News

Memahami Beda Resesi dan Depresi Serta Dampaknya

Penulis: Maria Elena
Tanggal: 25 September 2020 - 07:07 WIB
Sejumlah pegawai PT Kahatex berjalan keluar kawasan pabrik di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (17/6/2020). Data dari Kementerian Ketenagakerjaan mencatat, per 27 Mei 2020 sebanyak 3.066.567 pekerja dikenai pemutusan hubungan kerja dan dirumahkan akibat pandemi Covid-19. - Antara/Raisan Al Farisi

Harianjogja.com, JAKARTA - Ekonomi Indonesia pada kuartal ketiga tahun ini diperkirakan akan terkontraksi pada kisaran -2,9% hingga -1,0%. Artinya, ekonomi Indonesia akan memasuki fase resesi karena secara dua kuartal berturut-turut pertumbuhan ekonomi tercatat negatif. Pada kuartal II/2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah negatif 5,32%.

Sementara itu, secara keseluruhan pada  2020, ekonomi diperkirakan akan terkontraksi pada kisaran -1,7 hingga -0,6%. Sebelumnya, pemerintah memproyeksikan masih ada kemungkinan ekonomi Indonesia akan mengarah ke pertumbuhan positif.

BACA JUGA: Jumlahnya Terus Bertambah, Ada 1.146 Klaster Covid-19 di Indonesia

Lantas, apakah ekonomi Indonesia juga akan terancam mengarah ke fase depresi?

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menjelaskan depresi ekonomi merupakan resesi yang terjadi selama satu tahun lebih.

Depresi ekonomi terjadi jika kontraksi ekonomi terus berlanjut. Dampaknya tentu lebih besar dari resesi. Depresi pernah tercatat dalam sejarah, terjadi pada 1929-1934, di mana great depression berlangsung hingga 5 tahun.

BACA JUGA: Cek Rekening, Subsidi Gaji Tahap IV Sudah Cair

Saat ini, Bhima mengatakan beberapa lembaga internasional sudah memprediksi kontraksi ekonomi yang terjadi di banyak negara di dunia karena terpukulnya ekonomi akibat pandemi Covid-19 dapat mengarah ke depresi.

"WTO dan IMF sebelumnya sudah memberi sinyal bahwa kontraksi ekonomi tahun 2020 dapat mengarah pada depresi ekonomi, dilihat dari turunnya volume perdagangan global dan turunnya aktivitas industri dan volatilitas yang tinggi di pasar keuangan," jelas Bhima, Kamis (24/9/2020).

Dilansir melalui Huffington Post, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada 2020 akan terkontraksi pada kisaran -3 persen. Resesi ini merupakan yang terburuk sejak tahun 1930-an.

BACA JUGA: Belum Ada Tanda Pandemi Capai Puncak, Ini Penjelasan Pakar Epidemiologi

Resesi yang terjadi di dunia kali ini memiliki sifat yang lebih unik, yaitu segmen utama ekonomi secara sengaja ditutup karena krisis kesehatan masyarakat, sehingga sulit diprediksi apakah resesi akan mengarah ke depresi.

Bhima mengatakan, dampak yang terlihat dari resesi adalah terjadinya PHK yang masif di hampir seluruh sektor, termasuk fenomena pekerja yang dirumahkan tanpa digaji.

Jika depresi terjadi, bukan hanya PHK massal, tetapi juga terjadi kebangkrutan massal di sektor industri secara permanen, bukan temporer. Kemudian, indikator depresi adalah terjadi deflasi yang cukup dalam, di mana harga barang tidak naik melainkan menurun. "Jadi sebagai perbandingan, tahun 1998 inflasi mencapai 70 persen, tahun 2008 inflasi 11 persen, dan tahun 2020 beberapa bulan justru yang terjadi adalah deflasi seperti pada bulan Juli -0,1 persen dan agustus -0,05 persen," katanya.

Lanjut Bhima, deflasi di tengah situasi resesi ini mengindikasikan sisi permintaan mengalami gangguan, sehingga produsen dan pedagang tidak menaikkan harga, justru menjual dengan harga diskon, khususnya bahan pangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Berita Terkait

Suadesa Festival 2025 di Kawasan Borobudur Gerakkan Perputaran Ekonomi Rp3 Miliar
Volatilitas Pasar Global Butuh Strategi Adaptif dan Optimistis
BI Catat Indeks Keyakinan Konsumen pada April 2025 Meningkat
Bukan Urutan Ke-2, Pengeluaran Warga Kota Jogja Tertinggi Ke-4 Nasional

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  2. SEMARAK SATU DASAWARSA BAPERKA Merayakan Dekade Perawatan Perkeretaapian
  3. Pilkada untuk Siapa?
  4. Sinyal dari Pidato Prabowo

Berita Terbaru Lainnya

Jokowi Datangi Mantan Dosen Pembimbingnya di UGM
Polisi Bakal Tindak Tegas Debt Collector yang Ambil Paksa Kendaraan di Jalan
15 RT dan Sejumlah Ruas Jalan di Jakarta Terendam Banjir, Ini Lokasinya
Pengusaha Apresiasi Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Penanganan Premanisme
Suhu di Makkah Capai 42 Derajat Celcius, Jemaah Calon Haji Indonesia Diminta Gunakan Payung
ASDP Sebrangkan 429.995 Orang Selama Libur Waisak
Mardani Ali Sera Sebut Isu Islamofobia Turut Dibahas dalam Konferensi Ke-19 PUIC
Paus Leo Ajak Jurnalis Serukan Perdamaian dan Hindari Kata Agresif dalam Memberitakan Konflik
BGN Pastikan Korban Keracunan MBG Ditanggung Asuransi
Kadin Bakal Bangun 1.000 Dapur Umum Makan Bergizi Gratis