Court
Luhut Ungkap Sejarah Hilirisasi dan Bandara IMIP Morowali
KPK Tahan Dua Tersangka Baru Kasus Suap Proyek Jalur Kereta DJKA
BMKG: Jawa Barat Alami 108 Gempa Selama November 2025, Terbesar M3,8
BLU Kemenperin Bisa Terapkan Tarif Kuliah Rp0 untuk Mahasiswa Miskin
MBG Habiskan Rp900 Miliar Per Hari Mulai 2026
Kemenkop Kejar 20.000 Gerai Kopdes Operasi Januari 2026
Prabowo Janji Perbaiki Rumah Korban Banjir Bandang Padang Pariaman