News

Korban Tewas Kebakaran Hutan di Australia Capai 28 Orang, Perdana Menteri Minta Maaf

Penulis: John Andhi Oktaveri
Tanggal: 13 Januari 2020 - 09:37 WIB
Seorang pemadam kebakaran melakukan penanganan atas kebakaran hutan dan semak-semak di Pegunungan Mangrove, New South Wales, Australia, Minggu (8/12/2019).) - AAP Image/Jeremy Piper via Reuters

Harianjogja.com, JAKARTA--Perdana Menteri Australia Scott Morrison meminta maaf dan mengungkapkan penyesalannya terkait dengan penanganan krisis kebakaran hutan yang melanda negaranya.

Morrison menghadapi kritik pedas terkait cara pemerintahannya merespon kebakaran hutan dan kebijakan iklimnya.

Sejak September, kebakaran semak dan hutan telah menyebabkan kematian setidaknya 28 orang dan memusnahkan ribuan rumah.

Morrison mengakui bahwa ada "hal-hal yang seharusnya dapat ditangani secara lebih baik di lapangan".

Dalam beberapa minggu terakhir, Morrison menerima sejumlah ekspresi penolakan yang ditunjukkan warga negaranya saat mengunjungi area terdampak di New South Wales dan Victoria, dua negara bagian yang paling terdampak. 

Di kota Cobargo di NSW, seorang wanita menuntut lebih banyak sumber daya bagi petugas pemadam kebakaran, sementara warga lain menghinanya "idiot" dan mengatakan "Anda tidak akan mendapatkan suara di sini".

"Ini merupakan lingkungan yang sangat sensitif, mereka sangat sensitif," kata Morrison dalam wawancara dengan media Australia ABC seperti dikutip BBC.com, Minggu (12/1). "Perdana menteri juga manusia biasa saat berinteraksi dengan orang-orang ini."

Menyadari tekanan yang dihadapi petugas pemadam kebakaran, Morrison mengatakan ada "keinginan baru" agar pemerintah mengambil peran langsung dalam merespon bencana.

Morrison mengatakan dia akan mengajukan permohonan uji publik terhadap upaya penanganan krisis kebakaran.

Bulan lalu, Morrison dikritik karena pergi liburan ke Hawaii sementara kebakaran memburuk. Kemarahan publik memaksanya untuk kembali ke Australia lebih cepat dari rencana.

Pemerintahan Morrison dituduh tidak mengambil tindakan cukup untuk mengantisipasi perubahan iklim, yang menurut para pakar dapat meningkatkan intensitas, frekuensi, dan skala kebakaran.

Namun dalam wawancara tersebut, Morrison membela pendekatan yang diambil pemerintahannya, yang menurutnya sudah memperhitungkan dampak perubahan iklim terhadap kebakaran semak.

"Kita hidup di era di mana musim panas jadi lebih panjang, lebih panas, dan lebih kering," katanya. "Ini jelas merupakan dampak dari perubahan iklim."

Ditanya soal rencananya menurunkan emisi karbon, Morrison bersikukuh bahwa pemerintahannya sudah berada di jalur yang tepat untuk mencapai target.

Sesuai dengan kesepakatan iklim Paris, Australia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi hingga 26% sampai 28% pada 2030 dibandingkan 2005.

Namun, Morrison mengatakan "solusi global" sangat diperlukan untuk mengatasi perubahan iklim.
Puluhan ribu orang di Australia turun ke jalan untuk berunjuk rasa terkait perubahan iklim Jumat lalu.

Di kota-kota seperti Sydney, Melbourne dan Canberra, para pengunjuk rasa menekan pemerintahan Morrison untuk segara bergeser dari penggunaan minyak bumi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Berita Terkait

84 Titik Panas Terdeteksi di Kalimantan Timur
Area Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau Terus Meluas
Kebakaran Lalap Kawasan Hutan Nasional di Thailand
BMKG Deteksi 102 Titik Panas di Kalimantan Timur

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Prakiraan Cuaca Sukoharjo Hari Ini: Dominan Berawan, tapi Tetap Bawalah Payung
  2. Prakiraan Cuaca Karanganyar Hari Ini Bersahabat, Cocok untuk Healing
  3. Jejak Pabrik Jamu Air Mancur di Wonogiri, Bangunannya Masih Utuh tapi Mangkrak
  4. Prakiraan Cuaca Sragen Hari Ini: Sore Hujan Sedang, Malam Berawan

Berita Terbaru Lainnya

Pembangunan Rusun ASN di IKN Capai 40 Persen
1.119 WNI Berhasil Dipulangkan ke Tanah Air dari Zona Konflik hingga Bencana Alam
KPK Tetapkan 2 Tersangka baru Korupdi Proyek Fiktif PT Amarta Karya
Jadi Markas Pungli Pegawai KPK, 2 Rutan Ditutup
Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0
Tak Terima Ditegur, Dua WNA Amerika Ini Diduga Aniaya Pecalang di Bali
Baru Syuting Reality Show, 31 Artis dan Kru Asal Korsel Ini Justru Diperiksa Imigrasi Bali
Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy