News

Novel Sebut Tahu 'Orang Dalam' Azis Syamsuddin, Ini Reaksi KPK

Penulis: Setyo Aji Harjanto
Tanggal: 16 Oktober 2021 - 11:17 WIB
Novel Baswedan - Antara

Harianjogja.com, JAKARTA - Deputi Penindakan dan Eksekusi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Karyoto mengatakan pernyataan eks penyidik KPK Novel Baswedan yang mengaku mengetahui 'orang dalam' eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin, hanya untuk meramaikan isu tes wawasan kebangsaan (TWK).

Mantan Penyidik KPK Novel Baswedan menegaskan bahwa bekas penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju tidak bekerja sendiri dalam mengamankan perkara di KPK.

"Saya enggak tahu, apakah ini hanya untuk meramaikan teman-teman TWK atau apa maksudnya," kata Karyoto, Jumat (15/10/2021).

Kendati demikian, Karyoto menyatakan bahwa pihaknya sangat terbuka apabila Novel dkk mempunyai bukti soal orang dalam Azis selain Robin, dan mau menyerahkannya ke KPK.

"Kami akan dengan senang hati akan mempelajari apa yang disampaikan Novel," ujarnya.

Novel Baswedan menyebut KPK dan Dewas KPK diberi kewenangan untuk mencari, bukan menunggu diberi bukti terkait dugaan adanya 'orang dalam' eks Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin di tubuh lembaga antirasuah. Hal tersebut disampaikan Novel lewat akun twitter-nya @nazaqistsha.

"KPK & Dewas diberi wewenang utk mencari bukti, bukan menunggu diberi bukti & tdk peduli," kata Novel seperti dikutip lewat akun twitternya, Rabu (6/10/2021).

Novel juga menegaskan bahwa Eks Penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju tidak bekerja sendiri dalam mengamankan perkara di KPK.

"Yang jelas Robin enggak kerja sendiri. Apa masih mau ditutupi?" kata Novel.

Sebelumnya, KPK meminta Novel Baswedan agar melaporkan 'orang dalam' Azis Syamsuddin disertai dengan bukti-bukti ke Dewas.

Hal ini menanggapi cuitan Novel yang menyebut bahwa dirinya lah yang mulai menyelidiki 'orang dalam' Azis Syamsuddin dan melaporkannya ke Dewan Pengawas.

"Bagi pihak-pihak manapun yang mengetahui informasi dugaan pelanggaran etik insan KPK agar bisa melaporkan aduannya ke Dewas dengan dilengkapi bukti-bukti awal yang valid," kata Ali dalam keterangannya, Rabu (6/10/2021).

Diketahui, dalam sidang lanjutan kasus suap penanganan perkara mengungkap Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Azis Syamsuddin mempunyai delapan orang di KPK.

Kedelapan orang itu, disebut bisa diperintahkan Azis untuk kepentingannya 'mengamankan perkara'.

Hal itu terungkap saat jaksa membacakan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Sekretaris Daerah Tanjungbalai Yusmada dalam persidangan dengan terdakwa Stepanus Robin Pattuju dan Maskur Husain, Senin (4/10/2021).

Dalam BAP tersebut berisi percakapan antara Yusmada dengan Wali Kota Tanjungbalai nonaktif, M. Syahrial.

"BAP Nomor 19, paragraf 2, saudara menerangkan bahwa M. Syahrial mengatakan dirinya bisa kenal dengan Robin karena dibantu dengan Azis Syamsuddin Wakil Ketua DPR RI karena dipertemukan di rumah Azis di Jakarta. M. Syahrial juga mengatakan bahwa Azis punya delapan orang di KPK yang bisa digerakkan oleh Azis untuk kepentingan Azis, OTT atau amankan perkara. Salah satunya Robin," ujar jaksa di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (4/10/2021).

Adapun, mantan penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju didakwa menerima uang sejumlah Rp11,02 miliar dan US$36.000 dari sejumlah pihak.

Uang itu diterima oleh Stepanus dari para pihak yang diduga terlibat perkara di KPK. Uang itu diberikan agar Stepanus membantu para pemberi yang tengah terjerat perkara di KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Berita Terkait

Dodi Tegaskan Nadiem Tak Ambil Keputusan Soal Google Cloud
Kejagung dan KPK Kompak Bantah Isu Tukar Guling Perkara
KPK Tegaskan Uang Rp300 M Terkait Korupsi Taspen Bukan Pinjaman Bank
KPK Serahkan Rp883 Miliar Hasil Rampasan ke PT Taspen

Video Terbaru

Berita Lainnya

  1. Panduan Lengkap Slot Online di JendelaToto
  2. Panduan Lengkap Main di Jendelatoto
  3. Main Slot Gacor Mudah Menang 2025
  4. Best Strategies for Togel Players

Berita Terbaru Lainnya

Prabowo Minta Audit Layanan RS Papua, Kasus Ibu Hamil Disorot
Pelaku Pembunuhan Alvaro, Alex Iskandar Tewas di Tahanan
PT di Semarang Diduga Cabuli Remaja, Ayah Laporkan ke Polisi
Belanja Daerah Seret, Prabowo Soroti Dana Rp203 Triliun Mengendap
Malaysia Siap Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun
50 Murid Nigeria Berhasil Kabur dari Penculik St Mary
Permen LH 20/2025 Terbit, Pengawasan Tambang Diperketat
Lebih dari 10 Ribu Warga Mengungsi, Banjir Terburuk Hantam Malaysia
Bareskrim Ungkap Kurir Buang 207 Ribu Ekstasi ke Jurang Tol Sumatra
Korupsi Bansos, KPK Periksa 5 Pendamping PKH dari 3 Kota di Jateng