News

Presiden Prancis Angkat Bicara terkait Pernyataannya yang Dianggap Menghina Islam

Penulis: Oktaviano DB Hana
Tanggal: 01 November 2020 - 06:57 WIB
Arsip Foto. Presiden Prancis Emmanuel Macron mengangkat tangan di depan anjingnya Nemo disela rapat dengan Wakil Kanselir dan Menteri Luar Negeri Jerman di Istana Elysee, Paris, Prancis, Rabu (30/8/2017). - Reuters

Harianjogja.com, JAKARTA - Publik di berbagai belahan dunia bereaksi atas pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina agama Islam. Macron akhirnya angkat bicara ihwal pernyataannya tersebut.

Dalam wawancara dengan Al-Jazeera, dan seperti dilansir Bloomberg, Sabtu (31/10/2020), Macron mengaku bahwa dia memahami perasaan umat Muslim tentang kartun Nabi Muhammad.

Dia pun menegaskan bahwa pernyataannya telah diputarbalikkan sehingga dia seolah-olah mendukung kartun tersebut.

Al-Jazeera melaporkan bahwa Macron mengatakan sebagian besar korban terorisme adalah Muslim. Tindakan teror yang dilakukan atas nama agama itu pun merusak citra Islam.

Baca juga: Soal Larangan Ucapan Natal, SETARA Institute: Konservatisme Menguat di Kauman Jogja

Pemerintah Prancis di bawah kepemimpinan Macron telah berjanji untuk menindak oknum radikal di tengah gencarnya protes umat Islam atas penerbitan kartun yang dianggap menyinggung.

Seperti diketahui, dalam dua pekan terakhir terjadi dua penyerangan brutal di Prancis, yakni di kota Paris dan Nice. Penyerangan di Ibu Kota Prancis menimpa seorang guru bernama Samuel Paty.

Dia dipenggal setelah menunjukan karikatur yang mengejek Nabi Muhammad pada majalah Charlie Hebdo tahun 2015 kepada muridnya di kelas. Samuel mengatakan bahwa membuat atau memperbanyak gambar Tuhan atau Nabi tidak diperbolehkan dalam Islam dan dianggap menghujat.

Pelaku pemenggalan tersebut adalah muridnya, remaja asal Ceko berusia 18 tahun. Dia mengaku melakukan hal tersebut karena sang guru menunjukkan kartun Nabi Muhammad saat mengajar di kelas tentang kebebasan berbicara.

Baca juga: Megawati Sindir Lagi Milenial: Jangan Mejeng Doang

Sekitar dua pekan usai tragedi Paty, seorang pria menyerang sebuah gereja di Nice, Prancis, dengan sebuah pisau dan menewaskan tiga orang pada Kamis (29/10/2020). Salah satu korbannya adalah seorang wanita yang kepalanya nyaris terpenggal.

Menurut polisi, tersangka penyerang adalah pria Tunisia berusia 21 tahun yang belum lama tiba di Eropa. Tersangka memiliki dokumen Palang Merah Italia yang diterbitkan setelah dia tiba.

Presiden Emmanuel Macron mengatakan penikaman itu adalah serangan teroris kelompok Islamis. Berbicara setelah berkunjung ke Nice, Macron mengatakan bahwa penyerangan di negaranya adalah karena nilai-nilai yang dimiliki Prancis, yakni kebebasan dan kesempatan untuk memiliki keyakinan secara bebas dan tidak menyerah kepada teror.

Sementara itu, pada upacara peringatan Paty pekan lalu, Presiden Macron membela Charlie Hebdo. Dia mengatakan bahwa Prancis tidak akan menyalahkan kartun yang dibuat oleh majalah tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis.com/Bloomberg

Berita Terkait

BNPT Arahkan Pencegahan Terorisme ke Tingkat Desa
Terlibat Terorisme, ASN Kementerian Agama Ditangkap Densus 88
Densus 88 Sebut Terduga Teroris di Aceh Terlibat Pendanaan Kelompok Teror
Densus 88 Tangkap 2 ASN Terlibat Terorisme

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
97 Warga Gaza Tewas Akibat Serangan Israel Saat Gencatan Senjata
Uni Eropa Belum Sepakat Beri Pinjaman ke Ukraina
Prabowo: Fasilitas Olah Sampah Jadi Listrik Dibangun di 34 Kota
Trump Minta Rusia dan Ukraina Kembali Bernegoisasi, Hentikan Perang
Viral Pegawai Pajak Diduga Lakukan Premanisme, Ini Respons Dirjen
Polisi Periksa 19 Saksi Terkait Kematian Mahasiswa Unud
Pecatan TNI AL Terlibat Penyekapan di Tangerang
Unud: Tak Ada Tekanan Akademik Dialami Mahasiswa TAS
Begini Kronologi Mobil Petugas Bandara Hong Kong Tertabrak Pesawat