News

Kepala Humas PM Jepang Mundur karena Ditraktir Makan

Penulis: Oktaviano DB Hana
Tanggal: 01 Maret 2021 - 14:57 WIB
Bendera Jepang - Istimewa

Harianjogja.com, JAKARTA - Kepala Hubungan Masyarakat (Humas) untuk Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengundurkan diri setelah mengakui pernah ditraktir makan malam dengan biaya mencapai 70.000 yen (sekitar Rp9,38 juta dengan kurs Rp133,98/yen) oleh media.

Dilansir Independent, Senin (1/3/2021), Makiko Yamada baru-baru ini dimintai penjelasan oleh oposisi di parlemen tentang makan malam pada 2019. Dia bahkan telah dijadwalkan untuk menjawab lebih banyak pertanyaan.

Terkait traktir makan malam itu, Yamada sebelumnya mengatakan tidak ingat atau tidak sepenuhnya menyadari peristiwa itu.

Salah satu tugas Yamada sebagai kepala humas adalah memilih wartawan untuk mengajukan pertanyaan pada konferensi pers Perdana Menteri Yoshihide Suga.

Media yang menraktir Yamada adalah Tohokushinsha Film Corp., perusahaan media yang mempekerjakan putra PM Suga. Hal itu lantas menimbulkan kecurigaan terhadap adanya kronisme di Jepang.

"Menerima makan dan minum yang mewah merupakan pelanggaran terhadap peraturan yang mengatur etika birokrat. Ada beberapa makan malam seperti itu yang diduga diterima oleh para pejabat kementerian, termasuk ongkos taksi," demikian laporan Independent.

Para birokrat kementerian lainnya yang dilaporkan pada jamuan makan malam itu telah dihukum. Presiden Tohokushinsha mengundurkan diri bulan lalu.

Juru bicara pemerintah Katsunobu Kato mengatakan kepada parlemen bahwa Yamada mengundurkan diri. Dia dirawat di rumah sakit selama dua minggu karena sakit dan tidak dapat menjalankan tugasnya, dan Suga menerima pengunduran diri tersebut. Namun, informasi terkait sakit yang diderita Yamada tidak diperinci.

Yamada pernah memegang pekerjaan birokrasi lainnya, termasuk di kementerian yang mengawasi telekomunikasi. Suga adalah seorang menteri di sana sebelum menjadi perdana menteri. Adapun, kementerian ini memiliki kewenangan untuk memberikan hak penggunaan bandwidth kepada lembaga penyiaran.

Kemarahan publik terhadap pemerintahan Suga telah meningkat di tengah skandal dan ketika Jepang terus maju dengan Olimpiade Tokyo meskipun ada pandemi virus Corona atau Covid-19.

Padahal, Yamada telah dilihat sebagai panutan kepemimpinan perempuan di Jepang, negara yang tertinggal dalam kesetaraan gender.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia

Berita Terkait

Hubungan Jepang-China Memanas Usai Pernyataan Takaichi
China Protes Keras Ucapan PM Jepang soal Taiwan
Jembatan Hongqi di China Ambruk, Baru Saja Diresmikan
Eks Kepala Intelijen Korsel Ditangkap Terkait Darurat Militer

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Demi Jaga Petani, 40 Ton Beras Ilegal Disita Sebelum Masuk Batam
Produksi Sampah Tinggi, DKI-Jabar Diminta Sediakan Lahan PSEL
70 Persen Korban Kekerasan Enggan Melapor, Ini Respons Pemprov DKI
KAI Selenggarakan Mudik Motor Gratis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026
Polsek Koja Amankan Tiga Pengamen Pocong yang Resahkan Warga
Serangan Terhadap Konvoi Gubernur Yaman, 5 Tewas
Arab Saudi Akan Buka 2 Toko Alkohol Baru, Termasuk untuk Staf Aramco
Resmi! DKI Berlakukan Larangan Jual Beli Daging Anjing dan Kucing
Shell Hentikan Pembangunan Pabrik Biofuel Rotterdam Gara-gara Ekonomi
Profil Ratu Maxima yang Sedang Berkunjung ke Indonesia